Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

20 Desa Raih Penghargaan Bebas Stunting Nasional 2023

Media Indonesia
14/11/2023 19:56
20 Desa Raih Penghargaan Bebas Stunting Nasional 2023
Sebanyak 20 desa meraih penghargaan sebagai Desa Bebas Stunting pada 2023.(Dokpri.)

SEBANYAK 20 desa meraih penghargaan sebagai Desa Bebas Stunting pada 2023. Kedua puluh desa tersebut meraih penghargaan sebagai desa yang memiilki inovasi percepatan penurunan stunting dan dinyatakan bebas stunting dalam empat kategori.

Penghargaan kepada 20 desa diberikan pada Pertemuan Nasional Desa Bebas Stunting Award 2023, DI Yogyakarta, pada Senin (13/11/2023) yang digagas Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) Indonesia berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat menyerahkan penghargaan itu mengatakan penghargaan kepada desa atau kampung terpilih yang memiliki upaya konsisten atau inovasi yang berdampak pada penurunan insidensi stunting di wilayahnya. "Selamat kepada para kepala desa yang berhasil membina sehingga desanya berprestasi pada malam hari ini," kata Hasto.

Baca juga: Kaltim Optimistis Turunkan Prevalensi Tengkes ke Angka 12,4%

Adapun pemenang Desa Bebas Stunting Award 2023 kategori Intervensi Sensitif diraih Desa Bontoloe (Sulsel), Kalurahan Mandarsari (Kalsel), Desa Purwosari (Nagan, Aceh), dan Kalurahan Tanjungpinang Barat (Kepri). Sementara kategori Kawasan Tanpa Asap Rokok diraih Desa Kire (Sulbar), Kelurahan Wonotingal (Jateng), dan Kelurahan Boribellaya (Sulsel).

Pemenang kategori pangan lokal diraih Kelurahan Jombangan (Surabaya), Lumban Siagan Julu (Sumut), Desa Pinang Merah (Jambi). Pemenang kategori intervensi spesifik diraih Kelurahan Sidoluhur (Sleman, DIY), Nagari Sinuruik (Sumbar), Desa Ulak Teberau (Sumsel), Kelurahan Jatimulya (Depok, Jabar), Desa Rangkah (Kebumen, Jateng), Desa Kalimatong (NTB), Desa Keban Agung (Muara Enim, Sumsel), Desa Kokoleh (Sulut), Desa Nglandeyan (Blora, Jateng), dan Desa Cileng (Magetan, Jatim).

Baca juga: Sigi Bagikan 500 Telur Ayam kepada Anak yang Rentan Stunting

Hasto mengatakan untuk mencapai kesuksesan dari bonus demografi, perlu memaksimalkan investasi sejak dini yaitu dengan upaya pencegahan stunting. Kaitannya dengan kualitas SDM, tidak hanya sehat raganya tetapi juga sehat jiwa dan mentalnya. Ketika stunting masih tinggi, ini memengaruhi yang lain, Indeks Pembangunan Manusia.

Kondisi pertumbuhan dan perkembangan manusia atau disebut Human Capital Index (HCI) Indonesia, lanjutnya, berada di urutan ke-96 menurut World Bank (2020). Parameter tersebut mengukur sejauh mana organisasi menggunakan, menempatkan, dan mengembangkan kemampuan individu untuk berkinerja dan membuat nilai tambah pada organisasi melalui kompetensi ekspertis dan pengetahuannya disebut juga intellectual capital.

"Kesenjangan stunting masih tinggi dan memengaruhi kualitas SDM sehingga inilah yang menjadi program prioritas. Kita tidak boleh rendah diri, tetapi harus sadar betul stunting menggerus intellectual skill dan menurunkan IQ. Marilah dengan semangat kesadaran membangun manusia ini penting sekali," ucapnya.

Dengan menurunkan stunting, ini dapat meningkatkan kualitas SDM. "Harapannya, highskill tenaga kerja kita naik. Hari ini kita masih low skill-medium skill. Masih jauh dari negara tetangga kita. Stunting menggerus pendapatan per kapita kita karena kelompok stunting berpenghasilan 20% lebih rendah," ungkapnya. 

"Ingat selain stunting, ada mental emotional disorder. Saat ini di antara 100 remaja ada 9,8% remaja yang error, ada 7 dari 1.000 orang yang ODGJ, kasus NAPZA 5,1%. Lalu anak-anak muda menyebut toxic relationship. Perceraian meningkat pesat, pada 2021 ada 581 ribu keluarga. Hati-hati," paparnya.

Dirinya berpesan kepada seluruh peserta kegiatan untuk suksesnya pembangunan manusia. "Terakhir, saya titip lansia. Begitu umur 32 tahun terjadi proses penuaan, pembuluh darah menyempit, tulang bungkuk. Indonesia angka harapan hidup meningkat sehingga lansia semakin banyak. Ini persimpangan yang serius antara populasi yang muda dan tua. Perhatikan dengan baik sebagai dasar membuat kebijakan," ujarnya kepada peserta yang berasal dari desa/kampung/kelurahan/RW (rukun warga) dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Peran desa

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Pusat Adinkes M. Subuh mengungkapkan harapannya desa pemenang awards dapat menjadi contoh nasional dan mempertahakan kualitasnya dengan terus berinovasi menurunkan stunting. "Alhamdulillah dari 176 pendaftar kita mendapatkan 20 desa terpilih dari empat kategori penghargaan," kata Subuh.

Pihaknya berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah terus melakukan pendampingan. "Saya mengucapkan terima kasih kepada BKKBN dan Kemendesa PDTT atas kolaborasinya sehingga terselenggara acara ini," ucap Subuh.

Dirinya menjelaskan tujuan dari kegiatan ini meningkatkan peran desa atau kelurahan dalam upaya penanggulangan stunting melalui rekognisi praktik baik yang dilakukan. "Pemenang penghargaan tidak harus dari desa yang telah bebas atau nol kasus stunting tetapi lebih kepada desa/kampung/kelurahan/RW yang memiliki inisiatif baik dalam mencegah dan mengendalikan kejadian stunting di wilayahnya," jelasnya. (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya