Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KRISIS air bersih yang melanda wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah pada musim kemarau tahun ini terus meluas hingga ke 15 desa di 10 kecamatan. Pada pekan sebelumnya kekeringan hanya terjadi di 10 desa
dalam delapan kecamatan.
Berdasarkan pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung pada Rabu (13/9), 10 kecamatan terdampak krisis air bersih adalah Kecamatan Kranggan, Kandangan, Kaloran, Tembarak,
Selopampang, Pringsurat, Bulu, Tlogomulyo, Bejen, dan Candiroto. Sebelumnya, kekeringan hanya melanda delapan kecamatan, yakni Selopampang, Tembarak, Kaloran, Kandangan, Kranggan, Tlogomulyo, Bulu,
dan Bejen.
"Dua kecamatan yang baru melaporkan mengalami krisis air bersih adalah Candiroto dan Pringsurat," ungkap Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Temanggung, Toifur Hadi, Rabu (13/9).
Baca juga: Garut Perpanjang Status Tanggap Darurat Kekeringan Selama 14 hari
Di Kecamatan Candiroto hanya ada satu Puskesmas mengalami krisis air bersih. Di KEcamatan Bejen ada satu dusun dalam satu desa terdampak kekeringan. Di Kecamatan Bulu krisis air bersih melanda satu sekolah, dan di Kecamatan Tlogomulyo selain satu sekolah, krisis air juga melanda satu dusun dalam satu desa.
Wilayah Kecamatan Kranggan memiliki delapan dusun dalam tiga desa terdampak krisis air bersih. Di Kecamatan Kandangan dan Tembarak masing-masing ada dua desa dan satu sekolah mengalami krisis air bersih. Lainnya, di Kecamatan Kaloran ada satu desa, Kecamatan Selopampang ada tiga sekolah, dan Kecamatan Pringsurat terdapat tiga desa dalam satu dusun terdampak kekeringan.
Baca juga: BMKG Beri Peringatan Dini Potensi Kekeringan di Sumatra Selatan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung sendiri tahun 2023 ini menganggarkan 151 tangki air bersih untuk disalurkan pada masyarakat di daerah yang terdampak kekeringan. Dana tersebut bersumber dari APBD
tahun ini. Droping air bersih dilakukan menggunakan dua unit armada tangki. Setiap harinya rata-rata disalurkan lima tangki atau seitar 25 ribu liter air bersih ke lokasi kekeringan.
Dari 151 tangki air bersih yang dianggarkan Pemkab Temanggung, lanjut Toifur, hingga saat ini telah tersalur 585 ribu tangki. Distribusi air bersih juga dibantu pihak swasta dengan menggunakan anggaran Coorporate
Social Responsibility (CSR) dengan total penyaluran mencapai 55 ribu liter air bersih. Dengan demikian secara keseluruhan sudah tersalur air bersih sebanyak 128 tangki atau 640 ribu liter air bersih.
"Daerah-daerah terdampak kekeringan masih daerah lama yang biasa mejadi langganan kekeringan tiap kali musim kemarau,"kata Tooifur. (Z-10)
Musim kemarau yang panas tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada perangkat elektronik, terutama ponsel.
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB melihat adanya perubahan cuaca Rabu (31/7) ini, yakni potensi hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar daerah daerah di kawasan pegunungan
Dia menambahkan sumber air bersih mulai berkurang dan muncul tenggelam. Warga juga harus berbagi air bersih dari mata air dengan warga dari desa lain, yakni Desa Cipelang.
ribuan hektare sawah yang terancam kekeringan tersebar hampir seluruh wilayah. Namun paling rawan berada di 49 desa dari 6 kecamatan meliputi Sindangkerta, Saguling, Cipongkor, Cipatat
Akibatnya bencana alam kekeringan lahan sawah yang sebelumnya melanda sekitar 100 ha (hektare) di Kabupaten Pidie, kini terus meluas ke Kabupaten Aceh Besar. Itu karena sejak dua bulan terakhir
Perubahan efek cuaca tidak bersahabat akibat peningkatan suhu air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya itu membuat iklim semakin tidak menentu.
Sejumlah desa yang jagungnya gagal panen tersebar di Kecamatan Panceng. Antara lain, lahan di Desa Pantenan, Ketanen, Banyutengah, Prupuh, Wotan, Suwalan, Sumurber, Serah, Sukodono
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat garis kemiskinan Maret 2024 sebesar Rp582.932 per kapita per bulan.
FENOMENA alam El Nino yang diprediksi akan segera kembali terjadi membuat puluhan hektare (ha) tanaman padi sawah di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, terganggu pertumbuhannya.
SAMPAI dengan saat ini, Indonesia masih merasakan dampak dari fenomena El Nino yang telah terjadi beberapa waktu lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved