Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kementan Kibarkan Genta Organik di Bumi Cendrawasih

Mediaindonesia.com
15/4/2023 19:20
Kementan Kibarkan Genta Organik di Bumi Cendrawasih
Pelatihan Manajemen Unit Pengelolaan Pupuk Organik yang digelar Kementerian Pertanian, 11-15 April 2023.(Ist)

KEMENTERIAN Pertanian meluncurkan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) sebagai solusi untuk petani Indonesia atas mahalnya harga pupuk. Genta Organik meliputi penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk hayati, penggunaan pembenah tanah, dan pemupukan berimbang.

Tak hanya sebagai solusi atas mahalnya pupuk, program Genta Organik juga dirancang sebagai upaya untuk rehabilitasi tanah. Sebab, eksploitasi lahan pertanian secara intensif yang berlangsung secara terus menerus selama bertahun-tahun telah mengakibatkan penurunan kesuburan dan sifat fisik maupun kimia tanah.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dalam pertanian, menjadi kewajiban petani untuk memelihara tingkat kesuburan tanah.

"Kalau kesuburan turun, mikroba turun, produksi juga akan turun. Kita berharap produksi terus meningkat. Caranya, perbaiki pupuk kita jangan pupuk kimia saja. Kita dahului beri makan dan nutrisi tanah dengan pupuk organik, hayati dan pembenahan tanah," jelasnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan, Genta Organik merupakan gerakan yang mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri.

"Genta organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk anorganik. Boleh menggunakan pupuk kimia, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang," tutur Dedi dalam keterangannya, Sabtu (15/4).

Dikatakannya, salah satu upaya Kementan untuk mendukung petani dalam menyediakan pupuk organik secara mandiri, salah satunya dengan memfasilitasi kegiatan Pelatihan Manajemen Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO).

Pemberian pupuk kimia (anorganik) secara terus menerus untuk mengejar tingkat produktivitas, tanpa diimbangi dengan upaya-upaya memperbaiki kondisi fisik tanah melalui penambahan bahan organik menyebabkan kandungan bahan organik tanah menurun, kerusakan struktur tanah dan aerasi tanah berkurang.

Hal ini mengakibatkan penurunan kemampuan tanah dalam menyimpan dan melepaskan hara dan air bagi tanaman, sehingga mengurangi efisiensi penggunaan pupuk dan air irigasi, kondisi ini dikenal sebagai tanah sakit (soil sickness).

Menyikapi terjadinya degradasi mutu lahan pertanian tersebut, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Pupuk organik berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika dan biologi tanah serta sebagai sumber nutrisi tanaman.

Pupuk organik yang telah dikomposkan dapat menyediakan hara dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dalam bentuk segar, karena selama proses pengomposan telah terjadi proses dekomposisi yang dilakukan oleh beberapa macam mikroba. Sumber bahan kompos antara lain berasal dari limbah organik seperti sisa-sisa tanaman (jerami, batang dan dahan), sampah rumah tangga serta kotoran ternak (sapi, kerbau, kambing, ayam).

Dalam kerangka itu pula, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Peternakan dan Perikanan (Dinas TPHPP) Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua, menyelenggarakan pelatihan ini yang dilaksanakan selama lima hari efektif mulai 11-15 April. Ada lima peserta yang merupakan petani pengelola UPPO.

Kegiatan Pelatihan Manajemen UPPO dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan peserta pelatihan dalam meningkatkan produktivitas dan produksi usaha taninya. Serta meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani dan mendukung program pemerintah di bidang pertanian, yaitu Genta Organik.

Acara sendiri dibuka oleh Kepala Balai, Ajat Jatnika, didampingi Sub Koordinator dan Widyaiswara BBPP Lembang. Dikatakan Ajat, pihaknya terus berupaya agar kompetensi SDM meningkat, yang tujuan akhirnya meningkatkan produktivitas pertanian.

"Sebagai UPT pelatihan, BBPP Lembang diharapkan dapat memberi dampak kepada stakeholder dalam hal peningkatan kompetensi SDM serta produksi dan produktivitas pertanian," kata Ajat saat membuka pelatihan secara resmi.

Selama berlatih, peserta memperoleh materi secara klasikal dan praktik dari fasilitator Widyaiswara BBPP Lembang dan Ketua P4S terpadu Ikamaja tentang pertanian organik, mulai dari pembuatan aktivator, mikroorganisme lokal dan eco-enzime, pembuatan pupuk organik dan pembuatan kompos mix hayati dan pemasaran pupuk organik, serta materi manajemen Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO).

Kepala Bidang TPHPP, Afredy Boyke, menyampaikan, pelatihan ini sangat bermanfaat karena memberikan pemahaman kepada petani cara membuat pupuk organik yang baik dan berkualitas, efisien dan memiliki nilai jual. (RO/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya