Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMERINTAH Provinsi Sumatera Utara melirik pemanfaatan daun kelor sebagai salah satu solusi alternatif mengatasi angka stunting di wilayahnya. Upaya ini mengikuti inovasi dalam hal pemenuhan nutrisi dan gizi anak.
"Inovasi ini salah satunya dengan menggunakan daun kelor," ujar Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, Jumat (4/11/2022)
Daun kelor adalah tanaman yang berasal dari suku Moringaceae. Daun ini berukuran kecil serta memiliki bentuk oval dan bertangkai. Tinggi pohon bisa mencapai 11 meter dengan ujung ranting dihiasi bunga berwarna kuning beraroma semerbak.
Kelor dikenal di seluruh dunia sebagai tanaman bergizi dan WHO telah memerkenalkannya sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi. Berbagai negara di dunia, khususnya Benua Afrika, sudah memanfaatkan daun kelor menjadi suplemen untuk ibu menyusui. Daun kelor juga diberikan kepada bayi untuk membantu tumbuh kembangnya.
Asupan makanan bervitamin sangat dibutuhkan bagi bayi dan ibu hamil. Dan salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan daun kelor. "Daun ini banyak mengandung vitamin di dalamnya," ujar Wagub.
Menurutnya, inovasi pemanfaatan daun kelor sebagai salah satu solusi mengatasi stunting di Sumut masuk akal untuk dilaksanakan. Hal itu karena provinsinya memiliki kondisi tanah yang cocok untuk budidaya daun kelor.
Terlebih sudah ada pelaku usaha di Sumut yang menggarapnya, seperti Keloria Moringa. Syahrani Devi, Pemilik Keloria Moringa, mengungkapkan Sumut sebenarnya merupakan satu dari enam daerah di Indonesia yang menjadi sentra penghasil daun kelor.
Dia mengapresiasi rencana Pemprov Sumut yang ingin agar pemanfaatan daun kelor menjadi salah satu alternatif solusi mengatasi stunting. Dirinya pun memastikan akan mendukung penuh rencana tersebut.
Selain dapat membantu menekan angka stunting, bagi dia pemanfaatan daun kelor juga sebagai salah satu upaya memajukan kearifan lokal untuk meningkatkan kesehatan dan perekonomian masyarakat. Apalagi daun kelor sangat mudah tumbuh di wilayah Sumut dan penanaman perdana, kelor sudah bisa dipanen pada usia empat bulan.
"Jadi dia model panennya itu dipangkas. Setelah panen perdana, bisa dipanen lagi setelah 30-40 hari," kata Syahrani.
Inovasi lain datang dari PT Mega Media Pharmaceuticals. Melalui kerja sama dengan Universitas Sumatera Utara, perusahaan itu mampu menghasilkan albumin dari ikan gabus yang diyakini mampu mencegah stunting.
Suplemen albumin tersebut menggunakan genetik ikan gabus unggul yang mudah dibudidayakan. Albumin adalah istilah yang digunakan untuk segala jenis protein monomer yang larut dalam air atau garam dan mengalami koagulasi ketika terpapar panas.
Dalam produk suplemen tersebut ekstrak ikan gabus dikombinasikan dengan meniran dan temulawak. Agar semakin meningkatkan daya tahan tubuh ditambahkan pula beberapa bahan herbal lain.
Saat ini produk suplemen tersebut berbentuk kapsul dan sirup. Namun mereka juga sedang mengembangkan bentuk lain, yakni albumin injeksi. (OL-13)
Hasil inovasi mereka, disosialisasikan kepada para ibu anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Bangsri, Kecamatan Bulakamba, Brebes.
Jika subsidi BPJS Kesehatan dipangkas demi Makan Bergizi Gratis, perbaikan kinerja keuangan yang sedang dilakukan BPJS Kesehatan juga berpotensi terganggu.
Mahasiswa IPB membuat inovasi berupa abon telur agar anak-anak balita bisa mengonsumi telur dalam bentuk lain guna pemenuhan gizi mereka. Ini upaya pencegahan stunting di Kabupaten Brebes.
Perlu kerja pentahelix dan sinergi kolaborasi untuk membangun komitmen yang kuat dalam penanganan dan pencegahan stunting. Termasuk dukungan regulasi
Pada Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini, fokus utama adalah melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya dan stunting.
Kementerian Kesehatan mengatakan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 adalah momentum untuk memperkuat perlindungan terhadap anak-anak Indonesia, terutama dari stunting dan polio.
Daun kelor ternyata menyimpan banyak manfaat bagi ibu menyusi dan asi yang dihasilkan. Simak penjelasannya berikut.
Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel.
Tahukah kamu, daun kelor, atau yang dikenal juga sebagai Moringa oleifera, memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan kulit?
Daun kelor mengandung 64 kalori untuk setiap 100 gramnya, dan memiliki berbagai nutrisi,
Daun kelor ini mengandung vitamin B6, vitamin C, zat besi hingga ribofalvin. Manfaat mengkonsumsi daun kelor, imunitas atau daya tahan tubuh kita menjadi meningkat.
Orang tua di zaman dahulu sering memanfaatkan daun kelor mulai dari membuat sayur sampai bahan obat. Simak, berikut khasiat atau manfaat daun kelor telah tersohor sejak ribuan tahun lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved