Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

BNPB Ingatkan Daerah Waspada Tanah Longsor

Atalya Puspa
11/1/2021 01:50
BNPB Ingatkan Daerah Waspada Tanah Longsor
Tanah longsor menimbun permukiman di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kemarin.(ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi tidak berhenti mengingatkan warga masyarakat untuk siap siaga dan waspada menghadapi potensi banjir dan tanah longsor.

Hal itu dikemukakan Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan untuk meminimalkan ancaman dan dampak bencana tanah longsor seperti di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Sabtu (9/1) sekitar pukul 19.30 WIB.

“BPBD provinsi menginstruksikan BPBD kabupaten/kota menyiapkan langkah dan upaya kesiapsiagaan untuk mencegah baik banjir maupun tanah longsor,” kata Lilik dalam keterangan resminya di Jakarta, kemarin.

BNPB mengharapkan pemerintah daerah mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumber daya seperti sumber daya manusia, peralatan, dan logistik permakanan agar pelayanan terhadap korban bencana tetap mengedepankan kecepatan dan kualitas.

Bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang, Sabtu, terjadi dua kali dengan selang waktu sekitar 3 jam. Kejadian pertama berlangsung pukul 16.00, tetapi tidak menimbulkan korban jiwa.

Peristiwa kedua yang terjadi sekitar pukul 19.30 mengakibatkan korban luka 18 orang dan 19 meninggal dunia, di antaranya Danramil Cimanggung Kapten Inf Setio Pribadi dan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumedang.

“Saat itu mereka berada di lokasi untuk merespons longsoran pertama. Berdasarkan informasi BPBD, diperkirakan, banyak orang masih tertimbun oleh tanah longsor yang terjadi di malam hari,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati.

Longsoran pertama terjadi karena tingginya curah hujan dan kondisi tanah tidak stabil. Longsoran susulan terjadi saat petugas masih mengevakuasi korban di sekitar area longsoran pertama.

Sumber: BNPB/Tim MI/Riset MI-NRC/Grafis: SENO

 

 


Relokasi

Kabupaten Sumedang termasuk wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor kategori sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis Inarisk, sebanyak 26 kecamatan teridentifi kasi berpotensi bahaya dengan kategori tersebut. Luas bahaya sekitar 60.872 hektare.

Kepala BNPB Doni Monardo mengharapkan kesadaran warga masyarakat Desa Cihanjuang agar bersedia untuk direlokasi.

“Kawasan itu adalah zona merah. Masyarakat harus ikhlas melepaskan rumah dan tanahnya untuk direlokasi di tempat baru,” ungkap Doni di lokasi bencana, kemarin.

Pada kesempatan itu Doni menyampaikan skema bantuan dari pemerintah pusat untuk kerusakan rumah dengan kategori rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan. Pemerintah memberikan bantuan stimulus bagi warga yang menderita rumah rusak berat sebesar Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta, dan rusak ringan Rp10 juta.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak Oktober 2020 telah memprediksikan puncak musim hujan terjadi pada Januari-Februari 2021.

“Saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 93% dari 342 zona musim, telah memasuki musim hujan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, kemarin.

Sementara itu, Kementerian Sosial telah memberikan bantuan kepada korban tanah longsor di Desa Cihanjuang berupa logistik sebesar Rp888.671.350, beras dengan nilai Rp31.800.000, dan santunan ahli waris untuk 19 orang yang meninggal sebesar Rp15 juta per orang.

Bantuan logistik terdiri atas tenda serbaguna keluarga sebanyak 10 unit, pelbet 150 unit, matras 1.200 lembar, kasur 600 buah, dan selimut 1.000 lembar. (Wan/AD/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya