Amankan Pasokan Beras, Percepat Musim Tanam Kedua

MENTERI Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya melakukan gerakan percepatan tanam padi di lahan seluas 5,6 juta hektare yang tersebar di 33 provinsi.

Langkah itu bertujuan mengamankan pasokan beras di tengah pandemi korona (covid-19), sekaligus mengantisipasi ancaman gagal panen akibat kemarau. Dengan mempercepat musim tanam, Dia menargetkan produksi beras pada Juli-Desember 2020 sekitar 15 juta ton atau paling rendah sekitar 13,2 juta ton.

"Kebutuhan beras nasional sampai akhir Desember 2020 stok beras masih akan tersedia sebanyak 4,7 juta ton," katanya saat menyampaikan sambutan di hadapan petani di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (29/5).

Menurutnya, ada tiga program alternatif untuk mengamankan pangan masyarakat yakni optimalisasi lahan rawa 400 ribu hektare yang diperkirakan dapat menghasilkan 1,2 juta ton beras, diversifikasi pangan, dan membuat lumbung pangan di setiap provinsi.

Baca juga ;Sumsel Alihkan Anggaran Untuk Insentif Nakes Covid-19

Untuk NTT, harus punya lumbung pangan, dan setiap kecamatan akan terkoneksi. "Kementan membuat konstraling (komando stategi penggilingan), akan menjadi lumbung pangan yang ada di kecamatan," ujarnya.

Menurutnya, selama pandemi covid-19 sektor pertanian tetap berproduksi.Dalam kunjungan kerja di NTT tersebut, kementan menyarahkan bantuan 43 unit traktor roda dua dan satu escavator, serta 11.845 dosis semen beku, terdiri dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang 6.000 dosis dan dari

Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari sebanyak 5.843 dosis, dan N2 Cair sebanyakk 15.795 liter. Nilai bantuan yang diserahkan tersebut sebesar Rp103 miliar.

 "Dalam 100 hari lagi kita mau lihat perkembangan NTT," katanya. (OL-2)