Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Adaptasi Tradisi Ketika Pandemi Terjadi

Liliek Dharmawan
26/5/2020 06:42
Adaptasi Tradisi Ketika Pandemi Terjadi
Komunitas Adat Kejawen Kasepuhan Kalitanjung Banyumas mengadakan sungkeman selama pandemi dengan membatasi hanya 15 orang.(MI/Liliek Dharmawan )

KOMUNITAS Adat Kejawen Kasepuhan Kalitanjung di Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) beradaptasi ketika pandemi terjadi. Suasana pagebluk membuat komunitas tersebut harus mengikuti protokol penanggulangan covid-19. Mereka tetap melaksanakan agar tradisi tetap lestari. Ketua Komunitas Adat Kasepuhan Kalitanjung Kyai Muharto mengungkapkan dalam kondisi normal, biasanya mereka berkumpul hingga ratusan orang. Kemudian membawa berbagai macam makanan yang dimasukkan ke dalam tenong.

"Biasanya yang hadir sampai ratusan. Ada acara membawa pusaka, sungkeman, dan tumpengan. Tetapi karena saat ini ada korona, maka peserta yang diperbolehkan mengikuti ritual acara hanya 15 orang saja," jelas Muharto pada Senin (25/5).

Muharto mengatakan pihaknya pada malam harinya menggelar takbir dengan cengkok Jawa. Acara itu digelar dengan meminimalkan jumlah peserta. Kalau tahun lalu bisa sampai 60-an orang, maka pada Minggu (24/5) malam kisaran 15 orang saja. 

"Termasuk tradisi sungkeman dan kepungan yang juga dibatasi hanya 15 warga. Saat melaksanakan kepungan dan sungkeman, maka harus tetap menjaga jarak dan mengenakan masker," katanya seraya menambahkan bahwa jatuhnya Idul Fitri berdasarkan perhitungan Aboge, sehingga baru Senin dilaksanakan ritual.

Dalam tradisi sungkeman, mereka tidak melakukan kontak fisik, guna memenuhi protokol kesehatan dalam penanggulangan Covid-19. Selain menggelar sungkeman dan kepungan, komunitas adat itu juga mengarak pusaka Kyai Bonjok dari rumah adat Bale Malang menuju rumah Kades. Kepala Desa (Kades) Tambaknegara, Sulam, mengatakan bahwa dalam ritual memeringati Idul Fitri, komunitas adat di sini berbeda ritualnya.

"Komunitas Adat Kasepuhan Kalitanjung pada umumnya sudah tua, karena paling muda umurnya 65 tahun. Rata-rata usianya 76 tahun dan paling tua 120 tahun," jelasnya.

baca juga: Pasar Tradisional Sumbang 20 Kasus Positif Covid-19 di Tuban

Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono yang hadir dalam perayaan tersebut mengaku terkesan dengan kepatuhan warga adat Kasepuhan Kalitanjung terhadap protokol kesehatan. 

"Mereka tertib dengan mengenakan masker dan melakukan pembatasan mereka yang datang. Mereka juga mengenakan masker dan tidak kontak fisik saat sungkeman," tambahnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya