Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

World Bank Puji Pariwisata Banyuwangi Berkelanjutan

Usman Afandi
02/7/2019 14:31
World Bank Puji Pariwisata Banyuwangi Berkelanjutan
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai memaparkan kemajuan daerahnya dari sektor pariwisata di hadapan Bank Dunia.(Dok Pemkab Banyuwangi )

WORLD Bank mengapresiasi kemajuan Kabupaten Banyuwangi di sektor pariwisata yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi rakyat di sana.

"Baru saja di forum World Bank kami paparkan pengalaman Banyuwangi. Dengan kunci utamanya adalah pariwisata yang menyejahterakan sehingga dampak ikutannya adalah terjaganya keberlanjutan kawasan dan pelestarian budaya. Rakyat merasakan dampak kesejahteraan," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat memaparkan hasil pertemuan dengan World Bank, Selasa (2/7).

"Jika masyarakat tak merasakan kesejahteraan dari pariwisata, apapun program yang dijalankan tidak akan sukses. Tentu di Banyuwangi ada program yang sukses, ada yang kurang. Semua berproses. Tapi secara umum, ekonomi rakyat naik karena pariwisata," imbuh Anas.

Pada acara forum peluncuran laporan Indonesia Economic Quarterly tersebut, dihadiri Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Rodrigo A Chaves, Deputi Kemenko Kemaritiman Syafri Burhanudin, dan ekonom utama Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander.

Berdasarkan data Badan Pusat Stastik (BPS), pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi naik 134% dari Rp20,8 juta pada tahun 2010 menjadi Rp48,7 juta pada 2018. Adapun kemiskinan Banyuwangi yang sebelumnya selalu dua digit berhasil ditekan hingga kini di level 7%.  

"Peningkatan income per kapita dan penurunan kemiskinan salah satu pendorong utamanya adalah pariwisata," ujarnya.

Anas mengatakan, dengan pelibatan masyarakat serta terdistribusinya kesejahteraan, pariwisata bisa mewujudkan visi berkelanjutan secara ekologis. Contoh nyatanya adalah destinasi Bangsring Underwater. Warga yang semula mengebom ikan kini menjadi pengelola destinasi konservasi bahari tersebut.

"Di Bangsring Underwater, warganya luar biasa. Istilahnya, dulu warga di sana mengebom ikan untuk membeli roti, sekarang beli roti untuk memberi makan ikan. Itu karena pariwisata terbukti menyejahterakan," paparnya.

Dia menambahkan, aspek penting yang juga menjadi indikator pariwisata berkelanjutan adalah lestarinya seni-budaya rakyat. Di Banyuwangi, berbagai seni-budaya berbasis kearifan lokal rakyat tumbuh subur.  Sebagian besar difasilitasi pemerintah daerah lewat festival skala nasional dan internasional.

"Tari Gandrung, misalnya, dirayakan lewat Festival Gandrung Sewu yang diikuti ribuan penari dan dibanjiri wisatawan. Kearifan lokal sejak ratusan tahun lalu digelar semarak. Selain wujud penghargaan terhadap tradisi, itu juga menjadi sarana menjaga keberagaman dan bahkan menggerakkan ekonomi dengan hadirnya wisatawan," jelas Anas.

baca juga: Polres Banyumas Sikat Praktik Perjudian Di Pilkades

Dengan kebijakan pariwisata berkelanjutan itulah, Banyuwangi diganjar penghargaan kebijakan pariwisata terbaik dari Badan Pariwisata PBB (UNWTO).

"Di forum Bank Dunia kami juga mengundang para pemimpin mereka, ekonom, analis ekonomi, pemangku kepentingan lain untuk datang ke Banyuwangi. Alhamdulillah responsnya bagus. Beberapa duta besar yang hadir di forum Bank Dunia itu juga akan berkunjung ke Banyuwangi," pungkas Anas. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya