Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Perwakilan Warga Bali Berdoa untuk BTP

Arnoldhus Dhae
24/1/2019 16:09
Perwakilan Warga Bali Berdoa untuk BTP
(ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

PULUHAN perwakilan rakyat Bali dari berbagai elemen masyarakat menggelar doa bersama di hari keluarnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP). Doa yang berlangsung di Hotel Inna Bali itu dipimpin beberapa pemimpin agama dari unsur Hindu, Kristen, dan Muslim.

Rakyat Bali mendoakan BTP bebas agar kerap diberi kekuatan, kesehatan, serta jalan yang baik untuk kiprah selanjutnya. Doa dikoordinir oleh salah satu kuasa hukum BTP asal Bali I Wayan Sudirta. Ia pun menyebut doa bersama ini dilakukan untuk mempererat jaringan pendukung BTP.

"Saya bukan membela minoritas, tetapi membela pejabat negara. Dia itu simbol kebhinekaan, simbol orang minoritas yang menerima banyak tekanan. Kalau tidak dibela dengan baik, maka hal yang sama akan terjadi di kemudian hari, kaum minoritas akan kalah terus, terus dilawan dengan demo saja, maka hukum akan mengikutinya," ujar Wayan Sudirta, Kamis (24/1).

Sudirta menegaskan jika minoritas bisa diadili karena tekanan dan tidak dibela maka akan bermunculan korban-korban serupa berikutnya. Tak perlu dengan hukum, cukup demonstrasi lalu seseorang bisa menjadi tersangka.

Sudirta pun menjelaskan di Indonesia tidak ada minoritas yang mutlak. Contohnya, di Bali, mayoritas beragama Hindu, sementara agama lainnya merupakan minoritas. Pun sebaliknya, di Jawa, Islam menjadi mayoritas.

"Kalau ada apa-apa orang muslim di Bali, saya bela juga. Hak asasi orang dihargai lah. BTP tidak menghendaki kalau dia dilahirkan sebagai Tionghoa atau Kristen. Tetapi BTP tidak bisa menolak kelahiran itu. Dia hanya kebetulan orang Tionghoa yang kristen. Apakah itu harus diperlakukan secara sewenang-wenang," ungkapnya.

Ia pun menyamakan BTP dengan Nelson Mandela. Terkait penahanan ini, orang-orang pun pasti akan langsung teringat pada Soekarno.

"Orang boleh dikurung sementara, tetapi tidak untuk selama-lamanya. Hukuman itu bisa menipu sebagian orang, tetapi bukan untuk semua orang. BTP tidak akan diam, dia akan berkiprah, tetapi saya tidak bisa menyebut apa kiprahnya setelah ini," tukasnya.

Baca juga: BTP tak Ambil Hak Bebas, Kalapas Cipinang: Ini Pengalaman Luar Biasa

Ia meminta semua pendukung BTP agar selalu berkoordinas, menyatukan persepsi, dan membangun komunikasi.

"Wahai pendukung BTP dari seluruh dunia, khususnya di Bali dan Indonesia. Berkoordinasilah. Tidak ada manfaat kalau tidak berkoordinasi. Berarti tidak bisa menunjukkan kekuatan apapun kalau tidak koordinasi," sambungnya.

Sudirta tidak menjelaskan kiprah BTP setelah keluar dari penjara. Namun, sudah banyak tawaran di bidang bisnis yang belum juga mendapat jawaban BTP.

"Dia juga tidak pernah menyatakan dukungan ke Jokowi. Tetapi anda tahu lah. Tidak perlu dijelaskan," pungkasnya.

Dalam sebuah diskusi politik dengan BTP, Sudirta mendapat banyak pendidikan. Salah satunya, ketika BTP menceritakan jika selama terjun di dunia politik tidak pernah kalah yakni menjadi Bupati Belitung Timur dua periode, anggota DPR RI satu periode, dan Gubernur DKI satu periode.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya