Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEORANG dokter spesialis anak Hapsari, menyarankan penggunaan konsep KLMNOPR untuk mengenali gejala demam berdarah (DB) pada anak. Konsep ini mencakup berbagai gejala yang harus diwaspadai.
Dalam acara "Anak Demam? Jangan Sampai Kecolongan, Kenali Tanda Demam Berdarah!" yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu, Hapsari menjelaskan bahwa demam merupakan respons tubuh terhadap infeksi maupun non-infeksi.
Menurut Hapsari, demam berdarah memiliki sejumlah gejala yang dapat diidentifikasi dengan singkatan KLMNOPR.
Baca juga : Waspada, Jumlah Gigitan Nyamuk Naik 2,5 Kali Lipat Saat Cuaca Panas
"K untuk kepala pusing, L untuk lemah, M untuk muntah-muntah," jelas Hapsari.
Ia menambahkan, NO untuk nyeri otot atau nyeri kepala, P untuk perdarahan seperti mimisan atau bintik-bintik, dan R untuk ruam.
Ruam pada demam berdarah kadang menyerupai ruam rubella, dengan bintik merah di badan atau wajah. Jika dua hingga tiga gejala muncul bersamaan, segera lakukan pengecekan laboratorium dalam waktu 3x24 jam sejak demam mulai.
Baca juga : Warga Dewasa Dianjutkan Vaksinasi Demam Berdarah
"Pada tiga hari pertama demam berdarah, biasanya belum ada perubahan laboratorium. Hemoglobin, leukosit, dan trombosit masih normal. Begitu masuk fase kritis setelah demam, trombosit turun dan terjadi perembesan plasma, yang membuat kadar hemoglobin dan hematokrit naik," kata Hapsari.
Berbeda dengan demam akibat infeksi bakteri seperti tifus atau infeksi saluran kemih, demam pada demam berdarah bisa naik turun dalam waktu singkat. Jika ini terjadi, perlu waspada.
Deteksi dini demam berdarah sangat penting agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat. Keterlambatan diagnosis dan terapi dapat memperburuk kondisi, bahkan bisa berakibat fatal.
Baca juga : Dokter Sarankan Anak-Anak Dapatkan Vaksin Demam Berdarah
Hapsari mencatat peningkatan kasus DB pada Januari-Maret 2024 sebesar 50% dibandingkan tahun 2023, dengan angka kematian yang juga meningkat hampir setengah kali lipat.
Peningkatan ini disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu, seperti hujan di musim kemarau, yang menyebabkan nyamuk berkembang biak lebih banyak.
Selain metode 3M+, kini pencegahan demam berdarah juga dilakukan melalui vaksinasi. (Ant/Z-10)
Ancaman tersebut mulanya ada di wilayah tropis dan subtropis di Amerika. Bahkan pada tahun 2005 lebih dari 500 orang di wilayah tersebut terkena virus oropouche.
Demam pada anak merupakan kondisi yang sering kali membuat orang tua khawatir. Penting untuk mengetahui cara mengatasinya dengan tepat.
Vaksin polio tidak memiliki laporan KIPI atau kejadian setelah imunisasi serius.
Akan lebih baik bila orangtua menyalakan pendingin ruangan dan mengenakan baju yang berbahan tipis pada anak ketika demam dibandingkan terburu-buru memberi paracetamol.
Orangtua dapat menampilkan simulasi rasa atau tata cara meminum obat tersebut sambil meyakinkan anak bahwa obat yang dikonsumsi tidak pahit dan bermanfaat.
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Ada tiga fase DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi, masyarakat harus memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved