Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DUA menteri sayap kanan Israel mengancam akan mundur dan membubarkan koalisi pemerintahan jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui proposal gencatan senjata di Gaza yang diungkapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada hari Jumat.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengatakan mereka menentang kesepakatan apa pun sebelum Hamas dihancurkan.
Pemimpin oposisi Yair Lapid telah berjanji untuk mendukung pemerintah jika Netanyahu mendukung rencana tersebut.
Baca juga : Benjamin Netanyahu Menolak Kritik Joe Biden terhadap Kebijakan Perang Israel di Gaza
Keduanya secara eksplisit menolak gencatan senjata segera seperti yang ditawarkan Biden.
Perdana Menteri sendiri menegaskan tidak akan ada gencatan senjata permanen sampai kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dihancurkan dan semua sandera dibebaskan.
Ben Gvir menilai tawaran Biden tersebut sebagai tindakan 'sembrono' dan 'kemenangan bagi terorisme' yang dianggapnya membahayakan keamanan Israel.
Baca juga : Netanyahu Kembali Perang Usai Gencatan Senjata
"Jika perdana menteri menerapkan kesepakatan sembrono berdasarkan ketentuan yang diumumkan hari ini, yang berarti berakhirnya perang dan menyerah dalam membasmi Hamas, Otzma Yehudit akan membubarkan pemerintah," kata Ben Gvir dilansir CNN.
Otzma Yehudit merupakan partai sayap kanan yang dipimpin oleh Ben Gvir dan kini membantu menopang mayoritas Netanyahu di parlemen.
Sementara Smotrich mengungkapkan telah menjelaskan kepada Netanyahu tidak akan menjadi bagian dari pemerintahan jika mengakhiri perang tanpa menghancurkan Hamas dan mengembalikan semua sandera.
Baca juga : Netanyahu Bentuk Kabinet Perang untuk Invasi Darat Gaza
Smotrich menuntut agar pertempuran terus berlanjut hingga penghancuran Hamas dan kembalinya semua sandera, serta terciptanya realitas keamanan yang benar-benar berbeda di Gaza dan Lebanon.
Sebelumnya, Bidan mengusulkan proposal gencatan senjata secara permanen antara Israel dan Hamas. Biden menawarkan gencatan senjata tiga tahap.
Tahap pertama Israel dan Hamas akan melakukan gencatan senjata selama enam pekan. Selama masa ini kedua pihak bakal berunding untuk menghentikan perang secara permanen di Gaza.
Baca juga : Korban Tewas Berjatuhan, Palestina 687 Orang dan Israel 900 Orang
Perundingan bisa lebih dari enam pekan dan Biden mengusulkan gencatan senjata tetap dilakukan sampai ada keputusan.
Tahap kedua yakni Hamas membebaskan semua sandera dan militer Israel menarik diri dari Gaza. Lalu tahap ketiga adalah rekonstruksi besar-besaran yang melibatkan Palestina.
Namun belakangan ini Netanyahu, menegaskan negaranya akan terus melanjutkan perang hingga semua tujuannya tercapai. (CNN/Z-8)
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha mendapatkan dukungan berkelanjutan untuk perang di Gaza.
Pigai selain menemui anak-anak korban perang juga bertemu dengan otoritas Ukraina seperti Ombudsman Anak dan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Pemimpin-pemimpin G7 mengeluarkan peringatan keras terhadap Tiongkok, menuding dukungan terhadap industri pertahanan Rusia memungkinkan Moskow melanjutkan perang di Ukraina.
Ukraina menolak usulan perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa jam setelah ditawarkan, dengan alasan tidak ada 'usulan perdamaian' baru dari Moskow.
Beberapa film luar negeri yang selalu menjadi favorit adalah action dan trilogi. Untuk film action ini tentunya memiliki berbagai jenis, seperi perang hingga pembunuhan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved