Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Anggota Knesset Mundur, Pemerintah Israel Kini Minoritas dalam Parlemen

Mediaindonesia.com
19/5/2022 21:17
Anggota Knesset Mundur, Pemerintah Israel Kini Minoritas dalam Parlemen
Anggota Knesset Israel dari Partai Meretz Mossi Raz ikut berdemonstrasi bersama aktivis Palestina, Israel, dan asing untuk Sheikh Jarrah.(AFP/Ahmad Gharabli.)

SEORANG anggota parlemen Arab Israel sayap kiri mundur dari koalisi pemerintahan pada Kamis (19/5). Alasannya antara lain agresi polisi pada pemakaman seorang reporter Al Jazeera. Langkahnya itu menjadikan pemerintah menjadi minoritas di parlemen.

Keputusan Ghaida Rinawie Zoabi dari partai Meretz yang moderat membuat koalisi yang dipimpin oleh Perdana Menteri sayap kanan Naftali Bennett hanya memiliki 59 dari 120 kursi di parlemen Israel, Knesset. Namun, perkembangan tersebut tidak serta-merta menunjukkan bahwa koalisi--aliansi partai-partai mulai dari sayap kanan Yahudi dan moderat, hingga partai Muslim Arab--akan runtuh.

Menyetujui mosi untuk membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan baru membutuhkan 61 suara. Beberapa anggota parlemen oposisi, termasuk Zoabi dan anggota Daftar Gabungan Arab (Arab Joint List), sangat menentang pemimpin oposisi saat ini, mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu.

Netanyahu--yang menjabat dari 1996 hingga 1999 dan sekali lagi dari 2009 hingga Juni 2021--blak-blakan tentang keinginannya untuk menggulingkan pemerintah Bennett, memaksakan pemilihan baru, dan kembali berkuasa. Namun prospek 61 anggota parlemen oposisi yang mendukung pemilihan baru yang dapat mengembalikan Netanyahu ke tampuk kekuasaan masih jauh dari pasti.

Baca juga: Mahasiswa Hamas Rayakan Kemenangan Jajak Pendapat Universitas Tepi Barat

Dalam surat yang mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan koalisi, Zoabi mengatakan, "Berkali-kali para kepala koalisi telah mengambil sikap agresif, kaku, dan sayap kanan mengenai isu-isu dasar paling penting bagi masyarakat Arab." Dia merujuk pada kerusuhan di kompleks masjid Al-Aqsa di Jerusalem, ketegangan di tetangga Sheikh Jarrah di Jerusalem timur yang dicaplok Israel, dan pemakaman jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh.

"Saya tidak bisa terus mendukung keberadaan koalisi yang melecehkan komunitas saya dengan cara yang memalukan ini," tulis Zoabi. Seorang anggota dari 20% minoritas Arab Israel, Zoabi dinominasikan untuk menjabat sebagai konsul jenderal Israel di Shanghai. 

Tidak segera jelas dampak kepergiannya dari koalisi terhadap pencalonan itu. Jika dia mengambil peran diplomatik itu, dia akan dipaksa untuk meninggalkan Knesset dan Meretz menunjuk penggantinya. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya