Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Korut Kembangkan Senjata Baru

Media Indonesia
25/8/2019 23:30
Korut Kembangkan Senjata Baru
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un (tengah), merayakan uji coba peluncuran rudal multipel superbesar di lokasi yang dirahasiakan di Korea Uta(AFP/KCNA VIA KNS )

MEDIA pemerintah Korea Utara KCNA kemarin melaporkan bahwa Kim Jong-un sekali lagi mengawasi penembakan uji coba senjata ‘yang baru dikembangkan’. Hal itu dinilai akan semakin memperumit upaya dimulainya kembali perundingan denuklirisasi.

Kim mengatakan sistem yang baru dikembangkan ialah ‘senjata yang hebat’. Ia menyatakan ‘penghargaan tinggi’ untuk para ilmuwan yang telah merancang dan membangunnya.

“Uji coba itu membuktikan bahwa semua spesifikasi taktis dan teknologi dari sistem dengan benar mencapai indeks yang telah ditentukan,” kata laporan KCNA.

Kim juga mengatakan negara itu perlu terus meningkatkan pengembangan senjata. “Untuk secara tegas menggagalkan ancaman militer yang terus meningkat dan tekanan ofensif terhadap pasukan musuh,” kata KCNA.

Kim dilaporkan telah mengamati setidaknya dua uji coba lain ‘senjata baru’ di bulan ini. Namun, sifat dan spesifikasi teknis dari senjata tersebut tetap menjadi misteri.

 

Bentuk protes

Peluncuran Sabtu kemarin ialah yang terbaru dari serangkaian peluncuran dalam beberapa pekan terakhir.

Hal ini merupakan bentuk protes Korut terhadap latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, yang telah berakhir hampir seminggu yang lalu.

Uji coba Sabtu kemarin juga mendorong Gedung Biru Kepresidenan Korea Selatan untuk mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional (NSC).

“Anggota NSC setuju untuk melanjutkan upaya diplomatik dengan komunitas internasional. Kami ingin membawa Korea Utara kembali ke meja perundingan dengan AS untuk mencapai tujuan denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea,” kata pemerintah Korsel.

Namun, kemungkinan pembicara­an itu dalam waktu dekat tampaknya telah memudar. Setelah pekan lalu utusan khusus AS untuk Korea Utara, Stephen Biegun, mengatakan ‘siap terlibat’ dalam perundingan, pihak Korut justru ‘skeptis’ dengan negosiasi itu. (AFP/*/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya