Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pasar Saham Gelisah Menanti Pidato Gubernur The Fed

Tesa Oktiana Surbakti
22/8/2019 22:33
Pasar Saham Gelisah Menanti Pidato Gubernur The Fed
Jerome Powell(AFP/ Andrew Caballero Reynolds )

PERGERAKAN pasar saham Eropa dan Asia tidak menentu jelang pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell. Orang nomor satu di Federal Reserve System (The Fed) akan memberikan petunjuk terkait prospek suku bunga AS.

"Kewaspadaan menjadi kabar hari ini, jelang pidato kunci dari Pemimpin The Fed, Jerome Powell," ujar analis ThinkMarkets, Naeem Aslam.

Pasar, lanjut dia, tampaknya tidak tergerak dengan pernyataan Presiden AS, Donald Trump yang melemparkan harapan baru terhadap negosiasi perdagangan AS-Tiongkok.

Perdagangan di bursa saham Wall Street berakhir dengan kemajuan yang sehat. Capaian itu berkat pemain utama ritel yang mengindikasikan kenaikan permintaan konsumen. Di lain sisi, investor lebih berhati-hati sebelum Powell menyampaikan pidato dalam simposium bank sentral di Jackson Hole, pada Jum'at mendatang.

Laporan yang diterbitkan Rabu kemarin, dari pertemuan The Fed periode Juli, menyebut para pembuat kebijakan cenderung fleksibel. Biaya pinjaman tidak berada pada jalur yang ditentukan, sekalipun perekonomian global melemah dan ketidakpastian perang dagang.

Baca juga: Rusia Kirim Robot Humanoid Pertama ke Luar Angkasa

Ketika ekonomi global tergagap dan konflik dagang AS-Tiongkok belum mereda, pasar tampaknya menemukan harapan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan. Masih dalam rilis laporan, bank sentral tidak menyinggung serangan kepemimpinan Trump terhadap kebijakan Powell.

"Pasar tetap "wait and see" sampai hari ini. Setelah laporan The Fed memberitahu kami apa yang sebelumnya belum diketahui," tutur Craig Erlam, analis lainnya dari Oanda.

"Laporan yang diterbitkan Rabu, menyoroti betapa rumitnya situasi saat ini. Apalagi bank sentral sangat terbagi dalam tindakan dengan arah yang benar. Sekalipun terdapat kesepakatan luas bahwa pemotongan suku bunga acuan pada Juli, adalah penyesuaian pertengahan siklus, ketimbang awal dari siklus pelonggaran," paparnya.

Kenaikan harga minyak dunia mendorong harga komoditas, di tengah optimisme negosiasi perdagangan AS-Tiongkok, dan penurunan suku bunga The Fed. Kendati demikian, Erlam memberi sinyal peringatan. "Pergerakan harga minyak cenderung tidak pasti. Selama beberapa pekan, harga minyak naik dengan stabil. Namun, caranya tidak meyakinkan, seperti menunjukkan para "trader" menunggu aksi jual berikutnya," tandasnya.(AFP/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya