Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
WALAUPUN saat ini Indonesia sudah memasuki musim kemarau, tetapi fenomena La Nina yang dimulai dari Juni hingga November disebut akan membawa peningkatan intensitas curah hujan tinggi di sejumlah wilayah Tanah Air. La Nina adalah fenomena ketika suhu permukaan laut di wilayah tengah dan timur Samudra Pasifik menjadi lebih dingin dari biasanya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiap-siagaan terutama terkait bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, intensitas curah hujan yang tinggi meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi basah yang tinggi.
Baca juga : BNPB Imbau Masyarakat Siap Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi
Namun, katanya, tidak semua daerah yang mengalami intensitas curah hujan tinggi akan mengalami bencana. Sebaliknya, tidak selamanya daerah-daerah yang intensitas hujannya tidak terlalu tinggi juga tidak mengalami bencana.
“Kadang-kadang tergantung dari kerentanan wilayah itu. Misalkan di satu tempat ada tebing yang curam dan tidak ada vegetasi. Untuk kondisi itu mungkin tidak perlu intensitas hujan sangat tinggi untuk membuatnya longsor,” kata Muhari dalam program Disaster Briefing yang disiarkan di Youtube BNPB Indonesia, Senin (24/6).
“Pada sisi lain, ada daerah yang sebenarnya cukup rimbun, tebingnya tidak terlalu terjal, tetapi karena hujannya misal durasi 4 jam, intensitasnya tinggi, sehingga akar-akar tumbuhan itu tidak mampu untuk menyerap keseluruhan debit air yang turun, sehingga tetap longsor,” imbuhnya.
Baca juga : 2.125 Jiwa Terdampak Banjir di Gorontalo
Karena itu, kata Muhari, BNPB tidak hanya berpatokan pada prakiraan daerah yang akan mengalami peningkatan intensitas curah hujan, tetapi juga melihat data historis bencana di wilayah tersebut.
“Karena kalau kita bicara hidrometeorologi basah, itu recurrent (berulang), sekali terjadi di masa lalu atau tahun lalu, misalnya banjir besar sepanjang Sungai Kapuas, kalau tidak ada perubahan ekosistem yang signifikan, pasti akan terjadi lagi,” jelasnya.
Untuk itu, BNPB akan mengirimkan peringatan ke daerah-daerah, tidak hanya yang diprakiraan terdampak La Nina tahun ini, tapi juga daerah-daerah yang secara historis pada bulan Juni sampai November dalam 10 tahun terakhir mengalami bencana hidrometeorologi basah.
Baca juga : La Nina Diprediksi akan Menguat di Wilayah Indonesia pada Juli Mendatang
Data BNPB mengungkapkan daerah dengan potensi banjir kategori tinggi untuk dasarian 3 bulan Juni (21-30 Juni). Daerah tersebut rata-rata berada di Papua, antara lain Kabupaten Maybrat (di Kecamatan Mare), Sorong (di Kecamatan Makbon dan Sayosa), Sorong Selatan (di Kecamatan Sawiat), dan Nabire (di Kecamatan Makimi, Siwiwio, dan Uwapa).
Sementara itu, berikut daerah yang diprediksi mengalami peningkatan intensitas curah hujan tinggi akibat fenomena La Nina dari Juni hingga November 2024.
Juni 2024: Sebagian Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Baca juga : BNPB Sebut Curah Hujan di Jawa dan Bali Masih Tinggi Sepekan Kedepan
Juli 2024: Sebagian Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Agustus 2024: Sebagian kecil Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Tengah.
September 2024: Sebagian Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Tengah.
Oktober 2024: Sebagian Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Jawa Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Selatan.
November 2024: Sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Selatan. (Z-10)
National Aeronautics and Space Administration (NASA) berhasil merekam letusan plasma gelap di matahari.
Serangan hiu terhadap manusia seringkali menjadi perhatian publik dan menimbulkan kekhawatiran.
Nebula Boomerang adalah salah satu fenomena astronomi yang menarik dan unik di alam semesta.
Mata adalah organ yang sangat sensitif terhadap cahaya. Saat kita melihat matahari atau terpapar cahaya yang sangat terang, sering kali mata kita akan berair.
Fenomena cek khodam online disebut sebagai media hiburan masyarakat masa kini
Bulan Juli 2024 akan menawarkan sejumlah fenomena astrlonomi yang menarik bagi para pengamat langit. Kira- kira fenomena astronomi apa saya yang akan menghiasi langit?
Pindah ke Pulau Jawa, di wilayah Yogyakarta diprakirakan akan berawan. Sedangkan untuk wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya berpotensi hujan ringan.
Pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB melihat adanya perubahan cuaca Rabu (31/7) ini, yakni potensi hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar daerah daerah di kawasan pegunungan
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.
Kondisi berawan diprakirakan terjadi di Serang dan Bandung. Kondisi berawan tebal diprakirakan terjadi di Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.
Petenis asal Ukraina, Anhelina Kalinina, terpaksa mengundurkan diri dari Olimpiade Paris setelah terserang flu akibat cuaca hujan di ibu kota Prancis
Bibit siklon tropis 95W terpantau berada di Samudra Pasifik Timur Filipina dan bergerak ke arah barat hingga barat laut, menjauhi wilayah Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved