Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTERSpesialis Kulit dan Kelamin (SpKK) Dr. dr I Gusti Nyoman Darmaputra mengatakan bahwa menggunakan tabir surya dan konsumsi vitamin E bisa melindungi kulit dari paparan cuaca panas ekstrem.
"Kalau harus keluar, wajib menggunakan tabir surya atau sunscreen dan usahakan pakai 30 menit sebelum keluar rumah, jadi jangan baru pakai lalu langsung keluar, perhatikan penggunaannya agar efektif melindungi kulit," kata Darmaputra seperti dilansir dari Antara, Kamis (27/4).
Darmaputra yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana memberi saran pada masyarakat agar menggunakan pelindung standar seperti payung atau topi, juga pakaian lengan panjang saat keluar, dan sebisa mungkin menghindari keluar di siang hari saat matahari sedang terik apabila memang tidak diperlukan.
Selain itu, jumlah atau kuantitas tabir surya yang digunakan pada wajah harus diperhatikan, saat menggunakan harus cukup tebal dan ideal sesuai dengan klaim SPF (Sun Protection Factor) atau faktor pelindung matahari yang tertera pada produk.
Baca juga: BMKG Sebut NTT Aman dari Suhu Panas
"Penggunaan tabir surya itu bisa disesuaikan dengan jenis mukanya, kalau untuk kondisi panas matahari ekstrem seperti ini, sebaiknya disarankan menggunakan SPF 30 ke atas," kata Darmaputra yang biasa disapa Darma.
Menurut Darma, masing-masing SPF memiliki tingkat efektivitas yang berbeda-beda, mulai dari SPF 15 dengan efektivitas 93%, SPF 30 dengan efektivitas 95-96%, dan SPF 50 dengan efektivitas sekitar 97-98%.
"Kalau untuk cuaca panas ekstrem seperti ini, semakin tinggi semakin bagus," tutur Dia.
Adapun Darma juga menjelaskan terkait bahan pembawa yang ada di dalam sunscreen, yang akan mempengaruhi jenis kulit pemakainya.
"Untuk kulit berminyak dan berjerawat, usahakan jangan SPF tinggi, cukup 15 maksimal 30, dan setidaknya pakai yang berbentuk yang gel," ujar dia.
Baca juga: Suhu di Bandung Lebih Panas karena Memasuki Musim Kemarau
Pada sunscreen biasanya juga terdapat keterangan PA, atau Protection Guide of UVA. Berbeda dengan SPF yang melindungi kulit dari paparan sinar UVB, yakni penyebab timbulnya kemerahan pada kulit, PA melindungi kulit khusus dari sinar UVA, yang jika terpapar dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker kulit dan tanda penuaan.
"PA ini juga ada jenis-jenisnya, Kalau +1 artinya perlindungannya ringan, ++2 moderat, +++3 semakin baik. Sunscreen dengan PA+++ ini bisa dipertimbangkan dan penting untuk melindungi, utamanya bagi yang mukanya berjerawat," kata Darma.
Apabila sunscreen bisa melindungi kulit dari efek jangka pendek seperti kemerahan dan gosong, maka perlu juga mencegah efek jangka panjang yang dapat ditimbulkan dari paparan sinar matahari yang ekstrem, yakni dengan mengonsumsi vitamin E.
"Jangka panjangnya itu bisa penuaan dini dan kanker kulit, yang termasuk efek sinar matahari sebagai radikal bebas, sehingga dapat merusak sel-sel dalam tubuh karena tidak bisa regenerasi dengan baik, jadi kolagen dalam kulit bisa rusak, sehingga jadi keriput dan tipis," ujar Darma.
Untuk itu, Dia menyarankan perlindungan dari dalam tubuh yang bisa membantu menangkal radikal bebas, yakni dengan antioksidan yang terdapat pada buah-buahan dan makanan sehat yang mengandung vitamin E.
"Kandungan-kandungan antioksidan itu terdapat pada buah-buahan misalnya tomat, dan makan-makanan sehat, atau bisa juga konsumsi vitamin E oral yang antioksidannya tinggi, karena bisa membantu melindungi kulit dari dalam," kata Darma. (Z-6)
Gelombang panas melanda Paris saat penyelenggaraan Olimpiade 2024 berlangsung. Atlet-atlet yang berlaga bahkan ada yang mengenakan rompi es.
Gelombang panas dengan suhu mencapai 35 derajat Celsius atau lebih telah tiba di Jepang, meningkatkan konsumsi pada beberapa produk seperti semangka, es krim, dan minuman.
FENOMENA Pulau Panas Perkotaan (Urban Heat Island atau UHI) semakin menjadi perhatian serius di berbagai kota besar di Indonesia. Kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan
BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan fenomena meningkatnya suhu pada wilayah perkotaan yang dikenal sebagai Urban Heat Island (UHI) harus ditangani.
Mengisi liburan dengan mendaki tentunya menyenangkan, tapi waspada suhu panas yang berisiko bagi tubuh.
GELOMBANG panas yang tak henti-hentinya melanda India utara telah menewaskan sedikitnya 52 orang di New Delhi. Times of India melaporkan hal itu pada Kamis, 20 Juni 2024.
Pindah ke Pulau Jawa, di wilayah Yogyakarta diprakirakan akan berawan. Sedangkan untuk wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya berpotensi hujan ringan.
STASIUN Meteorologi Maritim Belawan, Sumatra Utara (Sumut), menyebutkan gelombang setinggi 2,0 meter hingga 2,5 meter diprakirakan berpeluang terjadi perairan Sumatra.
Suhu udara umumnya berkisar antara 16 hingga 35 derajat Celcius dan kelembaban berkisar antara 47% hingga 99%.
Dalam tiga hari ke depan, mulai Rabu (31/7), tinggi gelombang laut terutama di perairan selatan Bali berpotensi mencapai 3 meter.
Pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB melihat adanya perubahan cuaca Rabu (31/7) ini, yakni potensi hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar daerah daerah di kawasan pegunungan
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved