Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pemanasan Global Kurangi Jam Tidur Warga Dunia

Indrastuti
16/6/2022 07:15
Pemanasan Global Kurangi Jam Tidur Warga Dunia
Pemanasan global meningkatkan suhu malam hari sehingga membuat banyak orang di seluruh dunia kekurangan waktu tidur yang cukup.(Dok. Kemenkes )

TIDUR yang baik sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan. Tetapi pemanasan global meningkatkan suhu malam hari sehingga membuat banyak orang di seluruh dunia lebih sulit untuk tidur. 

Riset mengungkapkan rata-rata warga dunia sudah kehilangan 44 jam tidur setahun, tidur kurang dari tujuh jam yang menjadi tolok ukur standar tidur cukup.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal One Earth, menganalisis data tidur dan cuaca luar yang dikumpulkan dari 2015-2017 dan menemukan bahwa suhu yang lebih tinggi mengurangi tidur dengan menunda awal tidur, demikian dilansir dari The Guardian.

Baca jugaInisiatif Pembentukan RUU KIA Mendapat Apresiasi

Gangguan kurang tidur akan meningkat lebih lanjut karena meningkatnya pemanasan global. Namun diketahui, wanita, lansia berusia di atas 65 tahun, dan warga di negara yang miskin lebih terpengaruh hal ini. Peneliti menggunakan data dari gelang pelacak tidur yang digunakan oleh 47.000 orang selama 7 juta malam dan di 68 negara. 

Studi sebelumnya telah menunjukkan, kenaikan suhu merusak kesehatan, termasuk peningkatan serangan jantung, bunuh diri dan krisis kesehatan mental, dan kecelakaan dan cedera, serta mengurangi kemampuan bekerja.

“Bagi kebanyakan dari kita, tidur adalah bagian yang sangat akrab dari rutinitas harian kita; kita menghabiskan hampir sepertiga hidup kita untuk tidur,” kata ketua tim peneliti Kelton Minor dari Universitas Kopenhagen, Denmark. “Tetapi semakin banyak orang di banyak negara di dunia tidak cukup tidur.”

"Dalam penelitian ini, kami memberikan bukti skala planet pertama bahwa suhu yang lebih hangat dari rata-rata mengurangi tidur manusia," katanya. "Ini mungkin benar-benar puncak gunung es, karena kemungkinan besar perkiraan kami konservatif." (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya