Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERSEKUTUAN Gereja-Gereja Indonesia (PGI) menyatakan Ramadan dan Paskah menjadi momentum kedua umat beragama dan seluruh umat umumnya untuk terus memupuk cinta kasih dan toleransi sembari membuang arogansi beragama guna meraih kemenangan diri.
Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan PGI Pendeta Jimmy Sormin mengatakan, sukacita kedua umat beragama memperingati Ramadan dan Trihari Suci Paskah akan sia-sia tatkala umat masih belum bisa memenangkan diri dari nafsu, kebodohan, egoisme, dan arogansi beragama.
"Karena sia-sia perayaan kerohanian ini jika kita masih saja membangun kebencian, membangun, dan mempertahankan ego, maka sia-sialah perayaan bulan suci kalau kita masih belum menang atas segala ego kita," ujarnya seperti dilansir Antara di Jakarta, Jumat (15/4).
Ia mengatakan dalam konteks kekristenan, Trihari Suci khususnya dalam momen Jumat Agung, sejatinya dimaknai sebagai momen untuk mengingat pengorbanan Kristus di kayu salib guna menebus dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Bahwa cinta kasih dibuktikan melalui pengorbanan.
"Hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini bahwa kasih itu yang paling besar buktinya adalah pengorbanan, kita mengingat pengorbanan Kristus di kayu salib menjadi peristiwa kebahagiaannya itu justru di Paskah ketika manusia diselamatkan dari kuasa dosa," terangnya.
Dia menjelaskan pengorbanan yang dilakukan Yesus menunjukkan cinta kasihnya kepada umat tak bersyarat yang melampaui segala yang ada di dunia ini. Pendeta Jimmy berpendapat bahwa umat Kristen harus bisa meneladani sikap mau berkorban untuk sesama, mau mengampuni, meminta maaf, berbagi dengan apa yang ada diri sendiri, dan berbagi kepada yang lemah sebagai bentuk pengorbanan.
"Jika kita tidak mampu mengampuni orang yang bersalah dengan kita, alangkah egoisnya jika tidak bisa melepaskan segala keangkuhan dari dalam diri kita. Kalau Tuhan saja mau berbuat demikian (pengorbanan), mengapa kita tidak berupaya," jelasnya.
Pria yang pernah menempuh Ilmu Teologi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah, ini menjelaskan dalam konteks perayaan kerohanian kedua umat beragama, hendaknya umat dapat memanfaatkan untuk introspeksi diri, berbenah diri menghayati bagaimana hubungan kepada sesama umat, dan sesama manusia.
Baca juga: Perayaan Jumat Agung di Lembata Berjalan Khidmat
"Jadi ambil waktu untuk berkontemplasi guna introspeksi diri, bagaimana kita membangun semangat cinta kasih, dan saling toleransi. Di momen ini, kita mengupayakan mengontrol arogansi kita, egosentrisme, dan mengontrol diri agar menjadi lebih baik," tuturnya.
Untuk membangun cinta dan toleransi, Jimmy menilai perlu kesungguhan dari setiap individu sebagai masyarakat Indonesia yang hidup di tengah keberagaman sehingga perdamaian dan kerukunan bukan hanya sebuah kamuflase, namun tertanam dalam karakter dan keseharian umat.
"Membangun cinta dan toleransi itu butuh pengorbanan dan kesungguhan sehingga cinta dan toleransi bukan hanya kamuflase dan seremonial yang menunjukkan kalau kita damai dan rukun di hadapan publik dan media, tapi harus dalam keseharian kita," ujarnya.
Dengan demikian pada momen yang penuh sukacita ini, Jimmy menilai perlu adanya peran pemerintah dan tokoh agama untuk terus menjaga kerukunan umat serta membangun cinta kasih agar umat menang atas segala ego diri, memutus semua mata rantai kebencian atau segala arogansi demi menyongsong Indonesia yang adil, aman, damai, dan maju.
"Di sini tokoh agama harus bisa sama-sama merendahkan hati bersama pemerintah, membangun niatan itu (cinta kasih, memenangkan egoisme diri, dan segala arogansi) dan mengimplementasikan niat baik yang diharapkan dari peristiwa kerohanian ini," ujar pria yang mendapatkan gelar master dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.
Jimmy berpesan kepada segenap umat beragama untuk bersama membangun tatanan kehidupan yang berkeadaban sebagaimana peristiwa Ramadan dan Paskah yang mengajarkan umat untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, bukan pribadi yang mundur dalam cara berpikir maupun beriman.
"Marilah kita mengambil momentum ini untuk saling membangun, berbagi, berkolaborasi, menyumbangkan, dan mengontribusikan energi positif kita untuk kemaslahatan, karena ketika kita bisa hidup rukun dan damai maka pasti kesejahteraan serta kemajuan bangsa akan mungkin bagi kita," katanya. (Ant/S-2)
Aryaduta Bali dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara baru-baru ini, Eggscitement Easter Galore, yang diadakan pada 31 Maret 2024 di The Heavens Aryaduta Bali.
Paus Fransiskus menyampaikan seruan baru pada Minggu Paskah untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza dan membebaskan semua sandera Israel
Paskah momentum mempertajam nalar dan menghindari keserakahan
Biasanya untuk merayakan paskah, umat Kristiani saling memberikan ucapan atau kata-kata yang berisikan harapan dan doa kepada sesama.
Selain bersiap mengikuti berbagai lomba seru di perayaan Paskah, Sobat-Sobat Medi dari kalangan Nasrani tidak lupa juga dengan makna mendalam dari pengorbanan Yesus.
Penambahan frekuensi perjalanan kereta api tersebut ditujukan untuk mengantisipasi peningkatan volume penumpang pada libur panjang akhir Maret 2024.
Nadiem Anwar Makarim mengatakan keragaman suku, ras, dan golongan agama serta kepercayaan yang hidup di Indonesia adalah fakta yang telah diakui dan pahami bersama
Program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia ini memiliki tujuan menanamkan nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan ke-Indonesiaan.
Moderasi beragama adalah upaya kita untuk menegaskan bahwa kita benar-benar memerangi intoleransi.
GEREJA Katedral Jakarta menyumbangkan seekor sapi untuk Masjid Istiqlal pada Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan berpendapat salam dan ucapan hari raya lintas agama adalah bentuk toleransi dan ekspresi etika sosial dalam tata kebinekaan Indonesia.
Menag Yaqut Cholil Qoumas tidak sepakat dengan MUI yang memfatwakan ucapan salam merupakan bagian dari doa yang mengandung unsur ibadah, sehingga tidak boleh dicampuradukkan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved