Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
YAYASAN Anak Bangsa Bisa (YABB), organisasi nirlaba pembawa perubahan dari GoTo Group, menggagas 'Changemakers Nusantara', sebuah inisiatif yang menggerakkan para changemakers untuk berperan aktif membawa perubahan bagi masyarakat dan lingkungan.
Melalui inisiatif ini, para pembawa perubahan (changemakers) dapat berkumpul untuk bergerak, berkolaborasi, dan berinovasi demi Indonesia yang lebih baik.
'Changemakers Nusantara' bertujuan untuk mengumpulkan para pembuat perubahan, baik individu ataupun kelompok yang berasal dari beragam latar belakang dan budaya, dari Sabang hingga Merauke.
Baca juga : Generasi Muda Harus Mampu Menjadi Pembelajar untuk Menjawab Tantangan di Masa Depan
Para changemakers tidak sekadar memiliki ide, namun inisiatif yang dijalankan telah menciptakan perubahan bagi masyarakat dan lingkungan secara nyata.
Monica Oudang, Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa menjelaskan bahwa YABB hadir untuk menjadi katalisator bagi para changemakers saat ini dan menyiapkan generasi penerus changemakers masa depan.
“Kami percaya bahwa manusia yang memiliki pola pikir dan karakter sebagai pembawa perubahan adalah kunci untuk mendobrak batasan dalam memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan," ujarnya dalam keterangan pers, Senin (21/3)
Baca juga : Klinik Estetika dr. Affandi Ajak Gen Z Bahagia dengan Atasi Masalah Kulit
“Tingkat pengangguran yang relatif tinggi, kesulitan mengakses air bersih, serta meluasnya dampak bencana akibat kerusakan lingkungan hanyalah segelintir masalah yang ada di depan mata," jelasnya.
"Indonesia butuh aksi nyata, dan perlu peran para pembawa perubahan yang memiliki ketangguhan atau tingkat resilience yang tinggi serta keberanian untuk menyelesaikan sejumlah masalah,” imbuh Monica.
Namun, fakta menunjukkan bahwa secara umum tingkat resilience rata-rata masyarakat Indonesia masih rendah.
Baca juga : Asya Penuhi Kebutuhan Hunian Premium Bagi Kalangan Milenial dan Gen Z
Berdasarkan hasil riset Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), hanya 15,7% masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat resilience tinggi dan sangat tinggi.
Artinya, masyarakat cenderung tidak tahan terhadap tekanan atau rasa sakit serta cenderung pesimis melihat masa depan ketika mengalami situasi yang menekan dan membuat mereka terpukul.
Dr. Bagus Takwin, M.Hum, salah satu anggota tim peneliti riset yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi UI menjelaskan, “Kendati demikian, tingkat resilience seseorang bisa ditingkatkan, dilatih, dan dikembangkan."
Baca juga : SIF Luncurkan Program Virtual untuk Inovasi Aksi Perubahan Iklim
"Caranya, mereka harus memiliki itikad positif terhadap perubahan. Mereka harus punya kepedulian dan sikap kritis terhadap isu yang muncul di lingkungannya. Namun di saat yang sama mereka juga harus bergerak untuk memperbaiki," jelas Dr.Bagus.
“Pembawa perubahan juga semestinya memiliki sense of community atau merasa jadi bagian dari komunitas tempat mereka berada. Jadi mereka punya tanggung jawab atau kewajiban untuk melakukan perbaikan,” lanjutnya.
Bagus menegaskan bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki kecenderungan untuk melakukan perubahan. Jika mereka difasilitasi, digerakkan, dan digugah, maka dampak perubahan yang dihasilkan bisa cukup besar.
Baca juga : Wapres: Kaum Muda Jangan Jadi Pengekor
Sejalan dengan itu, YABB melalui inisiatif 'Changemakers Nusantara' ingin menggerakkan para changemakers untuk melakukan perubahan nyata yang diharapkan dapat menjadi pelopor dan inspirasi masyarakat luas.
Dengan demikian, masyarakat bisa mengetahui karakteristik para changemakers lebih dalam, dan termotivasi untuk meningkatkan ketangguhan agar bisa menyelesaikan masalah yang ada secara bersama-sama.
Indonesia tidak hanya butuh ratusan, ribuan, tetapi jutaan changemakers untuk menciptakan dampak yang mengakar dan berkelanjutan.
Baca juga : Mondelēz International Gelar Kompetisi Bisnis Virtual Tingkat Asia Tenggara
YABB meminta masyarakat untuk nominasikan – teman, kerabat, atau bahkan Anda sendiri – yang telah berhasil membawa perubahan dari hal sederhana hingga kompleks melalui www.bit.ly/DaftarChangemakersNusantara.
YABB memahami bahwa cita-cita changemakers adalah membawa perubahan yang bermakna bagi masyarakat luas.
Untuk itu,‘Changemakers Nusantara’ membuka kesempatan kepada para changemakers dan semua pemangku kepentingan multisektor untuk berkumpul dan bergotong-royong.
“YABB ingin menggerakkan dan melahirkan lebih banyak changemakers untuk bersama menjelajah kemungkinan tanpa batas demi menciptakan dampak yang lebih kuat," tutup Monica. (RO/OL-09)
Alarm berbunyi di dunia medis! Penelitian terbaru mengungkapkan lonjakan signifikan dalam kasus 17 jenis kanker di kalangan generasi milenial dan Gen X, menurut studi terbaru.
Hadirnya perlindungan kesehatan lengkap yang terjangkau menjadi semakin dibutuhkan, mengingat biaya medis yang terus meningkat.
KENYAMANAN dalam bekerja menjadi faktor penting yang diperhatikan generasi Z dan milenial. Jessica Casey Jaya dari Apiary Academy, ekosistem yang memfasilitasi pertumbuhan karier dan bisnis
Laporan Pinhome menyebut bahwa preferensi dan tingkat kemampuan finansial generasi milenial umumnya pada segmen harga rumah menengah ke bawah.
Secara umum, kebanyakan responden tidak memiliki kredit, didominasi oleh Generasi Z (70%) dan Generasi X (60%). Sementara itu, sebanyak 45% Milenial memiliki kredit seperti kartu kredit.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) bersama PT Mastercard Indonesia melakukan revamp Kartu Kredit BNI Mastercard Titanium dengan fokus pada segmen generasi milenial dan Z.
Anggota Komisi II DPR Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengatakan keputusan itu bagus dan berpihak pada anak muda untuk maju menjadi pemimpin dan berkancah di politik.
Kopi telah menjadi salah satu komoditas perdagangan terbesar di dunia dan semakin populer di kalangan generasi Z di Indonesia.
Berdasarkan survei, muncul sejumlah nama yang diprediksi melenggang pada kontestasi gubernur-wakil gubernur Jawa Timur.
Banyak pekerja Gen Z yang kerap merasa kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif di tempat kerja. Tiga aspek penting untuk pengembangan diri Gen Z dalam menghadapi karier profesional
Perubahan ini tidak hanya mencakup penggunaan kata-kata, tetapi juga pada pola komunikasi secara keseluruhan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved