Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Pemerintah telah memberikan lampu hijau untuk pemberian vaksin covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun. Menaggapi hal itu Ikatan Dokter Anak Indonesia menyambut gembira langkah pemerintah. Namun demikian, IDAI menegaskan bahwa imunisasi dasar harus tetap dilakukan sejalan dengan vaksinasi covid-19.
"Jarak minimal 1 bulan antara vaksinasi dan imunisasi. Yang jelas imunisasi harus tetap dijalankan," tegas Satgas Imunisasi IDAI Cissy B. Kartasasmita saat dihubungi, Selasa (29/6).
Mengenai teknis pelaksanaan vaksinasi covid-19 untuk anak, IDAI merekomendasikan agar vaksinasi covid-19 untuk anak dibuat program khusus.
Baca juga: Menteri PPPA: Vaksinasi Untuk Anak Wujud Perlindungan dari Negara
"Mestinya bisa melalui program khusus. Tapi mungkin bisa juga berbarengan dengan keluarga satu rumah. Kita tunggu saja juknis dan juklak dari Kemenkes," ungkap Cissy.
Ia menyatakan, dimulainya program vaksinasi anak usia 12-17 tahun merupakan langkah yang tepat. Pasalnya, pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dapat dilakukan dengan mudah.
"Anak remaja sudah bisa mengeluh kalau ada KIPI, dan ini sudah sangat aman. Untuk anak 3-5 dan 6-11 tahun masih perlu ditambah subjek penelitian dan KIPI karena mereka belum mengeluh sakit kepala, dan lain-lani. Jadi harus ada sendiri kriteria penilaian KIPI-nya," beber Cissy.
Adapun, untuk pemberian vaksin kepada anak, Cissy menyatakan dosis yang diberikan sama dengan orang dewasa. Ia berharap, dengan adanya vaksinasi untuk anak maka bisa menurunkan angka infeksi covid-19 pada anak
"Karena anak juga bisa menularkan pada sekitarnya, apalagi juga mau sekolah tatap muka," pungkasnya.
Terpisah, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi menyatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan vaksinasi untuk anak. Adapun, nantinya ia menyatakan sentra vaksinasi untuk anak dan dewasa akan dipisah.
"Segera kita matangkan persiapannya dalam waktu dekat," ungkap Nadia. (H-3)
Rabies berbeda dari banyak infeksi lain, sebab menurut WHO perkembangan penyakit klinis rabies dapat dicegah melalui imunisasi tepat waktu bahkan setelah terpapar agen penular.
SAAT ini tak sedikit masyarakat yang masih merasa ragu untuk membawa anaknya mendapatkan vaksin polio. Salah satunya karena masih maraknya mitos-mitos seputar vaksin polio untuk anak.
Anak berkebutuhan khusus harus terpenuhi kebutuhan dasarnya, termasuk imunisasi.
Saat ini, pelaksanaan imunisasi dosis pertama sedang berlangsung di seluruh wilayah Kalsel sejak 23 hingga 26 Juli 2024.
Mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio yang masih melanda beberapa wilayah di Indonesia, Kementerian Kesehatan menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua di 27 provinsi.
Imunisasi polio aman untuk diberikan kepada anak berkebutuhan khusus, termasuk yang mengalami gangguan perilaku seperti autisme.
KETUA Tim Kerja Imunisasi, Surveilans PD3I dan KIPI Kemenkes Endang Budi Hastuti menekankan bahwa orangtua jangan takut untuk memberikan imunisasi polio kepada anak.
PIN Polio putaran kedua yang dimulai hari ini menjadi cerminan bahwa imunisasi anak Indonesia belum sukses.
DOKTER spesialis anak menyampaikan bahwa anak yang telah didiagnosis alergi susu sapi tidak boleh diberi susu kambing maupun produk turunannya.
Terbatasnya infrastruktur kesehatan di daerah terpencil, minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan anak, sampai akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas menjadi PR.
Permasalahan pemerataan pelayanan kesehatan anak di Indonesia menjadi tema utama dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ke-70 tahun ini.
Kombinasi antara penyakit tidak menular seperti obesitas dengan penyakit menular seperti DBD akan menghasilkan kombinasi risiko fatalitas tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved