Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas cenderung akan mengalami gejala berat ketika terinfeksi demam berdarah dengue (DBD). Bahkan IDAI menilai angka fatalitasnya cukup tinggi.
Sebabnya, kombinasi antara penyakit tidak menular seperti obesitas dengan penyakit menular seperti DBD akan menghasilkan kombinasi risiko fatalitas tinggi.
Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSCM-FKUI, dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc menyatakan, banyak kubangan air yang terbentuk dan menjadi sarang bagi meningkatnya nyamuk penyebab demam berdarah atau nyamuk Aedes aegypti.
Baca juga : Dokter: Kenali Gejala Demam Berdarah pada Anak dengan Konsep KLMNOPR
Nyamuk ini dapat membawa virus dengue dan menularkan virus tersebut kepada orang disekitarnya hingga radius 100-200 meter. Tak terkecuali bagi anak-anak terutama anak yang mengalami obesitas.
“Infeksi virus dengue itu bisa ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Begitu nyamuk ini mengigit penderita dengue dia akan menghisap darah penderita dengue. Kalau nyamuk itu mengandung virus dengue maka ia bisa menularkan ke orang-orang sekitarnya dalam radius sekitar 100-200 meter,” ucap Mulya Rahma Karyanti dalam webinar daring, beberapa waktu lalu.
Bagi anak obesitas, risiko fatalitasnya meningkat ketika terjangkit virus dengue karena sistem imun mereka memberikan respons cukup tinggi yang bisa menyebabkan terbuka nya pembuluh darah. Hal ini dibuktikan dari hasil sistematik review kajian terkini bahwa pada anak yang mengalami obesitas, ketika respons imunitas mereka tinggi maka akan menyebabkan zat-zat radang meningkat. Inilah yang berbahaya karena meningkatkan risiko fatalitas akibat kebocoran plasma pembuluh darah.
“Ada dari suatu kajian ilmiah terkini yang menunjukkan bahwa anak obesitas risiko terjadinya fatal itu lebih berat karena respon imunitasnya baik dan menyebabkan zat-zat radang respons inflamasi lebih tinggi yang menyebabkan kebocoran dari plasma pembuluh darah itu lebih besar,” sambung Mulya Rahma Karyanti.
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus demam berdarah di Indonesia hampi setiap tahun terus meningkat. Hingga minggu ke-17 2024, tercatat 88.593 kasus DBD dengan 621 kasus kematian di Indonesia. (H-2)
Seorang dokter spesialis anak Hapsari, menyarankan penggunaan konsep KLMNOPR untuk mengenali gejala demam berdarah (DB) pada anak.
Mengonsumsi terlalu banyak gula bisa menimbulkan beragam masalah. Mulai dari berat badan yang bertambah hingga persoalan kesehatan lain seperti obesitas dan kerusakan gigi.
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan yang telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia.
Seseorang yang memilih tidak berolahraga rutin karena merasa sudah mendapatkan perasaan letih dari aktivitas pekerjaannya justru rentan terkena berbagai penyakit.
Dengan bedah robotik, operasi penyakit kandungan seperti kista dan miom menjadi lebih efektif. Waktu pemulihan pasien pun lebih cepat.
Orang yang berisiko mengalami varises ialah lansia, orang dengan obesitas, ibu hamil, dan orang yang memiliki kebiasaan berdiri atau duduk dalam jangka waktu yang terlalu lama.
Masalah obesitas semakin meresahkan masyarakat Indonesia, dengan data terbaru dari WHO menunjukkan peningkatan yang signifikan, terutama pada wanita.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved