Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENEMUAN seaglider di perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/12) silam menjadi sorotan.
Pasalnya, seaglider atau autonomous underwater vehicle (AUV) yang merupakan bagian dari perkembangan teknologi riset di bidang kelautan ini umum digunakan untuk melakukan survei hidrografi, pengumpulan data bawah laut, hingga eksplorasi dasar laut. Namun, jika seaglider ini ditemukan di perairan teritorial suatu negara, maka harus ada izin dari negara pantainya.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memastikan, dari pemeriksaan sementara tidak ada ciri-ciri tulisan yang menjadi penanda negara pembuat.
Terkait penemuan ini, Dosen Departemen Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad Noir Primadona Purba memiliki dua pandangan
Pertama, sensor di tubuh seaglider tak terkontrol akhirnya masuk Indonesia. Menurutnya, perangkat seaglider bisa dipasang beragam sensor yang tak terkalahkan oleh kepentingan peneliti. Sensor ini dapat berupa sensor suhu, salinitas, oksigen, dan lain-lain.
Apabila seaglider dipasang sensor kelautan, ada kemungkinan perangkat ini tidak terkontrol sehingga akhirnya masuk ke perairan Indonesia.
“Tidak terkontrol mungkin karena kesalahan komunikasi dengan perangkat atau dalam beberapa publikasi bahwa dinyatakan jika kecepatan arus lebih cepat dari sistem kontrol seaglider, maka kemungkinan glider tidak bisa melawan arus tersebut,” tuturnya.
Dugaan ini terjadi dengan kondisi perairan Kepulayan Selayar yang terletak di wilayah Selat Makassar. Noir menjelaskan Selat Makassar merupakan salah satu perairan dengan arus cepat baik di permukaan dan lapisan tengah perairan masukan air dari Samudera Pasifik.
Baca juga: Analisis Sea Glider Memakan Waktu 1 Bulan
Kedua, seaglider memang diterjunkan untuk meneliti perairan Indonesia. Karena itu, lanjutnya, proses peningkatan juga perlu melihat apakah ada sensor yang dipasang pada wahana seaglider tersebut. Sensor ini akan mendukung proses yang dilakukan.
Noir menjelaskan, teknologi seperti seaglider, ROV (remotely operating vehicle) hingga argo floats adalah perangkat robotik untuk melakukan pengukuran langsung untuk riset bawah laut.
“Selain itu digunakan juga penurunan dan pemasangan instrumen, seperti misalnya Mooring-Buoy untuk tsunami dan oseanografi, CTD untuk pengukuran suhu dan salinitas dan paramater lainnya,” paparnya.
Sebagai negara yang diapit dua samudera, Indonesia memiliki potensi maritim yang besar. Sayangnya, jumlah publikasi publikasi yang dilakukan peneliti Indonesia masih perlu penelitian.
“Kita kekurangan sumber daya, baik manusia dan infrastruktur pendukung untuk riset laut beserta di dasar perairan. Hal ini penting, tetapi publikasi yang terkait hal ini masih jarang ditemukan,” ujar Noir.
Indonesia, setidaknya memiliki 150 jurusan yang fokus pada bidang kelautan. Selain itu, tidak lebih dari 30 instansi pemerintahan dan swasta yang melakukan riset di laut.
Dari segi infrastruktur, Indonesia sudah mempunyai 20 kapal riset. Namun, jika dibandingkan dengan luas laut Indonesia, hal ini masih sangat kurang. Apalagi jika digunakan untuk riset di laut lepas dan laut dalam.
Diakui Noir, perairan Indonesia merupakan salah satu laboratorium alam terbesar di dunia. Dari segi ekosistem, Indonesia mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi untuk ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan mangrove.
Kategori perairan timur ke barat atau utara ke selatan sangat berbeda. Keragaman karakter ini menjadikan riset di perairan Indonesia harus dilakukan secara lokal dan kontinu.
Luasnya perairan Indonesia juga menjadi tantangan dalam riset dunia. Riset perairan Indonesia tidak hanya berbicara seputar eksplorasi. Secara paralel, riset juga mendukung untuk menjaga sumber daya laut.
“Hal paling penting adalah negara-negara lain juga memberikan kondisi laut Indonesia. Jika laut Indonesia dalam kendisi baik, maka kondisi perairan serta ekosistem di negara mereka juga pasti baik,” tukasnya.
Lebih lanjut Noir menjelaskan, riset yang dilakukan terkait laut sangat banyak. Hampir seluruh bidang ilmu pandangan berwujud mengenai laut. Para oseanografer atau ahli kelautan juga sudah berusaha memetakan kondisi laut.
“Sampai saat ini masih sekitar 50% yang berhasil dieksplorasi,” imbuhnya.
Menurutnya, saat ini sumber daya riset masih belum optimal, sejumlah peneliti maupun instansi Indonesia kerap menjalin kerja sama dengan pihak asing, terutama untuk riset yang melibatkan perairan laut lepas. Berbagai negara, seperti Tiongkok, Perancis, Jepang, Jerman, hingga Amerika Serikat kerap melakukan kerja sama riset dengan Indonesia.
Topik penelitian yang ditemukan di antaranya untuk mengetahu arus lintas Indonesia, pembalikan massa air laut (upwelling), tsunami, hingga iklim dan cuaca.(OL-5)
Para pengurus HAPPI yang baru saja dilantik diharapkanĀ berperan dan ambil bagian dalam kebijakan pembangunan kelautan dan kemaritiman Indonesia.
Pertanian pesisir dan potensi kepariwisataan penting juga untuk dibuatkan format kerja sama blue economy.
Hakeng menyebut latar belakang maritim pada calon pimpinan KPK, diharapkan dapat membawa perspektif baru dalam upaya pemberantasan korupsi.
Dengan kunjungan kapal ini memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan kajian dan pemetaan laut dengan lebih efisien.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti upaya pengembangan budidaya perikanan nasional. Ia berharap langkah itu bisa mendorong sektor perikanan.
Dengan presisi tinggi dan efisiensi tinggi. Teknologi inovatif ini bertujuan untuk mempercepat pemetaan pesisir di Indonesia
PIHAK berwajib memeriksa serpihan yang ditemukan di Perairan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, yang diduga bangkai roket milik Tiongkok.
TNI-AL tengah menganalisis lebih lanjut underwater sea glider yang ditemukan di Selayar, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/12/2020).
Menurut dia, berbagai pihak menyatakan bahwa perangkat yang ditemukan seorang nelayan itu sangat mirip dengan yang dimiliki Tiongkok
Proses analisa sea glider akan dilakukan Pusat Hidrografi Dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) bersama instansi terkait.
Ferdinand menantang Fadli untuk menambahkan masuknya sea glider tidak dikenal di wilayah NKRI sebagai kinerja buruk pemerintah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved