Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Bapanas Klaim Pompanisasi Berhasil Tingkatkan Produksi Padi

Naufal Zuhdi
27/7/2024 12:50
Bapanas Klaim Pompanisasi Berhasil Tingkatkan Produksi Padi
Petani menggunakan pompa air untuk mengairi sawah.(Antara)

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengeklaim program pompanisasi yang saat ini digencarkan Kementerian Pertanian berhasil meningkatkan produksi padi. Dengan begitu, ketersediaan beras secara bulanan mampu tercukupi dengan baik.

"Berbagai program peningkatan produksi yang dilakukan Bapak Mentan (Andi Amran Sulaiman) sangat intensif dan luas. Ini juga demi mengatasi ancaman kekeringan seperti yang pernah diingatkan Bapak Presiden Joko Widodo. Dengan situasi ini, kita yakin kebutuhan konsumsi beras akan tercukupi," ujar Arif melalui keterangan resmi, Sabtu (27/7).

Sebagaimana diketahui, program pompanisasi dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang memiliki indeks pertanaman (IP) satu kali dalam setahun. Program ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun.

Baca juga : Kementan Masifkan Pengairan melalui Pompa untuk Dongkrak Indeks Pertanaman Padi

Berdasarkan data yang ada, total pompa air yang sudah termanfaatkan di seluruh Indonesia telah mencapai 20.559 unit dengan luasan lahan 582.528 hektare. Program ini akan diperluas hingga wilayah lain di luar Pulau Jawa, agar upaya peningkatan produksi padi berjalan secara masif. Pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan, sehingga akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam kembali.

Berangkat dari hal tersebut, Arief mengaku optimistis para petani akan meningkatkan gairah bertanam karena pemerintah hadir secara tepat disaat mereka membutuhkan. Apalagi, sambung Arief, pemerintah juga telah menerapkan kebijakan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) yang berdampak pada naiknya nilai tukar petani (NTP).

"Kita bersyukur dengan penetapan HPP yang efektif mampu menjaga nilai tukar petani (NTP) dan semangat petani nandur (bertanam) kembali dan menyala terus," ucapnya.

Baca juga : Pompanisasi jadi Solusi untuk Jaga Produktivitas Pertanian saat Kemarau

Arief menambahkan upaya ini akan terus didorong Kementan agar Indeks Pertanaman (IP) padi nasional meningkat. Melalui pompanisasi, masa tanam yang awalnya satu kali setahun bisa menjadi dua sampai tiga kali tanam setahun.

“Lahan-lahan tadah hujan atau lahan bertanam satu kali setahun menjadi target utama. Kita optimis pangan Indonesia kedepan tercukupi dari dalam negeri,” tutur dia.

Terpisah, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Moch Arief Cahyono mengatakan, selain pompanisasi, pihaknya juga menggencarkan program optimasi lahan atau oplah serta program gerakan tanam padi gogo yang ditanam di wilayah perkebunan.

"Semua upaya dalam menghadapi darurat pangan terus kita lakukan terutama dalam mengantisipasi penurunan produksi akibat dinamika iklim global dan potensi kekeringan," jelasnya. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya