Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERTUMBUHAN ekonomi dunia cenderung lebih baik dibandingkan dengan bulan Januari 2024. Ini dilihat dari kinerja AS dan India. Namun memang perubahan ekonomi dan geopolitik global begitu dinamis.
Pangsa pasar AS masih 16 persen dari ekonomi dunia. Indonesia juga mengekspor banyak komoditas ke AS khususnya termasuk ekspor produk maritim dan hasil laut.
Demikian juga India yang memang pertumbuhannya lebih tinggi. Indonesia juga banyak mengekspor produk sumber daya alam ke sana. India juga semakin menjadi pemain dunia.
Baca juga : Cegah Inflasi, BI Perlu Pertahankan BI Rate 6%
"Itu yang mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri salah satunya adalah kinerja ekspor yang masih terus membaik khususnya ke AS dan India," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, pada Pengumuman Hasil RDG BI Bulanan Bulan Februari 2024, Rabu (21/2).
Ini terjadi di tengah permintaan Tiongkok yang melambat. Tapi ekspor Indonesia ke Tiongkok sudah lebih banyak yang berubah produk value added dari hasil hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA). Ini membuat neraca perdagangan Indonesia tetap mencatat surplus dan mendukung secara riil pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Kemudian, pada tingkat suku bunga Bank Sentral AS The Fed yaitu Fed Fund Rate (FFR), sejak awal BI memperkirakan baru akan turun pada semester II-2024, besarannya 75 bps.
Baca juga : The Fed Beri Sinyal Tahan Suku Bunga
Namun pada Januari 2024 terjadi koreksi ekspektasi pasar. Sebelumnya pada November-Desember 2023, pasar masih berekspektasi FFR bisa turun lebih cepat dan lebih banyak hingga 4-5 kali.
"Sekarang dengan data-data terbaru mengkonfirmasi perkiraan kami Fed Fund Rate baru akan turun semester II-2024, jumlahnya 75 bps," kata Perry.
Meningkatnya ketegangan geopolitik di sejumlah wilayah dunia, yang mengganggu mata rantai pasokan global khususnya pangan dan energi. Itu yang kemudian menjadikan dasar bagi Bank Indonesia merumuskan bauran kebijakan.
Baca juga : Pengamat: Menaikkan BI Rate, Langkah Antisipatif Jaga Rupiah Menghadapi Kenaikan Fed Rate
"BI rate untuk sementara waktu memang kami akan tetap pertahankan. Sabar, sampai kapan, BI baseline rencananya adalah di semester II-2024. Indikatornya,kalau inflasi tetap akan terkendali, ekonominya masih tetap tumbuh bagus, dan terutama kalau rupiah terus stabil dan bahkan cenderung menguat," kata Perry.
Bank Indonesia meyakini bahwa begitu ada kepastian penurunan Fed Fund Rate, dan berbagai kondisi ekonomi global kondusif dimana nilai dolar AS tidak akan terus menguat, serta ada kejelasan bagi investor luar negeri untuk memastikan investasi di Indonesia.
"Sehingga narasinya BI Rate tetap. Fokusnya tetap untuk stabilitas nilai tukar rupiah, agar imported inflation tetap akan terkendali," kata Perry.
Baca juga : Apindo Apresiasi Keputusan BI Pertahankan Suku Bunga di Angka 5,75%
Imported inflation atau indlasi atas barang impor dan stabilisasi nilai tukar rupiah menjadi sangat penting, untuk menyikapi gangguan mata rantai global, yang berisiko meningkatnya harga komoditas pangan.
Dampaknya di dalam negeri, koordinasi BI, pemerintah pusat dan daerah mengejar gerakan nasional pengendalian inflasi pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), termasuk mengatasi permasalahan jangka pendek mengenai harga pangan bergejolak/ volatile food.
"Volatile food kembali naik. Tempo hari pernah di bawah 5% lalu naik di atas 5%, menjadi 6%, sekarang di atas 7%. Itu perlu diperhatikan mengenai harga pangan. Faktornya tadi ada faktor El Nino, musiman, dan tertundanya musim panen di samping juga ada faktor-faktor global. Ini perlu diatasi dengan pemerintah dan GNPIP," kata Perry.
Secara keseluruhan BI yakin volatile food hanya berdampak sementara pada masa-masa musiman Januari, Februari dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
"Kemudian setelah musim panen di April dan Mei, harga akan turun kembali. Sehingga secara keseluruhan tidak mengganggu rancangan arah kebijakan moneter BI yang pro-stability," kata Perry. (Z-8)
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengapresiasi langkah BI dalam mempertahankan suku bunga tersebut.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan alasan mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate pada level 6,25%.
EKONOM senior Ryan Kiryanto berpendapat sepanjang tidak ada penaikan suku bunga acuan atau BI rate akan memudahkan pengusaha mengakses kredit.
ANALIS kebijakan ekonomi Apindo Ajib Hamdani berpendapat dengan suku bunga acuan atau BI Rate yang kembali ditahan pada posisi 6,25% pada Juli 2024 dapat menjaga daya beli masyarakat.
Kurs rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (17/7) ditutup menguat sejalan dengan keputusan BI untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25%.
EKONOM mendorong Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) 6,25% di bulan Juli ini.
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved