Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BANK Indonesia mencatat uang beredar masih tumbuh positif pada Oktober 2023, meski melambat. Posisi M2 tercatat sebesar Rp8.505,4 triliun, tumbuh 3,4% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,0% (yoy).
Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh tumbuh lambatnya uang kuasi sebesar 7,8% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,4% (yoy). Uang kuasi merupakan simpanan milik sektor swasta domestik pada Bank Umum & Bank Perekonomian Rakyat (BPR).
Sedangkan uang beredar dalam arti luas (M2) meliputi M1 (uang kartal yang dipegang masyarakat dan giro rupiah, termasuk uang elektronik, serta tabungan rupiah), uang kuasi, dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.
Baca juga: Jelang Pemilu, Gobel Ingatkan Waspadai Peredaran Uang Palsu
Pada Oktober 2023, uang kuasi dengan pangsa 44,5% dari M2, tercatat sebesar Rp3.787,3 triliun.
"Pertumbuhan uang kuasi dikontribusikan oleh simpanan berjangka yang tumbuh sedikit turun 6,4% (yoy) pada Oktober 2023, setelah tumbuh 6,9% (yoy) pada September 2023," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Senin (27/11).
Baca juga: BI : Peredaran Uang Pada Juni 2023 Relatif Stabil
Sementara itu komponen uang beredar sempit (M1) tumbuh 0,1% (yoy) pada Oktober 2023, setelah tumbuh 4,1% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan giro rupiah.
Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,8% terhadap M1, tercatat Rp2.193,4 triliun pada Oktober 2023, tumbuh 2,2% (yoy), lebih tinggi setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 1% (yoy).
Sementara itu, uang kartal yang beredar di masyarakat pada Oktober 2023 sebesar Rp863,1 triliun, tumbuh 6,7% (yoy), melambat setelah tumbuh 7,1% (yoy) pada September 2023.
Giro rupiah tercatat kontraksi sebesar 5,5% (yoy), setelah tumbuh sebesar 6,9% (yoy) pada bulan sebelumnya.
"Dana float uang elektronik pada Oktober 2023 tercatat Rp11,5 triliun dengan pangsa 0,2% terhadap M1, atau tumbuh 18% (yoy), lebih tinggi setelah tumbuh 16,9 % (yoy) pada September 2023," kata Erwin.
Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada Oktober 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit.
"Penyaluran kredit pada Oktober 2023 tumbuh 8,7% (yoy), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya," kata Erwin.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih pada bulan laporan tumbuh 4,9% (yoy) setelah tumbuh 6% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat terkontraksi sebesar 8,8% (yoy) pada Oktober 2023, setelah tumbuh 13,2% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Di sisi lain, perkembangan dana pihak ketiga (DPK) pada Oktober 2023 tercatat Rp7.982,3 triliun, tumbuh sebesar 3,9% (yoy), melambat setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,4% (yoy).
Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK Perorangan (4,4%, yoy) dan Korporasi (4,3%, yoy).
Pada Oktober 2023, giro tumbuh 1,8% (yoy), melambat setelah bulan sebelumnya tumbuh 11% (yoy).
Tabungan tumbuh sebesar 2,6% (yoy), lebih tinggi setelah bulan September 2023 tumbuh 2,0% (yoy). Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 6,9% (yoy), turun tipis setelah tumbuh 7,1% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Penyaluran kredit oleh perbankan pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp6.863 triliun, tumbuh 8,7% (yoy), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.
"Ini sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit pada debitur perorangan (9,4%, yoy) dan debitur korporasi (8,0%, yoy)," kata Erwin.
Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit pada Oktober 2023 disebabkan oleh perkembangan Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun Kredit Konsumsi.
Kredit modal kerja (KMK) pada Oktober 2023 tumbuh 8% (yoy), setelah tumbuh 8,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Perkembangan KMK bersumber dari pertumbuhan sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan (24,6%, yoy), setelah tumbuh 26,2% (yoy) pada September 2023.
Kredit investasi (KI) pada Oktober 2023 tumbuh 9,4% (yoy), setelah tumbuh 9,8% (yoy) pada bulan sebelumnya, terutama bersumber dari sektor industri pengolahan serta pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Sementara itu, kredit konsumsi (KK) tumbuh sebesar 9,1% (yoy) pada Oktober 2023, setelah tumbuh 8,4% (yoy) pada September 2023, terutama didorong oleh perkembangan kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit multiguna.
Penyaluran kredit properti tumbuh 7,3% (yoy) pada Oktober 2023, terutama berasal dari pertumbuhan KPR dan KPA (12,3%, yoy).
"Sementara itu, kredit konstruksi terkontraksi 1% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 3% (yoy)," kata Erwin.
Di sisi lain, kredit real estate tumbuh 9,1% (yoy) relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.
Penyaluran kredit kepada UMKM pada Oktober 2023 tumbuh 8,3% (yoy), setelah tumbuh 8,2% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM terutama pada kredit UMKM skala mikro (25,3%, yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM di Oktober 2023 dipengaruhi oleh kredit investasi (24,1%, yoy) dan modal kerja (3,8%, yoy).
Pada Oktober 2023, Bank Indonesia mencatat tingkat suku bunga kredit dan suku bunga simpanan perbankan tercatat meningkat.
Rata-rata tertimbang suku bunga kredit sebesar 9,37%, lebih tinggi 0,01% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,36%.
Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka meningkat pada seluruh tenor yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan, masing-masing sebesar 4,43%; 4,82%; 5,11%; 5,17%; dan 5,48% pada Oktober 2023.
"Angka ini naik, setelah pada September 2023 masing-masing tercatat sebesar 4,32%; 4,73%; 5,02%; 5,13% dan 5,45%," kata Erwin. (Z-10)
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
PADA triwulan III 2024, Direktur Riset Bidang Keuangan Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Etikah Karyani memperkirakan nilai tukar rupiah berada di angka Rp16.000-16.500 per US$
Nilai tukar rupiah masih melemah di kuartal III 2024. Namun ia menyatakan bahwa rupiah akan menguat pada kuartal IV mendatang.
Pada awal perdagangan, Rabu (19/6) pagi, rupiah naik 25 poin atau 0,16% menjadi Rp16.387 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada Jumat (14/6) sebesar Rp16.412 per dolar AS.
CBDC adalah versi digital dari mata uang resmi yang dikeluarkan bank sentral. Mirip dengan uang fiat, nilai CBDC berpatokan pada mata uang fisik dan dikelola oleh otoritas moneter.
Secara nominal, total penukaran riyal di BSI hingga Mei 2024 menembus 116,92 juta SAR, sehingga menghasilkan fee based income (FBI) sebesar Rp16,74 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved