Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
VISI Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045 bakal menantang dan sulit untuk diwujudkan. Sebab, sejumlah hal dasar yang diperlukan dalam menggapai ambisi itu relatif belum berkembang dan cenderung stagnan.
Demikian disampaikan Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Chaikal Nuryakin dalam peluncuran buku putih dari LPEM untuk Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029, Jumat (27/10).
"Mungkin akan sulit mencapai visi Indonesia 2045. Kelas menengah kita akan sangat besar, yang perlu dipersiapkan adalah kelas menengah ini agar kuat dan inovatif. Research and development (R&D) agar bisa berinovasi diperlukan. Mereka ini yang harus dipersiapkan," kata dia.
Baca juga: Capai Visi 2045, Penerapan Ekonomi Berbasis Pengetahuan Makin Digencarkan
Modal manusia dan R&D dinilai menjadi poin krusial untuk menggapai visi Indonesia menjadi negara maju. Keduanya berperan penting dalam menentukan pembangunan ekonomi nasional di masa mendatang.
Meski kerap disebut tengah diupayakan, pengembangan modal manusia dan peningkatan kapasitas R&D tampak terbatas. Banyak indikator yang menunjukkan kualitas manusia Indonesia masih lemah dan dunia riset yang kurang mumpuni.
Baca juga: Digital Leadership, Diaspora Indonesia dan Visi 2045
Karenanya Chaikal menilai ada salah persepsi jika dikatakan pada 2045 Indonesia baru memiliki sumber daya manusia yang unggul. Keunggulan SDM itu menurutnya diperlukan dari sekarang untuk mengiringi mimpi besar tersebut.
" Jadi kalau dikatakan misi Indonesia memiliki SDM yang unggul pada 2045, itu kurang tepat. Karena itu dibutuhkan sejak sekarang untuk mencapai mimpi kita. Keduanya, baik SDM unggul dan R&D merupakan input untuk menjadi negara maju," tuturnya.
Dia menambahkan, manusia dan R&D dapat menjadi penopang bagi ekonomi dan kemajuan bangsa. Meski nantinya visi menjadi negara maju gagal dicapai pada 2045, setidaknya Indonesia telah memiliki modal yang kuat.
"Jadi kalaupun gagal jadi negara maju, kita punya kelas menengah yang kuat dan produktif. Ini agak pesimistis, tapi memang perlu dipersiapkan. Mungkin saja, dengan cara itu, kita bisa jadi negara maju di 20 tahun berikutnya," tambah Chaikal.
Selain lemahnya SDM dan kapasitas R&D, LPEM UI juga mendapati beberapa indikator ekonomi dalam negeri relatif stagnan. Hal itu menurut Chaikal akan menjadi tantangan tersendiri dalam merealisasikan ambisi 2045.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia, misalnya, relatif stagnan di angka 5% setiap triwulan ataupun tahunan. Padahal pemerintah sendiri menyebutkan untuk mencapai visi Indonesia Maju 2045 dibutuhkan setidaknya angka pertumbuhan di kisaran 6-7% setiap tahunnya.
Kemudian pertumbuhan kredit perbankan nasional yang tidak pernah mampu menembus angka 15%. Padahal itu merupakan salah satu faktor yang dapat menggeliatkan perekonomian dalam negeri.
Berikutnya, rasio pajak yang tak pernah bisa melampaui 11% , bahkan saat ini angkanya hanya bertengger di 9,9% selama satu dekade terakhir. Belum lagi kontribusi sektor industri pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) cenderung memiliki tren penurunan.
Teranyar, data menunjukkan kontribusinya hanya 18% terhadap PDB. "Jadi pembangunan ekonomi Indonesia ini seperti membentur atap kaca dimanapun," tutur Chaikal.
Di kesempatan yang sama, peneliti utama Smeru Institute Asep Suryahadi menambahkan, selain modal manusia dan kapasitas R&D, kunci penting untuk menggapai visi Indonesia Maju 2024 lainnya ialah mengenai kelembagaan institusi yang kuat dan tata kelola yang baik.
Menurutnya, hal itu berperan penting dalam mengawal pembangunan menggapai ambisi 2045. Perbaikan diperlukan karena saat ini institusi dan tata kelola di Indonesia masih cukup lemah.
"Institusi dan tata kelola, persoalan paling besar adalah korupsi dan penanganannya. Jadi setelah 25 reformasi, kita tidak melihat korupsi menyurut, tapi malah besar. Negara berpendapatan tinggi itu tidak ada yang ranking korupsinya tinggi. Ini salah satu PR utama yang harus diatasi. Kalau tidak, ya mimpi itu akan tetap jadi mimpi, tidak bisa diwujudkan," tuturnya.
Lemahnya institusi dan tata kelola itu sedianya terlihat dari manajemen R&D di Tanah Air. Banyak periset dalam negeri tak bisa berkembang karena iklim regulasi tak mendukung. Mata anggaran penelitian diberlakukan sama dengan mata anggaran institusi negara lainnya.
Dengan kata lain, bila penelitian gagal, maka akan dianggap sebagai perbuatan yang merugikan negara. Padahal sifat dasar penelitian memang sedianya merupakan eksperimen yang memiliki tingkat kegagalan cukup tinggi.
Hal itu menjadi salah satu sebab R&D di Tanah Air tampak berjalan di tempat. "Padahal riset itu memang sifatnya coba-coba, ada kemungkinan tidak berhasil cukup tinggi. Ini persoalan, akhirnya peneliti jadi takut untuk melakukan hal yang out of the box, karena ancamannya adalah penjara," kata Asep. (Z-10)
Proses pertemuan dengan bakal calon gubernur merupakan tahap awal dan masih ada beberapa tahapan proses selanjutnya.
Upaya membangun serta menumbuhkembangkan relationship dan trust nasabah, harus selalu dijaga secara berkelanjutan
SEBENTAR lagi kita disuguhi sesi terakhir debat calon presiden pada 4 Februari nanti.
Menurut lembaga penelitian ekonomi, CORE, visi-misi calon presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam perekonomian adalah yang paling realistis dibanding dengan 2 capres lainnya.
Ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dinilai tidak memiliki pemahaman yang komprehensif di bidang pertahanan.
Apa visi dan misi tiga calon presiden di bidang pertahanan dan keamanan? Berikut isinya.
PRESIDEN Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia, Mirah Sumirat, mengatakan angka PHK yang terjadi tiga kali lipat lebih besar dari data Kementerian Ketenagakerjaan, yakni 80 ribu orang.
Realisasi investasi di DKI Jakarta menjadi yang tertinggi nomor dua di Indonesia setelah Jawa Barat, dengan nilai investasi hingga semester I 2024 mencapai Rp120 triliun.
Di babak kedua, Rio harus mengakui keberuntungan yang Jordy Smith dari Afrika Selatan. Kondisi ombak yang kurang mendukung membuat Rio harus menunggu ombak besar datang meski tak kunjung datang
Harus diakui kita berada di grup yang berat. Cuma saya minta kepada pelatih dan timnas kita agar jangan kasih kendor. Ingat, bola itu bundar dan banyak sejarah bagaimana tim tidak diunggulkan
Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri, dari 2020 hingga Maret 2024 ada sebanyak 3.703 korban scam yang berasal dari Indonesia. Adapun, pelaku paling banyak berasal dari Kamboja
BADAN Narkotika Nasional (BNN) mengungkap kejahatan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari sindikat asal Aceh. BNN menyita uang hasil kejahatan dalam jumlah fantastis, Rp13 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved