Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LITERASI keuangan sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan. Kesulitan keuangan muncul jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan, seperti yang dihadapi ibu-ibu PKK di Perum Beringin Asri, RW 12, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Mereka belum mampu mengelola keuangan rumah tangga dengan baik sehingga menghadapi permasalahan keuangan, di antaranya gaya hidup boros hingga terjebak pinjaman ilegal. Selain itu, kondisi pandemi covid-19 dan kebiasaan baru yang serba tidak menentu memperburuk situasi perekonomian keluarga.
Hal tersebut tentu sangat disayangkan. Padahal, di era digital ini, tumbuh perusahaan fintech (financial technology). Tercatat ada 758 perusahaan fintech yang terdaftar dan telah berizin di Indonesia per 30 September 2021. Dengan adanya layanan fintech, salah satunya layanan peer to peer lending, sebetulnya dapat memudahkan masyarakat, terutama yang tidak tersentuh oleh bank sehingga bisa mendapatkan pinjaman dengan lebih mudah dan aman.
Namun, tentunya dalam mengadopsi fintech ini harus diiringi oleh literasi keuangan yang baik agar dapat mengoptimalkan kemanfaatannya. Inilah yang belum dimiliki oleh sebagian kelompok masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK di Perum Beringin Asri, RW 12, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Mereka umumnya berstatus janda. Pendidikan terakhir mereka ialah sekolah menengah pertama (SMP). Adapun mata pencaharian mereka umumnya sebagai pedagang kelontong, penjual minuman cepat saji, dan pemilik warung kecil.
Dalam melakukan aktivitas bisnis tersebut, mereka belum melakukan pencatatan aktivitas keuangan dengan baik. Mereka masih mencampur antara uang hasil usaha dan keuangan pribadi. Dengan kondisi itu, ditambah rendahnya pengetahuan tentang keuangan, menyebabkan rendahnya tingkat literasi keuangan di kalangan para ibu tersebut.
Padahal, kelompok PKK sebagai kelompok penggerak kemajuan masyarakat selayaknya memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi (well literate) serta mampu memanfaatkan teknologi keuangan yang tersedia untuk kesejahteraan ekonomi warga. Oleh karena itu, tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) merasa perlu memberikan pelatihan literasi keuangan dan fintech kepada ibu-ibu PKK ini. Dengan begitu, para ibu tersebut dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi sehingga bisa mapan secara keuangan, yang menunjang kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Maret 2022, terdiri atas kegiatan pelatihan offline di kelas dan kegiatan pendampingan melalui media online. Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan, pengetahuan, dan praktik mengenai seluk beluk literasi keuangan, juga tentang pentingnya optimalisasi penggunaan produk dan jasa keuangan serta fintech yang harus dikuasai oleh ibu-ibu kelompok PKK.
Kegiatan ini merupakan suatu langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Jika kelompok PKK ini sudah terliterasi dengan baik, diharapkan mereka dapat mapan secara keuangan dan menjadi pelopor penggerak perekonomian untuk meningkatkan literasi keuangan dan optimalisasi penggunaan fintech bagi masyarakat sekitar.
Pelatihan literasi keuangan yang diberikan meliputi 4 aspek utama, yaitu manajemen keuangan rumah tangga, simpan dan pinjam, asuransi, dan investasi. Keempat hal tersebut sangat penting bagi ibu-ibu PKK mengingat sebagian besar perempuan merupakan pengelola keuangan rumah tangga. Diharapkan, dengan pelatihan ini, keuangan rumah tangga bisa terkelola dengan bijak dan dapat memanfaatkan produk dan jasa keuangan yang tersedia dengan baik sehingga mengurangi masalah keuangan rumah tangga.
Salah satu sasaran program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ialah kaum perempuan. Hal itu lantaran peran mereka dianggap penting dalam mengelola keuangan rumah tangga. Namun, faktanya menurut survei OJK tahun 2019, indeks literasi keuangan perempuan 30,53%, atau lebih rendah daripada laki-laki yang sebesar 43,46%.
Oleh sebab itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga turut mendukung program OJK dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi perempuan. Selain pelatihan literasi keuangan, kegiatan ini juga didampingi oleh edukasi dan pelatihan penggunaan fintech demi optimalisasi penggunaan fintech bagi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga.
Menurut penelitian, layanan keuangan berbasis fintech berpengaruh positif terhadap literasi keuangan dan inklusi keuangan. Inklusi keuangan mampu memberikan solusi terhadap berbagai faktor penyebab tingkat literasi keuangan yang rendah. Inklusi keuangan juga berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Keterbukaan terhadap inklusi keuangan bagi masyarakat merupakan kunci pembangunan di era digitalisasi saat ini.
Dengan adanya pandemi covid-19, peningkatan inklusi keuangan melalui fintech mengambil peran besar dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Optimalisasi fintech di era new normal ini mampu membantu meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat sekaligus mencegah penularan covid-19 dengan karakteristik layanan keuangan yang serbadigital, seperti QRIS, mobile banking, peer to peer landing, dan payment gateway yang mengotorisasi proses transaksi melalui e-commerce.
Layanan fintech dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama dalam hal ini ibu-ibu PKK di Perum Beringin Asri, RW 12, Kelurahan Wonosari, yang minim akses ke lembaga keuangan formal, agar dapat terakses ke layanan keuangan formal dengan lebih mudah, murah, dan aman. Masifnya penggunaan smartphone oleh masyarakat, bahkan hingga daerah perdesaan, turut menunjang kemajuan fintech dengan menjadi sarana penghubung bagi masyarakat yang sulit dijangkau oleh lembaga keuangan formal.
Masyarakat dapat menggunakan layanan keuangan melalui smartphone dengan mudah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan bisnis dalam upaya pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi covid-19.
Langkah lanjutan
Pascapelatihan dan pendampingan dilanjutkan dengan kegiatan antara lain monitoring dan evaluasi. Hal itu sebagai upaya untuk menilai implementasi hasil kegiatan program pengabdian kepada masyarakat apakah sudah sesuai dengan target capaian atau belum. Melalui monitoring dan evaluasi dapat diketahui berbagai kelemahan atau kekuatan sehingga dapat dilakukan upaya-upaya untuk melakukan perbaikan dengan memanfaatkan kekuatan yang ada.
Selain itu, langkah lainnya ialah penyebaran pengetahuan yang dilakukan secara mandiri oleh PKK Perum Beringin Asri RW 12 untuk menularkan ilmu kepada anggota PKK lainnya di RW yang sama dan RW-RW lainnya di Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.
Rencana selanjutnya ialah perlunya peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan terjangkau, terutama dalam memenuhi kebutuhan usaha meliputi transaksi, pembayaran, tabungan, kredit, dan asuransi. (M-3)
Workshop ini digelar untuk membangun pemahaman masyarakat terkait pengelolaan keuangan secara bijak dalam keseharian.
OJK mengungkapkan total tabungan di program Satu Pelajar Satu Rekening (Kejar) mencapai Rp32,84 triliun. Jumlah ini berasal dari 57,05 juta peserta.
Edukasi dan literasi keuangan yang inklusif sangat penting untuk memastikan Teman Tuli dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat dan ekonomi digital.
Literasi keuangan yang belum memadai, dorongan mencari keuntungan cepat dan kebutuhan hiburan yang sifatnya candu, menjadi penyebab utama maraknya judi online.
PT Bank OCBC NISP meluncurkan program inisiatif terbaru untuk meningkatkan literasi keuntungan bagi kaum disabilitas.
KKN LIK ini diikuti 488 mahasiswa yang berasal dari 13 fakultas yang akan dilaksanakan mulai tanggal 14 Juli sampai 26 Agustus 2024, yang tersebar di 6 kabupaten dan 30 desa.
Di 2020, karyawan pada usaha ini sebanyak 30 orang. Empat tahun kemudian usahanya meningkat menjadi 100 karyawan yang bekerja sebagai pemotong kain, penjahit, dan petugas di bagian penjualan.
Bank Sumsel Babel terus berinovasi di sektor teknologi finansial (fintech) dengan memaksimalkan layanan Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD).
Penggunaan aplikasi teknologi keuangan (financial technology) semakin meluas. Selain berfungsi sebagai alat pembayaran, fintech juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas keuangan
Masyarakat yang unbankable atau underserved lebih memilih pembiayaan digital alternatif seperti fintech P2P Lending
Langkah-langkah preventif sangat penting untuk mencegah dan mengantisipasi praktik judi online dalam ekosistem fintech.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan untuk turut serta memberantas aktivitas judi online atau daring yang kian marak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved