Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENJADI pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di sektor toko kelontong, tidak segampang yang dibayangkan. Butuh komitmen agar bisnis ini langgeng dan bertahan.
Hal itu ditegaskan Neneng, pemilik toko SRC Kurnia di Cilegon, Banten. Ia tergabung dalam komunitas toko kelontong terbesar di Indonesia, Sampoerna Retail Community (SRC), yang merupakan program pembinaan UMKM oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna). Perjalanan panjang dilalui Neneng hingga akhirnya memilih untuk fokus pada bisnis yang ditekuninya saat ini.
Neneng mengisahkan, sebelum memutuskan membantu orangtuanya mengurus toko kelontong medio 2007-2008, ia bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta. Saat itu, Neneng merasa, menjalankan bisnis toko kelontong ternyata tak semudah yang dibayangkannya. Ia hanya bertahan dua tahun, dan akhirnya memutuskan kembali bekerja.
Setelah dua tahun berjalan, sekitar 2010, Neneng kembali berhenti bekerja dan fokus kembali mengurus bisnis toko kelontongnya.
“Buka toko itu tidak semudah yang dibayangkan. Mungkin awalnya kita mikir, tinggal belanja, kemudian dijual. Ternyata tidak, butuh ilmu dan berkomunitas. Ya gabung dengan komunitas yang sama dengan usaha kita,” kata Neneng.
Setelah menyadari pentingnya berkomunitas, Neneng memutuskan bergabung dengan SRC pada 2018. Di SRC, kata dia, sesama anggota saling menguatkan saat jatuh karena pasang surut usaha. Selain itu, saling berbagi inspirasi.
“Di SRC, kami sering kali saling berkunjung, silaturahim bisnis, melihat yang sudah lebih berkembang dan berhasil. Ibaratnya, saling belajar bagaimana mengembangkan toko. Kita berdagang itu harus punya contoh, dan itu bisa didapat dari belajar bersama di komunitas,” papar dia.
Neneng mengungkapkan, awalnya dia memang tak terpikir bergabung di sebuah komunitas usaha karena saat itu belum terlalu fokus dengan bisnisnya. Kemudian, ada ajakan bergabung dengan SRC. Neneng menerima ajakan tersebut, dan tak punya bayangan apa manfaat yang akan didapatkan bagi tokonya.
Setelah setahun bergabung, ia menghadiri sebuah undangan gathering, dan merasakan kegembiraan bertemu dengan pelaku-pelaku bisnis toko kelontong.
“Di situlah titik tolak saya jatuh cinta kepada SRC. Saya langsung merasa nyaman bertemu dengan teman-teman sesama usaha,” ujar dia.
Selain itu, lanjut Neneng, awalnya ia tertarik dengan berbagai reward yang ditawarkan bagi toko yang menunjukkan perkembangan positif. Tanpa disadari, reward-reward yang dijanjikan itu justru memacu dirinya untuk membuat tokonya menjadi lebih baik.
“Jadi, dulu itu saya memang hanya mengejar reward, dijanjikan poin kalau mau ikut pesta wirausaha nasional, tokonya harus lebih terang supaya dapat poin. Terus, harus bikin ini, itu. Kemudian, saya sadar, sebenarnya ini adalah cara untuk menggiring anggota SRC agar lebih semangat untuk maju. Manfaatnya ya ke toko dan pemasukan kita juga, karena tokonya jadi lebih baik perkembangannya,” papar Neneng.
Berbagai perubahan dilakukan Neneng terhadap Toko SRC Kurnia. Dari awalnya etalase tradisional, kini menerapkan konsep terbuka dengan rak-rak dengan penataan yang rapi. Hal ini membuat pelanggan memiliki kesempatan untuk memilih berbagai kebutuhannya.
Baca juga : Pertemuan Kelima EWG Kuatkan Peranan UKM
Neneng mengatakan, dengan penataan rak terbuka, justru membuat konsumen yang awalnya hanya ingin membeli satu atau dua barang, menjadi berbelanja lebih banyak.
“Berubahnya drastis. Omzet terdongkrak dan sangat signifikan,” kata Neneng.
Kini, selain toko kelontong yang menjual berbagai kebutuhan, Neneng juga melakukan diversifikasi usaha dengan melihat peluang lokasinya yang berada di jalur strategis. Lokasi Toko SRC Kurnia dekat dengan berbagai perusahaan besar dan sejumlah sekolah. Akhirnya, ia memutuskan menjual berbagai kebutuhan alat tulis kantor dan jasa fotokopi. Ternyata, cukup menjanjikan.
Tak berhenti di situ, Neneng juga membuka kesempatan bagi masyarakat di sekitarnya untuk menitipkan berbagai olahan penganan dan cemilan. Ia menyebutkan, di sekitar tokonya, banyak perajin makanan yang membuat berbagai jenis makanan seperti keripik pisang, keripik tempe, dan lain-lain.
Ia pun membuat “Pojok Lokal” yang juga termasuk inisiatif pembinaan bagi toko kelontong anggota SRC untuk menampung dan memasarkan berbagai produk UMKM lainnya.
“Saya garap serius Pojok Lokal ini. Dari awalnya hanya jual beberapa jenis makanan, sekarang terus berkembang. Karena tetangga-tetangga ini juga melihat produknya cepat laris, mereka malah berpikir untuk membuat berbagai variasi. Misalnya keripik pisang, tidak hanya yang original, tapi berbagai rasa. Jadi sekarang makin variatif,” kata Neneng.
Menurut Neneng, diversifikasi yang dilakukannya juga bagian dari penerapan ilmu yang didapatkannya dari SRC. Pengembangan perlu dilakukan agar menjadi bisnis berkelanjutan dan berdampak. Dengan dibukanya Pojok Lokal, tetangga-tetangga Neneng juga mendapatkan tempat untuk memasarkan produknya dan membuka lahan rezeki bagi mereka.
Meski sempat terdampak pandemi, bisnis toko kelontong Neneng kini mulai menuju normal karena telah aktifnya aktivitas perkantoran dan sekolah. Perkembangan bisnis hingga saat ini menyadarkan Neneng bahwa dengan fokus, menjaga konsistensi dan komitmen, membuat usahanya semakin maju dan bertahan.
Beberapa waktu lalu, Neneng dan para anggota SRC di Jakarta dan sekitarnya, mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) secara simbolis yang dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo. Neneng bersyukur mendapatkan kesempatan ini, karena difasilitasi oleh SRC. Para anggota SRC dibekali pengetahuan tentang cara mendapatkan SRC.
“Saat itu, Sampoerna mengajak buat NIB, ada pertemuan di Jakarta. Kemudian dijelaskan bagaimana cara membuatnya, dipandu pembuatannya. Kami saling bantu satu sama lain, ternyata mudah. Lima sampai 10 menit langsung keluar NIB-nya,” kata Neneng.
Pemerintah memang mempermudah pelaku UMKM untuk mendapatkan NIB melalui one single submission (OSS).
NIB bisa digunakan untuk mempermudah akses pinjaman dari bank. Selain itu, para anggota SRC di wilayahnya ingin mengetahui cara membuat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dengan memanfaatkan NIB yang telah dimiliki. (RO/OL-7)
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, pihaknya tidak perlu mengeluarkan peraturan baru untuk memberikan restrukturisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR).
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) merilis data terbaru Indeks Bisnis UMKM untuk Triwulan II 2024 pada Kamis (1/8).
Tumbuhnya ekonomi kerakyatan berkat skala operasi lokal. Mereka cenderung merekrut tenaga kerja di lingkungan sekitar, sehingga menciptakan lapangan pekerjaan di tingkat lokal.
PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kreatif yang lahir dari warga yang juga para pelaku UMKM di sekitar perusahaan.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM mendorong peningkatan proporsi kredit UMKM secara kumulatif.
IVAN Cahyadi ditunjuk sebagai Presiden Direktur (Presdir) Sampoerna yang baru menggantikan Vassilis Gkatzelis.
Peluncuran program dari (Bank Sampoerna bertepatan dengan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2023 dengan menggunakan jargon bernuansa wanita yaitu All For #HER.
"Kami berterima kasih kepada Sampoerna dan INOTEK yang membuka ruang inovasi pelaku UMKM dan sekaligus memotivasi kita semua," katanya
KEBIJAKAN Sampoerna University menawarkan peluang untuk go global karena punya kurikulum berstandar Amerika Serikat, menjadi jembatan bagi mahasiswa yang ingin go internasional.
Berbasis ramah lingkungan dengan mengaplikasikan energi terbarukan, sistem perpustakaan digital ini hadir di dua sekolah binaan yaitu SMAN 6 Cirebon dan SMPN 174 Jakarta.
Elang Jawa merupakan salah satu spesies yang terancam punah di Indonesia, pemilihannya sebagai maskot juga menjadi alasan untuk mendukung keberlangsungan lingkungan ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved