Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatan produksi padi bahkan ekspor beras di tahun 2022.
Namun demikian, di tahun ini sektor pertanian dihadapkan tantangan besar yakni perubahan iklim ekstrem dan masa pandemi covid-19 sehingga Kementan memiliki strategi jitu untuk mewujudkan target tersebut.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan mengacu arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, upaya peningkatan produksi padi di tahun 2022 harus dengan menggunakan cara-cara modern atau baru yang beda dengan tahun sebelumnya sebab tantangan yang dihadapi adalah dampak perubahan iklim ekstrim dan pandemi covid 19.
Karena itu, terobosan yang dilakukan percepatan tanam, indeks pertanaman (IP) 400 atau tanam 4 kali setahun dan perluasan areal tanam baru serta yang kalah penting adalah melakukan budidaya padi ramah lingkungan.
“Pada saat pandemi saat ini semua orang membutuhkan makanan yang sehat. Mari kita bersama petani menyiapkan bahan makanan sehat," kata Suwandi pada webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani, Kamis (3/2/2022).
"Sehat itu tidak berati hanya sehat untuk manusia namun sehat untuk lingkungan, agar ramah lingkungan maka harus mengurangi penggunaan pupuk pestisida kimia, kurangi obat-obatan sintesis, gunakan yang bersifat bio seperti pupuk organik, pupuk hayati, bio-pestisida dan pengendalian hama terpadu,” paparnya.
Suwandi menjelaskan budi daya padi ramah lingkungan adalah bukan ilmu baru, namun mengembalikan kesuburan tanah sudah menjadi cara bertani petani Indonesia seperti pada zaman dahulu.
Dengan teknik budidaya padi ini, tanah yang sudah tandus dan gersang karena instensif kimiawi dapat dikembalikan menjadi subur karena apa yang digunakan hari ini akan diwariskan untuk anak cucu ke depan.
“Jangan kita merusak dan meracuni lahan hanya untuk mengejar produksi sementara kita menghilangkan hara di lahan itu. Tidak hanya semata mengejar keuntungan motif ekonomi namun harus memperhatikan aspek ekologi dan aspek lingkungan sosial," jelas Suwandi.
"Aspek lingkungan sosial di sini dimaksudkan dalam hal penyerapan tenaga kerja, pluraisme, gotong royong, dan keberagaman,” ujarnya.
Suwandi menambahkan sesuai kebijakan pembangunan pertanian arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, untuk melakukan proses budi daya harus berskala ekonomi dalam skala kawasan dan harus komprehensif.
Artinya ditangani mulai aspek hulu, budi daya on farm, hilir hingga pasar sehingga menjadi ekosistem satu kesatuan utuh dan aspek kelembagaan yang harus ditata, perlu offtaker yang menjamin kesiapan permodalan (KUR) dan aspek pasar.
Proses budi daya yang sudah dilakukan dengan baik, sambungnya, tentunya harus diikuti dengan hilirisasi baik yang dilakukan petani maupun kemitraan dengan Industri. Ini yang akan menjamin keberlanjutan /sustainabilitas dengan pendekatan skala Kawasan.
“Contoh skala kawasan dalam pengembangan IP 400 skala luas di Sukoharjo, Sragen, Klaten, Bantul, Bone perlu diperhatikan pengaturan pola tanam bareng, penggunaan benih unggul semai di luar, mekanisasi diperkuat karena jarak panen tanam hanya lima hari, penggunaan biodecomposer, pengendalian hama terpadi untuk menjaga organisme pengganggu tanaman di bawah batas aman, Gerdal,” terangnya.
“Selanjutnya strategi peningkatan produksi lainnya melalui perluasan areal tanam baru di lahan kering, lahan tidur, lahan menganggur, karena musim hujan adalah ritme alam, sejengkal tanah harus ditanam. Antisipasi mitigasi iklim ekstrim adalah keniscayaan, teknologi sebagai jawaban,” imbuh Suwandi.
Ketua Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI), Retno Sri Indah Lestari memberikan acungan jempol terkait strategi yang dijalankan Kementan dalam meningkatkan produksi padi guna menghadapi dampak perubahan iklim dan pandemi covid-19.
Strategi meningkatkan produksi padi antara lain melalui intensifikasi yaitu upaya peningkatan produksi, produktivitas dengan mengoptimalkan lahan pertanian yang telah ada antara melalui penggunaan bibit unggul, pengendalian hama terpadu, penggunaan pupuk sesuai kebutuhan, pengairan, pemeliharaan, penyuluhan.
“Strategi ini yang ditengah digalakan Kementan yaitu Gerakan IP400, menanam padi empat kali dalam setahun. Ini sangat bagus sekali untuk mengoptimalkan pontensi sumberdaya alam dan mengefisien penggunakan input pertanian dan mendorong penggunakan teknologi modern,” ucapnya.
Strategi lain, dikatakan Retno, yaitu melalui ektensifikasi yaitu upaya meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya lahan yang belum dimanfaatkan, lahan bera, dan sebagainya.
Salah satu yang digalakan Kementan dalam upaya peningkatan luas tanam adalah Program PATB (Perluasan Areal Tanam Baru).
“Tentunya dalam pengelolaan pertanian padi ini, aspek lingkungan, sosial serta keberlanjutan lahan budidaya perlu diperhatikan, salah satunya melalui budidaya ramah lingkungan berkelanjutan,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso mengatakan mendukung upaya Kememtan dalam mewujudkan ketersediaan dan keterjangkauan pangan yang adil, aman dan bergizi.
Namun demikian, yang perlu menjadi perhatian dalam mewujudkan hal tersebut adalah kemampuan petani mengakses lahan, modal, sarana dan sarana pertanian terbatas.
”Strategi yang dilandasi dengan kebijakan perlindungan petani dan lahan pertanian berkelanjutan diantaranya peraturan terkait penetapan Kawasan pertanian pangan berkelanjutan, Kawasan lahan cadangan pertanian pangan," jelas Sutarto.
"Kemudian rehabilitasi kesuburan lahan dengan pengaturan pola tanam, penggunaan pupuk organik dan bahan biologis dan penyubur lahan,” terangnya.
Sutarto menambahkan strategi lainnya yakni melalui pembenahan dan peningkatan infrastruktur bendungan, irigasi, jalan produksi.
Kemudian, subsidi benih, pupuk yang tepat sasaran (tempat, jumlah, jenis, waktu, harga) dan peningkatan intensifikasi dengan memperhatikan lingkungan (iklim, gangguan organisme penggangu tanaman) sesuai kaidah precision farming.
“Strategi yang penting junga diilakukan adalah peningkatan kelembagaan petani melalui korporasi petani. Andalan pangan dan pertanian adalah petani berlahan sempit dan pelaku industri usaha kecil menengah yang umumnya sulit mengakses modal, pasar. Untuk itu perlu mendapat perhatian dan perlindungan secara berkelanjutan,” tutupnya. (RO/OL-09)
Berkat sumbangannya pada Pembangunan Nasional tersebut, Presiden Jokowi dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Konstruksi Indonesia. Presiden mengatakan sejak awal kepemimpinannya
Persoalan pangan adalah isu global yang harus ditangani serius.
Pada Juli 2024, perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nasional secara tahun ke tahun atau year on year (yoy) mencapai 2,99% terhadap IHPB Juli 2023.
RMA Indonesia merupakan satu-satunya distributor resmi Mahindra Tractor di Tanah Air. Sementara, Mahindra FES adalah produsen traktor terbesar di dunia berdasarkan volume.
PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kreatif yang lahir dari warga yang juga para pelaku UMKM di sekitar perusahaan.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemuning, berkomitmen untuk terus memajukan masyarakat terutama perempuan setempat.
Puluhan hektare sawah di Purwakarta terancam gagal panen setelah pasokan air mengering.
Kementan terus mendorong program perluasan Areal Tanam (PAT) Padi
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengeklaim program pompanisasi yang saat ini digencarkan Kementerian Pertanian berhasil meningkatkan produksi padi.
Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional IX akan kembali diadakan, menjadi ajang bergengsi untuk mengeksplorasi dan memamerkan berbagai varietas tanaman pangan unggulan.
Program penanaman padi apung yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di beberapa kabupaten dalam dua tahun terakhir mengalami kegagalan.
GELAGAT pemerintah yang menjadikan perubahan iklim sebagai alasan gagalnya swasembada pangan tak dapat dibenarkan. Semestinya itu memacu upaya pengambil kebijakan berbuat lebih.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved