Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DIREKTUR Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menjabarkan sampai dengan Selasa (13/4), terdapat 20 perusahaan dalam proses evaluasi pencatatan saham BEI.
"Kami masih menunggu perusahaan BUMN maupun entitas anak BUMN untuk masuk bursa," kata Nyoman dalam keterangan yang diterima, kemarin.
Daftar sektor dari 20 perusahaan yang ada di pipeline IPO saham yaitu sebanyak tiga perusahaan dari sektor material dasar, dua perusahaan dari sektor industrials, satu perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, enam perusahaan dari sektor consumer cyclicals, tiga perusahaan dari sektor properti & real estate, tiga perusahaan dari sektor teknologi, dan dua perusahaan dari sektor energi.
"Terdapat 3 dari 20 perusahaan yang akan melakukan IPO dengan skema berdasarkan POJK Nomor 53/POJK.04/2017," kata Nyoman. POJK tersebut tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu oleh Emiten dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Aset Skala Menengah.
Sebagai informasi tambahan, saat ini terdapat 19 perusahaan dalam pipeline obligasi/sukuk yang akan tercatat di bursa dengan total target emisi sebesar Rp19,85 triliun.
"Kemudian ada tiga perusahaan di antaranya merupakan perusahaan baru yang akan mencatatkan Obligasi/Sukuk perdana dengan nilai target emisi sebesar mencapai Rp5,1 triliun yang salah satunya adalah anak perusahaan BUMN," tutup Nyoman. (E-3)
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
Skema full periodic call auction (FCA) dianggap rugikan para investor saham ritel
HINGGA April 2024, BEI mengumumkan daftar 41 emiten yang berisiko dihapus pencatatannya dari bursa saham. BEI melaporkan bahwa 41 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari 6 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved