Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Muhammadiyah Tarik Dana dari BSI

Fetry Wuryasti
21/12/2020 05:45
Muhammadiyah Tarik Dana dari BSI
MERGER BANK SYARIAH BUMN: Seorang nasabah menunggu di ruang tunggu Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Rabu (14/10/2020)( ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.)

MUHAMMADIYAH berencana menarik seluruh dananya dari tiga bank syariah milik BUMN yang mulai 1 Februari 2021 secara operasional akan menggabungkan diri (merger) menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).

Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan keputusan itu diambil setelah melihat komposisi komisaris, direksi, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) PT Bank Syariah Indonesia hasil merger yang diumumkan Selasa (15/12).

"Kini Bank Syariah Indonesia sudah menjadi sebuah bank syariah milik negara yang besar, sangat kuat, dan menjadi 10 bank syariah terbesar di dunia," ujar Anwar dalam keterangannya kemarin.

Lantaran sudah menjadi bank syariah yang besar, sambungnya, Muhammadiyah memandang tidak lagi perlu mendukung Bank Syariah Indonesia, yang merupakan penggabungan dari BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri (BSM), serta mengalihkan semua dana yang ditempatkan di bank tersebut ke bank syariah yang tidak ikut dalam merger.

"Mengalihkan seluruh pembiayaan yang diterima Muhammadiyah kepada bank baru yang menjadi mitra, apakah itu bank negara syariah yang tidak ikut merger, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah, atau BPD yang ada unit syariah, serta kepada bank umum syariah atau unit usaha syariah," kata Anwar.

Ia menjelaskan, komitmen awal Muhammadiyah adalah memajukan ekonomi umat, termasuk memajukan bank-bank milik umat, apakah itu bank umum syariah, atau bank perkreditan rakyat (BPR) syariah milik umat.

PP Muhammadiyah juga akan membentuk satu tim khusus yang diisi para ahli keuangan, bankir, dan mantan-mantan bankir, serta mantan-mantan regulator untuk membahas pengalihan dana milik ormas tersebut.

"Kami harapkan tim ini segera dibentuk pimpinan Pusat Muhammadiyah supaya dalam waktu dekat sudah bisa menarik semua dana yang ada di Bank Syariah Indonesia hasil merger, kemudian memindahkan kepada bank-bank syariah atau yang punya unit syariah, yang mau berkomitmen bersama Muhammadiyah untuk memajukan ekonomi umat, ekonomi rakyat banyak, dan UMKM," kata Anwar.

 

Integrasi kekuatan

Di kesempatan berbeda, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menilai merger tiga bank syariah milik Himbara itu sudah sesuai dengan saran yang diberikan ICMI beberapa tahun lalu. Karena itu, ICMI mendukung penuh pendirian PT Bank Syariah Indonesia.

Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie mengatakan kehadiran Bank Syariah Indonesia patut disyukuri. Alasannya, bank itu membuktikan integrasi bisnis industri perbankan syariah bukan hal yang mustahil dilakukan.

"Bagus, kami bersyukur karena itu sudah saran kami dua tahun lalu. Memang bagus, karena itu mengintegrasikan semua bank syariah yang punya pemerintah, daripada terlalu banyak. Setidaknya itu mengintegrasikan semua sehingga kekuatannya bisa menjadi terpadu," ujar Jimly dalam keterangan resminya, kemarin.

Proses merger Bank Syariah Indonesia hingga kini masih berlangsung. Entitas hasil merger PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRI Syariah Tbk itu direncanakan terbentuk efektif pada 1 Februari 2021. (Des/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya