Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pasar Digital Tumbuh, Industri Kemasan Naik Daun

(Ins/E-2)
01/12/2020 04:50
Pasar Digital Tumbuh, Industri Kemasan Naik Daun
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih( (MI/M Taufan SP Bustan))

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan kinerja industri kemasan yang bakal meningkat akibat naiknya aktivitas pasar digital. Hal itu sejalan dengan peta jalan industri 4.0 yang dicanangkan pemerintah.

"Proporsi ini kami yakini akan meningkat lebih tinggi dengan didorong pesatnya peningkatan pasar digital yang membuat mobilitas produk semakin tinggi," ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih dalam keterangan resminya, kemarin.

Ia menuturkan, berdasarkan data Indonesia Packaging Federation 2020, kinerja industri kemasan di Tanah Air diproyeksikan tumbuh pada kisaran 6% di 2020, naik dari nilai realisasi tahun lalu sebesar Rp98,8 triliun. Ditinjau dari materialnya, kemasan yang beredar sebesar 44% dalam bentuk kemasan fleksibel, 14% kemasan rigid plastic, dan 28% kemasan paperboard.

"Karakteristik kedua kemasan tersebut, dari sisi ekonomi dan daya tahan membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik," kata Gati.

Mengutip dari riset AT Kerney (2019) di Asia, Gati menyebut ada beberapa pergeseran paradigma yang terjadi secara makro ekonomi dan memengaruhi tren industri pengemasan. Misalnya, pertumbuhan penjualan retail daring di Asia yang mencapai rata-rata 19% per tahun, menggeser tren kemasan yang awalnya lebih mementingkan penampilan, menjadi lebih mementingkan kekuatan dan daya tahan kemasan.

"Kemudian, meningkatnya permintaan smart packaging, meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kemasan yang berkelanjutan, serta desain kemasan yang dapat mengurangi biaya pengemasan. Ini tentu saja akan mengurangi harga jual dan meningkatkan daya saing produk," jelas Gati.

Dengan kemajuan teknologi, sambungnya, orang-orang terus berinovasi mengembangkan teknologi kemasan dan mencari solusi untuk masalah-masalah pangan yang sangat rentan risiko, seperti untuk pangan basah.

Untuk menjaga keamanan dan kekuatan makanan, dia mengatakan, kemasan harus menggunakan teknologi. Misalnya, dengan menjadikan makanan tersebut beku atau menggunakan active & intelligent packaging untuk mengetahui umur dan kondisi dari makanan. (Ins/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya