Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Komitmen Tidak Jelas, India Bisa Angkat Kaki dari RCEP

Andhika Prasetyo
06/11/2019 17:56
Komitmen Tidak Jelas, India Bisa Angkat Kaki dari RCEP
Dirjen Perundingan Perdagangan Luar Negeri Kemendag Iman Pambagyo(MI/fetry wuryasti)

INDIA masih terus menunjukkan komitmen yang tidak jelas di dalam penyelesaian perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Sikap tersebut membuat pembahasan menjadi terhambat dan mengulur-ulur waktu penyelesaian dan penandatanganan.

"India masih punya persoalan. Mereka tidak bisa join kalau persoalan itu belum ditampung. Tapi yang jadi masalah, kita semua tidak tahu persoalan mereka itu ada dimana," ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (6/11).

Padahal, Iman mengungkapkan, India selalu hadir di dalam setiap perundingan. Tidak ada satu pun pembahasan pasal yang dilaksanakan tanpa melibatkan Negeri Bollywood tersebut.

"Tidak ada rahasia-rahasia. Maka itu kami mau klarifikasi ke India. Bagian mana yang mereka permasalahkan," jelas dia.

Baca juga : Pakta Dagang RCEP akan Hadir di 2020

Iman mengatakan sebanyak 15 negara lain yakni 10 anggota ASEAN, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru sudah memiliki komitmen yang kuat untuk segera menyelesaikan perundingan pakta perdagangan regional terbesar di dunia itu.

Mereka merasa sudah melewati proses negosiasi yang sangat berat dalam tujuh tahun terakhir.

"Kalau ada satu negara yang mau utak-atik pasal yang sudah selesai, apa 15 negara lain mau? Bisa tujuh tahun lagi nanti berunding," tuturnya.

Iman pun tidak menutup kemungkinan, jika tidak kunjung memiliki kesepahaman, India bisa saja keluar dari RCEP.

Seandainya itu terjadi, Indonesia tidak akan mengalami banyak kerugian. Kerugian terbesar malah akan didera negara tersebut

"Kita kan sudah punya ASEAN-India FTA. Jadi tidak begitu khawatir soal akses pasar. Hanya saja, kalau bicara perluasan supply chain, India tidak akan masuk. Inti dari RCEP kan pendalaman dan perluasan supply chain," terangnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya