Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Menguji Konsistensi Pernyataan Jokowi

08/2/2024 21:00

DIA yang melempar api, dia pula yang mencoba tampil bak pahlawan untuk memadamkannya. Begitulah kiranya kita menilai pernyataan Presiden Joko Widodo yang disampaikan pada Rabu (7/2) lalu. 

Jokowi mewanti-wanti agar seluruh jajaran aparatur sipil negara (ASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polri, hingga Badan Intelijen Negara (BIN) bersikap netral dalam Pemilu 2024. Di saat bersamaan, Jokowi juga menegaskan tidak akan berkampanye kendati, menurut dia, aturan membolehkannya.

Sayangnya, publik tidak melihat keseriusan dari pernyataan itu. Api yang telah ia ciptakan tidak semudah itu pula dipadamkan. Jokowi terkesan hanya ingin meredakan kemarahan publik yang belakangan tensinya kian meninggi. Terlebih dengan terus bergeraknya kalangan akademisi yang semakin masif mengekspresikan kegeraman menyaksikan perilaku penguasa yang seenaknya menekuk-nekuk demokrasi.

Dikatakan tidak serius karena apa yang diucapkan dan praktiknya bertolak belakang. Jokowi bilang tidak akan berkampanye, padahal selama ini, melalui berbagai program pemberian bantuan dan kunjungan kerja ke daerah-daerah, sesungguhnya dia telah berkampanye secara terselubung demi kepentingan kandidat tertentu. 

Apalah arti janji untuk tidak akan melakukan kampanye yang dilontarkan hanya empat hari menjelang berakhirnya masa kampanye dan seminggu sebelum hari pemungutan suara? Padahal, sebelum-sebelumnya Presiden dengan entengnya menggunakan fasilitas negara untuk mengerek elektoral kandidat tertentu, meskipun dilakukan secara diam-diam. Orang menyebutnya lips service.

Jokowi juga mengingatkan agar ASN, aparat kepolisian, dan TNI untuk netral. Padahal, publik secara terang-benderang bisa melihat dari banyak kasus yang terjadi sepanjang masa kampanye pemilu ini, betapa Presiden seolah membiarkan aparat-aparat di bawahnya, termasuk para pembantunya di kabinet, berbicara dan berlaku tidak netral. 

Begitu nyata pembiaran itu, sampai-sampai muncul dugaan jangan-jangan justru pihak istanalah yang sejatinya aktif memobilisasi keberpihakan aparatur terhadap pasangan calon presiden-calon wakil presiden tertentu. Sebuah dugaan yang rasanya tidak berlebihan jika melihat rekam peristiwa lima bulan terakhir sejak keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi yang memuluskan jalan bagi anak Jokowi menjadi cawapres. 

Belakangan, ketidaknetralan aparat kian kentara setelah muncul tindakan intervensi dan intimidasi terhadap sivitas akademika kampus agar menyuarakan hal-hal baik tentang Presiden Jokowi. Intervensi yang diterima sejumlah kampus di Jawa Tengah itu dilakukan setelah banyak guru besar menyatakan sikap kritis terhadap pemerintah.

Hal-hal itulah yang, terus terang, membuat kita agak sulit memercayai pernyataan, imbauan, atau instruksi Jokowi soal netralitas aparatur negara. Publik meragukan konsistensi pernyataan itu karena selama ini yang dipertontonkan oleh penguasa justru inkonsistensi yang terus-menerus. 

Tidak ada jalan lain, seperti yang juga diserukan para tokoh bangsa dan guru besar, Presiden Jokowi harus segera kembali ke koridor demokrasi yang semestinya. Presiden harus berdiri di atas semua golongan dan semua kontestan pemilu. Ucapan dan tindakan harus sejalan. Jika itu bisa dilakukan, mungkin publik akan mulai bisa percaya bahwa apa yang diucapkannya tak sekadar omong doang. 



Berita Lainnya
  • asasf

    28/6/2025 19:24

    asfsafasf

  • Jangan Loloskan Calon Titipan

    02/8/2024 05:00

    PANITIA Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah kunci

  • Teladan Netralitas Jangan Omon-Omon

    01/8/2024 05:00

    Namun, seruan Menko Polhukam itu bak membuka kembali lembaran-lembaran pelanggaran yang terjadi pada masa lalu.

  • Hadirkan Keadilan untuk Dini

    31/7/2024 05:00

    VONIS bebas terdakwa Gregorius Ronald Tannur telah mencederai pemenuhan hak atas keadilan korban Dini Sera Afrianti beserta keluarga.

  • Jalan Akhir Tegakkan Muruah KPU

    30/7/2024 05:00

    SETELAH menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KPU RI sejak 4 Juli 2024, Mochammad Afifuddin resmi menjadi Ketua KPU RI definitif periode 2022-2027 mulai kemarin.

  • Negara Jangan Kalah Lawan Judol

    29/7/2024 05:00

    SEBARAN racun judi daring atau judi online (judol) kian mengerikan.

  • Rumah Sakit Penilap Duit

    27/7/2024 05:00

    MEMALUKAN, amat memalukan.

  • Pertaruhan Pemberantasan Korupsi

    26/7/2024 05:00

    HARUS tegas dikatakan bahwa tekad bangsa ini untuk memberantas korupsi berada di ambang gawat darurat.

  • Setop Legislasi Transaksional

    25/7/2024 05:00

    PERIODE Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masa bakti 2019-2024 tinggal hitungan bulan lagi.

  • Harta, Takhta, Pilkada

    24/7/2024 05:00

    SEMAKIN dekat pada pemilihan umum, rakyat negeri ini sudah biasa melihat manuver politik yang makin menjadi. Lawan menjadi kawan, begitu pula sebaliknya.

  • Kejaksaan di Puncak Kepercayaan

    23/7/2024 05:00

    ADA pepatah populer bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Dari usaha yang keras akan dipanen hasil yang memuaskan.

  • Habis Tapera Terbitlah Asuransi

    22/7/2024 05:00

    FRASA gotong royong kembali dipakai untuk menjadi dalih dan alasan bagi negara untuk mengutip uang dari rakyat.

  • Utak-atik Anggaran Makanan Bergizi

    20/7/2024 05:00

    PROGRAM makan siang gratis merupakan janji politik pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sedari awal membetot perhatian.

  • Wakil Menteri Muluskan Transisi

    19/7/2024 05:00

    PRESIDEN Joko Widodo melantik tiga wakil menteri sekaligus untuk membantu kerja menteri-menteri bidang ekonomi, kemarin.

  • Setop Pilih Pemimpin Korup

    18/7/2024 05:00

    PEMILIHAN kepala daerah (pilkada) akan digelar serentak pada November mendatang, dari wali kota, bupati, hingga gubernur.

  • Indonesia Darurat Rasuah

    17/7/2024 05:00

    MASYARAKAT Indonesia terpotret semakin permisif terhadap perilaku korupsi. Perbuatan lancung yang dahulu dianggap tabu itu perlahan-lahan mulai dianggap biasa dan ditoleransi