Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Sikap tidak Netral kian Brutal

26/1/2024 21:00

PRINSIP pemilihan umum mesti berjalan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber dan jurdil), semakin lama semakin tercederai. Prinsip luber dan jurdil tidak lagi dibumikan, malah disimpan rapat-rapat di bawah ketiak penguasa. Awan hitam ketidaknetralan penyelenggara negara sungguh membayangi Pemilu 2024.

Tidak lama setelah Presiden Joko Widodo mengatakan dirinya boleh ikut berkampanye, muncul pernyataan dari Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin yang berpotensi mendorong aparatur sipil negara (ASN) untuk tidak netral di pemilu. Dalam pernyataannya yang dilansir sejumlah media massa, Bahtiar membolehkan ASN Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menghadiri kampanye.

Menurut Bahtiar, ASN adalah warga negara yang memiliki hak politik untuk memilih calon anggota legislatif dan pasangan calon presiden-calon wakil presiden. Ia lalu menyitir UU Pemilu yang ia klaim membolehkan ASN menghadiri kampanye sepanjang tidak menggunakan atribut dan tidak mengartikulasikan dukungan tersebut lewat gerak-gerik atau melalui simbol tertentu.

Bahtiar yang masih menjabat sebagai Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri seperti tidak menghitung risiko atas ucapannya tersebut. Ucapannya sangat bisa ditafsirkan oleh para bawahannya untuk aktif dalam kegiatan kampanye atau bahkan untuk tidak netral. Padahal, sudah banyak aturan mulai dari undang-undang, peraturan pemerintah, hingga surat keputusan bersama, yang mewajibkan ASN bersikap netral dan tidak memihak. 

Itu semua terjadi ibarat pepatah guru kencing berdiri murid kencing berlari. Apa yang diucapkan Presiden Jokowi kini diamplifikasi jajaran pemerintah di bawahnya. Sejauh ini, memang baru Bahtiar yang tercatat mengucapkan hal tersebut. Bukan tidak mungkin ada penjabat kepala daerah yang diam-diam sudah menyuarakan hal serupa, namun belum tersiar di media massa.

Kita mendorong Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), baik pusat maupun daerah, harus segera bersikap. Ini harus menjadi alarm kencang agar Bawaslu meningkatkan pengawasan terhadap netralitas ASN ke level paling tinggi. Bila mengacu data Pemilu 2019, terdapat 999 penanganan pelanggaran terkait dengan netralitas ASN. Sebesar 89% di antaranya diteruskan ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) untuk ditindaklanjuti. 

Dengan sikap tidak netral yang semakin brutal seperti sekarang ini, sangatlah masuk akal jika potensi pelanggarannya menjadi semakin besar. Bawaslu jangan tutup mata dan harus betul-betul siaga manakala ketidaknetralan Jokowi perlahan-lahan dicontoh para aparat di bawahnya. Jangan pula Bawaslu menjadi macan ompong, kelihatannya garang dan menakutkan, tapi ternyata tidak bisa mengigit. 

Untuk membuktikan Bawaslu punya nyali, kita mendorong agar lembaga yang dipimpin Rahmat Bagja, itu segera memanggil dan memeriksa Presiden Jokowi. Biar semua terbuka secara transparan dan terang benderang soal pernyataan presiden boleh berkampanye dan memihak. Publik sudah jengah dengan sikap yang abu-abu seperti sekarang ini. Biarlah yang hitam dikatakan hitam dan putih dikatakan putih karena kebenaran tidak pernah mendua.



Berita Lainnya
  • asasf

    28/6/2025 19:24

    asfsafasf

  • Jangan Loloskan Calon Titipan

    02/8/2024 05:00

    PANITIA Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah kunci

  • Teladan Netralitas Jangan Omon-Omon

    01/8/2024 05:00

    Namun, seruan Menko Polhukam itu bak membuka kembali lembaran-lembaran pelanggaran yang terjadi pada masa lalu.

  • Hadirkan Keadilan untuk Dini

    31/7/2024 05:00

    VONIS bebas terdakwa Gregorius Ronald Tannur telah mencederai pemenuhan hak atas keadilan korban Dini Sera Afrianti beserta keluarga.

  • Jalan Akhir Tegakkan Muruah KPU

    30/7/2024 05:00

    SETELAH menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KPU RI sejak 4 Juli 2024, Mochammad Afifuddin resmi menjadi Ketua KPU RI definitif periode 2022-2027 mulai kemarin.

  • Negara Jangan Kalah Lawan Judol

    29/7/2024 05:00

    SEBARAN racun judi daring atau judi online (judol) kian mengerikan.

  • Rumah Sakit Penilap Duit

    27/7/2024 05:00

    MEMALUKAN, amat memalukan.

  • Pertaruhan Pemberantasan Korupsi

    26/7/2024 05:00

    HARUS tegas dikatakan bahwa tekad bangsa ini untuk memberantas korupsi berada di ambang gawat darurat.

  • Setop Legislasi Transaksional

    25/7/2024 05:00

    PERIODE Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masa bakti 2019-2024 tinggal hitungan bulan lagi.

  • Harta, Takhta, Pilkada

    24/7/2024 05:00

    SEMAKIN dekat pada pemilihan umum, rakyat negeri ini sudah biasa melihat manuver politik yang makin menjadi. Lawan menjadi kawan, begitu pula sebaliknya.

  • Kejaksaan di Puncak Kepercayaan

    23/7/2024 05:00

    ADA pepatah populer bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Dari usaha yang keras akan dipanen hasil yang memuaskan.

  • Habis Tapera Terbitlah Asuransi

    22/7/2024 05:00

    FRASA gotong royong kembali dipakai untuk menjadi dalih dan alasan bagi negara untuk mengutip uang dari rakyat.

  • Utak-atik Anggaran Makanan Bergizi

    20/7/2024 05:00

    PROGRAM makan siang gratis merupakan janji politik pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sedari awal membetot perhatian.

  • Wakil Menteri Muluskan Transisi

    19/7/2024 05:00

    PRESIDEN Joko Widodo melantik tiga wakil menteri sekaligus untuk membantu kerja menteri-menteri bidang ekonomi, kemarin.

  • Setop Pilih Pemimpin Korup

    18/7/2024 05:00

    PEMILIHAN kepala daerah (pilkada) akan digelar serentak pada November mendatang, dari wali kota, bupati, hingga gubernur.

  • Indonesia Darurat Rasuah

    17/7/2024 05:00

    MASYARAKAT Indonesia terpotret semakin permisif terhadap perilaku korupsi. Perbuatan lancung yang dahulu dianggap tabu itu perlahan-lahan mulai dianggap biasa dan ditoleransi