Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PEMILU yang demokratis, jujur, dan adil hanya akan jadi angan-angan ketika yang mendominasi proses dan tahapan pemilu itu justru pelanggaran dan kecurangan yang dipampang di hadapan publik tanpa malu dan risih. Ironisnya, tanda-tanda itu kian terlihat hari-hari ini, di saat pelaksanaan Pemilu 2024 hanya tersisa kurang dari 40 hari lagi.
Alih-alih disuguhi lebih banyak model kampanye yang substantif dan berkualitas, di masa kampanye ini publik malah semakin banyak dijejali dengan fakta pelanggaran dan kecurangan yang dilakukan secara masif sekaligus terang-terangan. Tidak ada rasa sungkan atau takut, pelanggaran kian telanjang dipertontonkan.
Lebih memilukan lagi, pelanggaran itu dilakukan 'lintas-strata'. Dari tingkat bawah hingga elite. Contohnya berderet. Di level bawah, misalnya, belasan pegawai diduga Satpol PP Garut, Jawa Barat, yang tergabung dalam Forum Komunikasi Bantuan Polisi Pamong Praja Nusantara menyatakan dukungan kepada cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.
Satu tingkat lebih tinggi, ada acara Desa Bersatu yang digelar para kepala desa Apdesi, yang juga nyata-nyata memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo-Gibran. Naik lagi, beberapa waktu lalu terungkap dugaan adanya pakta integritas Pj Bupati Sorong Yan Piet Mosso dan Kepala Badan Intelijen Daerah untuk memenangkan capres Ganjar Pranowo.
Jangan lupa, di level yang lebih tinggi ada juga Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang beberapa kali diduga menggadaikan netralitasnya sebagai pejabat negara demi mendukung Prabowo-Gibran.
Semakin masifnya pelanggaran yang dilakukan tanpa malu-malu itu, terutama yang melibatkan aparat negara, kiranya mengonfirmasi pandangan bahwa hulu persoalan ini bermula dari pucuk pemimpin negara yang gagal menjaga muruah dan netralitasnya.
Karena presiden sedari awal getol cawe-cawe dalam urusan sokong menyokong terkait pemilu, aparat di bawahnya pun merasa mendapat 'kekuatan moral' untuk melakukan hal yang sama. Lantaran presidennya kerap mengintervensi, petugas di lapangan pun tak ragu melakukan pelanggaran atau kecurangan.
Ibarat air, pelanggaran berhulu di atas, mengalir dan bermuara ke bawah. Masif dan sistemis. Di sisi lain, akibat ketidaknetralannya, penguasa pada akhirnya terkesan membiarkan aparat negara terlibat karena ada kepentingan politik yang mesti mereka jaga.
Pun dalam penangannya, ketidaksetaraan perlakuan sangat jelas terlihat. Jika pelanggaran dan kecurangan itu menguntungkan kelompok penguasa, alih-alih ditindak malah dibiarkan. Sebaliknya, bila pelanggaran diduga dilakukan oleh kelompok yang berseberangan, tindak lanjutnya amat cepat dan sigap.
Kalau sudah begini, sulit pula kita berharap pada kepolisian, Bawaslu, maupun Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu). Dalam beberapa perkara, mereka seperti macan ompong. Bahkan ketika muncul rencana pembentukan Sentra Pemilu Curang yang disampaikan Menkopolhukam Mahfud MD, publik pun masih skeptis.
Apakah lembaga itu nanti betul-betul dibentuk sebagai kekuatan baru demi melindungi pemilu dari kecurangan dan pelanggaran dalam bentuk apapun? Atau, lagi-lagi, ini sekadar gimik dan hanya jadi alat kekuasaan?
Kalau demokrasi ingin benar-benar hidup di negeri ini, mestinya tidak ada lagi keraguan untuk menindak yang curang dan memberi sanksi yang mestinya netral, tapi malah cawe-cawe. Kecuali memang negeri ini ingin mengubur lagi demokrasi. Kita jelas menolak itu.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.
PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.
SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.
EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.
BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.
MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.
Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.
ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.
KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.
Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.
KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.
KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.
NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.
Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.
EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.
SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved