Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kembali Berdaulat di Sektor Pangan

16/9/2023 05:00
Kembali Berdaulat di Sektor Pangan
(MI/Duta)

PADA Dies Natalis ke-60 Institut Pertanian Bogor, kemarin, Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan situasi global yang saat ini sedang mengalami krisis pangan. Ya betul, global, bukan cuma Indonesia, dan itu tengah berlangsung saat ini.

Kita semua sepakat, Presiden bukan bermaksud ingin menakut-nakuti rakyatnya lewat pernyataannya itu. Di tengah naiknya suhu muka bumi akibat fenomena alam El Nino saat ini, Presiden ingin mengajak semua pihak tetap berkepala dingin untuk mencari solusi bersama, bukan bertindak panik.

Memang belum ada alasan untuk panik karena berbagai komoditas pangan masih mudah ditemui di pasar. Namun, jika kita bertanya kepada emak-emak yang kerap berbelanja di pasar, semua sepakat harga bahan pangan terus merangkak naik sejak Januari 2023.

Terus naiknya harga pangan itu tak lain imbas dari perubahan iklim yang sangat ekstrem, pembatasan ekspor sejumlah negara, hingga ambyarnya tata niaga pangan dunia akibat Perang Rusia-Ukraina. Keseimbangan antara pasokan dan permintaan global pun menjadi jomplang. Di saat volume kebutuhan isi perut tak berubah, pasokan mengalami gangguan.

Situasi itu membuat tiap negara harus membuat strategi untuk menjaga ketahanan pangan masing-masing. Negara yang tak punya kecukupan pangan terpaksa membeli dengan harga mahal dari negara lain, itu pun jika negara tersebut punya sisa kelebihan stok. Di sisi lain, negara-negara produsen pangan tentu akan lebih mendahulukan kebutuhan rakyatnya ketimbang kebutuhan negara lain.

Di dalam negeri, naiknya harga pangan sejatinya sudah dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) sejak Januari 2023. Inflasi harga bergejolak (volatile item), yang didominasi bahan pangan, terus melaju sejak awal tahun hingga Juli dan baru bisa turun pada Agustus lalu.

Sepanjang tahun ini, inflasi kelompok harga bergejolak secara bulanan, yakni 1,40% (Januari), 0,28% (Februari), 0,29% (Maret), 0,29% (April), 0,49% (Mei), 0,44% (Juni), dan 0,17% (Juli). Harga pangan baru bisa mengalami deflasi -0,51 pada Agustus karena masuknya musim panen.

Namun, yang perlu menjadi catatan, tingginya harga pangan sepanjang satu semester itu di luar kelaziman. Lazimnya, kelompok harga bergejolak itu akan mengalami deflasi jika dalam 2-3 bulan sudah mengalami inflasi. Kelompok harga tersebut biasanya mengalami deflasi setelah periode Ramadan dan Lebaran.

Deflasi pada Agustus pun lebih disebabkan oleh sedikit membaiknya pasokan karena masuknya masa panen di sejumlah wilayah. Namun, hasil produksi itu pun sudah diprediksi sejak jauh hari tak bakal mencukupi dan akan ditambal lewat pasokan impor. Untuk 2023, pemerintah telah menugaskan Bulog mengimpor 2 juta ton beras. Hingga saat ini, sudah terealisasi 1,55 juta ton dan sisanya 453 ribu ton dalam perjalanan.

Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2023 yang dipimpin Presiden Jokowi pada Senin (11/9) lalu, BPS sudah mengingatkan adanya ancaman defisit beras di dalam negeri, yakni kekurangan 0,09 juta ton pada September dan 0,27 juta ton pada Oktober. Kekurangan terjadi karena produksi beras domestik ditaksir hanya 2,46 juta dan 2,28 juta ton, sedangkan konsumsi diperkirakan sebanyak 2,55 juta ton per bulan.

Defisit itu diprediksi akan berlangsung hingga Januari 2024. Karena itu, BPS pun telah memperhitungkan inflasi harga pangan akan kembali terjadi mulai September ini hingga awal tahun depan.

Dari paparan BPS tersebut, kiranya sudah cukup menjadi data dan fakta bahwa ketahanan pangan kita masih jauh dari status ideal. Bahasa gampangnya, ketahanan pangan kita sangat rapuh dan kebutuhan perut kita sangat bergantung pada kemurahan hati negara lain.

Situasi itu bertolak belakang dengan situasi di era 80-an, di masa kejayaan beras nasional. Program swasembada beras di zaman itu bahkan menjadi role model bagi negara lain. Pantang bagi Indonesia mengimpor beras di Orde Baru. Pemerintahan kala itu masih memegang kuat prinsip negara agraris dalam menjalankan kebijakannya. Sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi ciri negara agraris tak tergerus oleh perubahan zaman.

Semua tentu sepakat, mencontek keberhasilan di masa lalu bukan sesuatu yang haram bagi pemerintahan sekarang maupun yang akan datang. Bahkan mungkin harus dilakukan jika kita memang ingin kembali berdaulat di sektor pangan.



Berita Lainnya
  • asasf

    28/6/2025 19:24

    asfsafasf

  • Jangan Loloskan Calon Titipan

    02/8/2024 05:00

    PANITIA Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah kunci

  • Teladan Netralitas Jangan Omon-Omon

    01/8/2024 05:00

    Namun, seruan Menko Polhukam itu bak membuka kembali lembaran-lembaran pelanggaran yang terjadi pada masa lalu.

  • Hadirkan Keadilan untuk Dini

    31/7/2024 05:00

    VONIS bebas terdakwa Gregorius Ronald Tannur telah mencederai pemenuhan hak atas keadilan korban Dini Sera Afrianti beserta keluarga.

  • Jalan Akhir Tegakkan Muruah KPU

    30/7/2024 05:00

    SETELAH menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KPU RI sejak 4 Juli 2024, Mochammad Afifuddin resmi menjadi Ketua KPU RI definitif periode 2022-2027 mulai kemarin.

  • Negara Jangan Kalah Lawan Judol

    29/7/2024 05:00

    SEBARAN racun judi daring atau judi online (judol) kian mengerikan.

  • Rumah Sakit Penilap Duit

    27/7/2024 05:00

    MEMALUKAN, amat memalukan.

  • Pertaruhan Pemberantasan Korupsi

    26/7/2024 05:00

    HARUS tegas dikatakan bahwa tekad bangsa ini untuk memberantas korupsi berada di ambang gawat darurat.

  • Setop Legislasi Transaksional

    25/7/2024 05:00

    PERIODE Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masa bakti 2019-2024 tinggal hitungan bulan lagi.

  • Harta, Takhta, Pilkada

    24/7/2024 05:00

    SEMAKIN dekat pada pemilihan umum, rakyat negeri ini sudah biasa melihat manuver politik yang makin menjadi. Lawan menjadi kawan, begitu pula sebaliknya.

  • Kejaksaan di Puncak Kepercayaan

    23/7/2024 05:00

    ADA pepatah populer bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Dari usaha yang keras akan dipanen hasil yang memuaskan.

  • Habis Tapera Terbitlah Asuransi

    22/7/2024 05:00

    FRASA gotong royong kembali dipakai untuk menjadi dalih dan alasan bagi negara untuk mengutip uang dari rakyat.

  • Utak-atik Anggaran Makanan Bergizi

    20/7/2024 05:00

    PROGRAM makan siang gratis merupakan janji politik pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sedari awal membetot perhatian.

  • Wakil Menteri Muluskan Transisi

    19/7/2024 05:00

    PRESIDEN Joko Widodo melantik tiga wakil menteri sekaligus untuk membantu kerja menteri-menteri bidang ekonomi, kemarin.

  • Setop Pilih Pemimpin Korup

    18/7/2024 05:00

    PEMILIHAN kepala daerah (pilkada) akan digelar serentak pada November mendatang, dari wali kota, bupati, hingga gubernur.

  • Indonesia Darurat Rasuah

    17/7/2024 05:00

    MASYARAKAT Indonesia terpotret semakin permisif terhadap perilaku korupsi. Perbuatan lancung yang dahulu dianggap tabu itu perlahan-lahan mulai dianggap biasa dan ditoleransi