Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Guyonan Menag Kelewat Batas

14/9/2023 21:00

CANDAAN semestinya menghibur dan mencairkan suasana. Tidak bisa disebut sedang bercanda kalau pada akhirnya malah memperkeruh dan menegangkan situasi. Kalau pun masih bisa disebut sebagai candaan, itu adalah candaan dangkal, guyonan yang tak pantas. Terlebih bila itu diucapkan oleh seorang pejabat publik, pejabat negara sekelas menteri.

Adalah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang, lagi-lagi, membuat geger publik dengan pernyataan kontroversialnya. Pada sebuah acara internal Kementerian Agama di Surabaya, Rabu (13/9), ia melontarkan selorohan yang menyerempet pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Amin. Amin ialah akronim pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diusung Partai NasDem, PKB, dan hampir pasti PKS.

Saat itu, Menag melempar guyonan kepada Kepala Balitbang Diklat Kemenag Prof Amin Suyitno, sekaligus menyinggung pasangan Amin yang memang sedang ramai diberitakan. Yaqut menyatakan dirinya tidak akan memilih Amin. Dia bahkan mengatakan, orang yang memilih Amin berarti bidah. 

Kita tidak tahu Amin yang dimaksud Yaqut dalam pernyataan itu apakah merujuk pada Amin Suyitno, koleganya di Kemenag, atau Amin yang merupakan akronim pasangan capres-cawapres. Di situlah justru letak tidak lucunya candaan Menag. Patut diduga ia 'memanfaatkan' keberadaan Amin Suyitno sebagai sasaran guyonan sekaligus sindiran, padahal sebetulnya tujuannya ialah menyentil pasangan Amin.

Dugaan seperti itu tidak berlebihan jika kita merujuk pada pernyataan Menag sebelumnya yang juga sarat dengan tendensi politik. Dalam keterangan resmi Kemenag, Minggu (3/9) dia mengajak masyarakat tak memilih sosok pemimpin yang menggunakan agama untuk kepentingan politik di Pilpres 2024. Yaqut juga meminta publik lebih jeli dalam menentukan pilihan, terlebih sosok yang pernah memecah belah umat.


Sangat mudah dibaca bahwa dalam pernyataan itu ada muatan tendensi politik yang kuat untuk menyerang dan menyudutkan bacapres tertentu yang selama ini memang selalu distigmakan seperti itu. Stigma yang terus dirawat dan diglorifikasi oleh lawan politiknya, kendati kebenaran dari rumor itu tak pernah diuji dan dibuktikan dengan jelas. 

Kini, tak sampai setengah sebulan setelah pernyataan itu, Yaqut seperti ingin kembali menyudutkan bacapres yang sama, plus bacawapresnya, lewat cara yang berbeda. Kali ini ia 'membungkusnya' dengan sebuah guyonan yang boleh dibilang sudah kelewat batas. Mengapa kelewat batas, sebab ia sudah membawa-bawa istilah bidah untuk dicampurkan dalam urusan politik praktis.

Bidah artinya perbuatan atau cara yang tidak pernah dikatakan atau dicontohkan Rasulullah atau sahabatnya, kemudian dilakukan seolah-olah menjadi ajaran Islam. Lalu apa urusannya memilih Amin (siapapun yang dimaksud) dikatakan sebagai bidah? 

Menag, sekali lagi, telah melakukan kesalahan fatal dalam kapasitasnya sebagai pejabat negara dan pelayan publik. Alih-alih bekerja menjalankan tanggung jawabnya, ia sepertinya malah terlampau jauh mengurusi Pilpres 2024 yang seharusnya bukan menjadi urusannya. Ketidakmampuan ia menahan diri dan nafsu berpolitiknya justru berpotensi membuat keruh suasana perpolitikan menjelang Pemilu 2024.

 

 


Berita Lainnya
  • asasf

    28/6/2025 19:24

    asfsafasf

  • Jangan Loloskan Calon Titipan

    02/8/2024 05:00

    PANITIA Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah kunci

  • Teladan Netralitas Jangan Omon-Omon

    01/8/2024 05:00

    Namun, seruan Menko Polhukam itu bak membuka kembali lembaran-lembaran pelanggaran yang terjadi pada masa lalu.

  • Hadirkan Keadilan untuk Dini

    31/7/2024 05:00

    VONIS bebas terdakwa Gregorius Ronald Tannur telah mencederai pemenuhan hak atas keadilan korban Dini Sera Afrianti beserta keluarga.

  • Jalan Akhir Tegakkan Muruah KPU

    30/7/2024 05:00

    SETELAH menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KPU RI sejak 4 Juli 2024, Mochammad Afifuddin resmi menjadi Ketua KPU RI definitif periode 2022-2027 mulai kemarin.

  • Negara Jangan Kalah Lawan Judol

    29/7/2024 05:00

    SEBARAN racun judi daring atau judi online (judol) kian mengerikan.

  • Rumah Sakit Penilap Duit

    27/7/2024 05:00

    MEMALUKAN, amat memalukan.

  • Pertaruhan Pemberantasan Korupsi

    26/7/2024 05:00

    HARUS tegas dikatakan bahwa tekad bangsa ini untuk memberantas korupsi berada di ambang gawat darurat.

  • Setop Legislasi Transaksional

    25/7/2024 05:00

    PERIODE Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masa bakti 2019-2024 tinggal hitungan bulan lagi.

  • Harta, Takhta, Pilkada

    24/7/2024 05:00

    SEMAKIN dekat pada pemilihan umum, rakyat negeri ini sudah biasa melihat manuver politik yang makin menjadi. Lawan menjadi kawan, begitu pula sebaliknya.

  • Kejaksaan di Puncak Kepercayaan

    23/7/2024 05:00

    ADA pepatah populer bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Dari usaha yang keras akan dipanen hasil yang memuaskan.

  • Habis Tapera Terbitlah Asuransi

    22/7/2024 05:00

    FRASA gotong royong kembali dipakai untuk menjadi dalih dan alasan bagi negara untuk mengutip uang dari rakyat.

  • Utak-atik Anggaran Makanan Bergizi

    20/7/2024 05:00

    PROGRAM makan siang gratis merupakan janji politik pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sedari awal membetot perhatian.

  • Wakil Menteri Muluskan Transisi

    19/7/2024 05:00

    PRESIDEN Joko Widodo melantik tiga wakil menteri sekaligus untuk membantu kerja menteri-menteri bidang ekonomi, kemarin.

  • Setop Pilih Pemimpin Korup

    18/7/2024 05:00

    PEMILIHAN kepala daerah (pilkada) akan digelar serentak pada November mendatang, dari wali kota, bupati, hingga gubernur.

  • Indonesia Darurat Rasuah

    17/7/2024 05:00

    MASYARAKAT Indonesia terpotret semakin permisif terhadap perilaku korupsi. Perbuatan lancung yang dahulu dianggap tabu itu perlahan-lahan mulai dianggap biasa dan ditoleransi