Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Jurang Lebar Ketimpangan

13/6/2023 05:00
Jurang Lebar Ketimpangan
Ilustrasi MI(MI/Seno)

ADA hal menarik yang disampaikan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M Afif Hasbullah saat perayaan HUT ke-23 KPPU di Anjungan Sarinah, Jakarta, Minggu (11/6). Ia menyebut pertumbuhan jumlah kekayaan orang kaya Indonesia jauh lebih besar dan lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Fakta itu memang tidak baru dan tidak terlalu mengejutkan. Namun, sebagai sebuah pengingat, perlu kiranya kita suarakan fakta dan data itu secara terus-menerus agar selalu menjadi perhatian pengelola negara ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kerap dikatakan masih baik, bahkan saat dunia dilanda pandemi covid-19 sekalipun, nyatanya tak bisa memupus problem ketimpangan.

Kalau merujuk data World Inequality Report (WIR) pada 2022, ketimpangan pendapatan di Indonesia, antara si kaya dan si miskin, justru makin melebar. Pun, seperti yang dikatakan Ketua KPPU, pertumbuhan jumlah kekayaan 10% orang kaya di Republik ini jauh lebih besar, jauh lebih cepat daripada pertumbuhan kekayaan 40% orang miskin di Indonesia.

Ketimpangan yang masih lebar itu juga mendapat konfirmasi dari pergerakan angka kemiskinan serta rasio Gini dalam beberapa tahun terakhir yang tak mengalami perubahan signifikan meskipun pertumbuhan ekonomi dikatakan bagus. Dari fakta itu mudah disimpulkan bahwa kue ekonomi, kue pembangunan masih dominan dinikmati golongan masyarakat kaya.

Padahal, saat ini berbeda dengan masa lalu ketika upaya perburuan pertumbuhan ekonomi kerap meminggirkan penduduk miskin sekaligus memperlebar jurang ketimpangan. Era kini semestinya lebih fokus mengejar pertumbuhan yang berkualitas. Artinya, pertumbuhan yang tidak sekadar mengejar angka, tetapi juga memperhatikan pemerataan distribusinya.

Kiranya paradigma seperti itu yang seharusnya menjadi landasan pemerintah bekerja. Buat apa angka pertumbuhan tinggi, tapi hanya dinikmati sebagian kecil penduduk kaya, sedangkan kaum miskin dibiarkan tetap tergilas? Bukankah yang disebut keberhasilan pemerintah di bidang ekonomi itu mengentaskan sebanyak-banyaknya orang dari kemiskinan, bukan menambah sebanyak-banyaknya jumlah orang kaya?

Kita tidak memungkiri ada upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi ketimpangan. Namun, dengan fakta bahwa angka kemiskinan dan rasio Gini yang nyaris bergeming, sepatutnya pemerintah juga tak perlu malu untuk mengakui bahwa apa yang telah mereka lakukan mungkin keliru. Mungkin juga programnya sudah tepat, tetapi banyak salah dan bolong pada implementasi di lapangan.

Pada praktiknya, harus diakui, pemerintah masih belum mampu melalui tantangan paling berat dalam mengurangi ketimpangan, yaitu mengangkat kelompok pendapatan 40% termiskin. Sekalipun pertumbuhan ekonomi tinggi, jika hanya ditopang sektor padat modal, sedangkan sektor padat karya tersendat, penurunan angka kemiskinan akan menjadi angka statistik belaka.

Karena itu, evaluasi menjadi hal penting demi menyelesaikan akar masalah ketimpangan. Pemerintah mestinya tidak boleh terlalu terlena dengan angka dan statistik pertumbuhan, apalagi kemudian mencoba meninabobokan masyarakat pula dengan angka statistik yang terkadang tidak memperlihatkan realitas sesungguhnya.

Inilah nanti yang akan menjadi salah satu pekerjaan rumah terberat pemerintahan mendatang. Harus ada keberpihakan tinggi terhadap program pemerataan karena itu akan menjadi modal kuat untuk menambah kecepatan menurunkan kemiskinan sekaligus memupus ketimpangan.



Berita Lainnya
  • asasf

    28/6/2025 19:24

    asfsafasf

  • Jangan Loloskan Calon Titipan

    02/8/2024 05:00

    PANITIA Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah kunci

  • Teladan Netralitas Jangan Omon-Omon

    01/8/2024 05:00

    Namun, seruan Menko Polhukam itu bak membuka kembali lembaran-lembaran pelanggaran yang terjadi pada masa lalu.

  • Hadirkan Keadilan untuk Dini

    31/7/2024 05:00

    VONIS bebas terdakwa Gregorius Ronald Tannur telah mencederai pemenuhan hak atas keadilan korban Dini Sera Afrianti beserta keluarga.

  • Jalan Akhir Tegakkan Muruah KPU

    30/7/2024 05:00

    SETELAH menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KPU RI sejak 4 Juli 2024, Mochammad Afifuddin resmi menjadi Ketua KPU RI definitif periode 2022-2027 mulai kemarin.

  • Negara Jangan Kalah Lawan Judol

    29/7/2024 05:00

    SEBARAN racun judi daring atau judi online (judol) kian mengerikan.

  • Rumah Sakit Penilap Duit

    27/7/2024 05:00

    MEMALUKAN, amat memalukan.

  • Pertaruhan Pemberantasan Korupsi

    26/7/2024 05:00

    HARUS tegas dikatakan bahwa tekad bangsa ini untuk memberantas korupsi berada di ambang gawat darurat.

  • Setop Legislasi Transaksional

    25/7/2024 05:00

    PERIODE Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masa bakti 2019-2024 tinggal hitungan bulan lagi.

  • Harta, Takhta, Pilkada

    24/7/2024 05:00

    SEMAKIN dekat pada pemilihan umum, rakyat negeri ini sudah biasa melihat manuver politik yang makin menjadi. Lawan menjadi kawan, begitu pula sebaliknya.

  • Kejaksaan di Puncak Kepercayaan

    23/7/2024 05:00

    ADA pepatah populer bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Dari usaha yang keras akan dipanen hasil yang memuaskan.

  • Habis Tapera Terbitlah Asuransi

    22/7/2024 05:00

    FRASA gotong royong kembali dipakai untuk menjadi dalih dan alasan bagi negara untuk mengutip uang dari rakyat.

  • Utak-atik Anggaran Makanan Bergizi

    20/7/2024 05:00

    PROGRAM makan siang gratis merupakan janji politik pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sedari awal membetot perhatian.

  • Wakil Menteri Muluskan Transisi

    19/7/2024 05:00

    PRESIDEN Joko Widodo melantik tiga wakil menteri sekaligus untuk membantu kerja menteri-menteri bidang ekonomi, kemarin.

  • Setop Pilih Pemimpin Korup

    18/7/2024 05:00

    PEMILIHAN kepala daerah (pilkada) akan digelar serentak pada November mendatang, dari wali kota, bupati, hingga gubernur.

  • Indonesia Darurat Rasuah

    17/7/2024 05:00

    MASYARAKAT Indonesia terpotret semakin permisif terhadap perilaku korupsi. Perbuatan lancung yang dahulu dianggap tabu itu perlahan-lahan mulai dianggap biasa dan ditoleransi