Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SUNGGUH membuat miris bahwa kekerasan bahkan kejahatan terhadap anak-anak masih terus terjadi di negeri ini. Kecenderungannya bahkan semakin meningkat. Kekerasan terhadap anak yang dahulu seperti masih bersembunyi di balik gunung es, kini berentetan menyeruak ke luar. Merujah kedamaian hidup masyarakat, menghantam sendi-sendi kemanusiaan.
Kejahatan terhadap anak bahkan tidak hanya dilakukan orang dewasa, tapi juga oleh mereka yang masih anak-anak dan remaja. Belum lama ini kita tentu membaca betapa tragisnya pembunuhan yang dilakukan dua remaja, AD dan MF, terhadap seorang anak, MFS, yang masih berusia 11 tahun di Makassar, Sulawesi Selatan. Polisi telah menetapkan kasus tersebut sebagai pembunuhan berencana dan menangkap kedua pelaku.
Tidak perlu berkecimpung di bidang hukum dulu untuk bisa mengatakan bahwa level ketragisan kasus tersebut sungguh luar biasa. Membaca atau mendengar berita pembunuhan itu bahkan bisa membuat orang yang awam pun marah sejadi-jadinya.
Memangnya siapa yang bisa menahan amarah melihat dua anak yang baru beranjak remaja sudah berani dan mampu merencanakan pembunuhan terhadap anak yang sebetulnya mereka kenal dengan baik? Siapa yang tidak merasa sesak dada ketika perilaku brutal dan sadis ternyata tak hanya dimonopoli orang dewasa, tapi juga anak-anak dan remaja?
Yang lebih menyedihkan lagi, motif pembunuhan di Makassar itu ialah si pelaku terobsesi melakukan transaksi organ tubuh manusia gara-gara tergiur tawaran di situs internet. Ya Tuhan, segampang itukah kewarasan dan kepolosan remaja mereka hilang, tergantikan oleh nafsu tak terkendali untuk mendapatkan uang?
Dunia yang semakin tua ternyata semakin tidak baik-baik saja, terutama buat anak-anak. Ibarat pisau bermata dua. Dunia yang kian canggih, kian mutakhir, semua serbadigital, rupanya tidak hanya menawarkan banyak manfaat positif, tapi juga melempar segudang efek negatif, pun terutama buat anak-anak.
Di satu sisi, kita mesti terus mendesak kepolisan untuk mengurai kasus ini sampai akar-akarnya. Tidak hanya berhenti soal pembunuhannya. Meski polisi menegaskan kasus ini tidak terkait jaringan perdagangan organ manusia, jika merunut pengakuan pelaku yang terinspirasi melakukan kejahatan karena website perdagangan tubuh, aparat semestinya tak ragu mengusutnya lebih dalam.
Di lain sisi, harus diakui ada kesalahan negara dan masyarakat dalam kasus tersebut. Mengapa? Karena salah satu hipotesis yang muncul sebagai pemicu pembunuhan anak di Makassar itu ialah pesatnya perkembangan teknologi digital yang tidak diimbangi dengan fondasi literasi yang kuat. Digitalisasi yang menyimpan daya rusak tinggi tidak dibarengi dengan penguatan literasi yang terus-menerus.
Padahal, tanpa literasi, nilai-nilai mendasar yang seharusnya ditanamkan kepada generasi penerus bangsa sejak dini bakal sulit diterapkan di tengah arus kemajuan teknologi. Karena itu, kasus Makassar semestinya juga alarm bagi pemerintah bahwa literasi digital sejak dini sangat penting diberikan kepada anak.
Akan tetapi, penguatan literasi juga bukan satu-satunya. Itu hanya satu bagian dari upaya besar yang mesti dilakukan negara dan seluruh komponen negara untuk memberi perlindungan dan hak asasi anak sesuai amanat Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Tidak bisa dimungkiri, kontrol pengawasan, baik oleh negara, masyarakat, dan orangtua masih lemah. Amat lemah. Kasus kekerasan terhadap anak yang terus terjadi hingga hari ini ialah bukti bahwa kita belum maksimal melindungi aset masa depan bangsa.
Mesti ada upaya radikal yang dilakukan untuk melindungi anak-anak dari kekerasan dan kejahatan yang terus mengancam. Tanpa itu, tanpa kita sadari, kita sedang bersama-sama menghancurkan generasi pewaris bangsa.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.
PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.
SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.
EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.
BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.
MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.
Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.
ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.
KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.
Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.
KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.
KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.
NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.
Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.
EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.
SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved