Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
NEGARA ini sesungguhnya menjamin kesejahteraan hewan. Jaminan itu menyangkut etika dan hukum bagaimana sebaiknya hewan diperlakukan. Tidak boleh sesuka hati memperlakukan hewan.
Jaminan etika dan hukum itu tertuang secara rinci dalam Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan. Disebutkan bahwa hewan harus bebas dari rasa sakit dan penganiayaan.
Karena itu, betapa terkejutnya bangsa ini setelah mengetahui ada seorang jenderal bintang satu yang diduga melakukan aksi tidak terpuji, yaitu menembak kucing di lingkungan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Bandung, Jawa Barat.
Urusan penembakan kucing itu bukan hanya soal menyangkut hak hidup hewan, tetapi juga persoalan perangai aparat negara. Untaian terima kasih patut dilayangkan kepada pegiat lingkungan peduli anjing dan kucing liar Rumah Singgah Clow yang memviralkan penemuan bangkai kucing liar yang ditembak itu.
Melalui video yang beredar di media sosial, terlihat beberapa ekor kucing bergelimpangan dengan luka tembak di tubuh dengan kondisi sangat mengenaskan.
Dari identifikasi Rumah Singgah Clow, kucing yang ditembak berjumlah lima ekor. Dari 5 ekor kucing itu, 3 ditemukan mati dan 2 masih hidup dalam kondisi terluka tertembak.
Permasalahan ini pun sampai ke telinga Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Andika Perkasa. Perintah lalu diberikan agar membongkar kasus penganiayaan terhadap beberapa ekor kucing yang terjadi di lingkungan Sesko TNI di Bandung itu.
Selidik punya selidik, peristiwa penembakan kucing-kucing liar di lingkungan Sesko TNI Bandung dilakukan oleh oknum perwira tinggi TNI. Dia seorang perwira tinggi berpangkat brigjen dengan inisial NA.
Dengan menggunakan senapan angin miliknya, NA mengaku sengaja menembaki kucing-kucing liar itu pada 16 Agustus lalu. Brigjen TNI NA sudah mengakui perbuatannya bahwa tindakannya bukan karena kebencian kepada kucing.
Entah apa yang ada di benak brigadir jenderal yang satu ini dengan ingin membuat nyaman suasana makan makhluk hidup bernama manusia dengan jalan menghabisi nyawa makhluk lain? Mungkin ia punya rasa peri kemanusiaan yang tinggi dengan niatan membuat nyaman suasana makan, tetapi melupakan hak hidup kucing, hak hidup makhluk hidup lainnya.
Urusan pembunuhan kucing ini harus sampai ke pengadilan agar menimbulkan efek jera. Apalagi, hukum juga sudah mengatur, yakni lewat Pasal 302 ayat (2) KUHP yang menyebutkan jika perbuatan itu mengakibatkan sakit lebih dari seminggu atau cacat atau menderita luka-luka berat lainnya, atau mati, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 9 bulan, atau pidana denda paling banyak Rp300.
Jumlah denda yang tercantum dalam Pasal 302 KUHP itu masih menggunakan kurs zaman Hindia Belanda sehingga tidak sesuai lagi dengan keadaan di Indonesia saat ini.
Mengacu pada ketentuan dari Peraturan Mahkamah Agung Nomor 02 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP, memberikan keputusan untuk mengalikan jumlah denda pada beberapa pasal di dalam KUHP menjadi 10.000 kali dari yang tertulis dalam KUHP, salah satunya adalah Pasal 302 KUHP. Jadi yang semula Rp300 berubah menjadi Rp30 juta.
Tindakan penganiayaan terhadap hewan juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang kini telah diubah dengan UU Nomor 41 Tahun 2014. Pada Pasal 91B Ayat (1) disebutkan, “Setiap orang yang menganiaya dan/atau menyalahgunakan hewan sehingga mengakibatkan cacat dan/atau tidak produktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66A ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 bulan dan paling lama 6 bulan dan denda paling sedikit Rp1 juta dan paling banyak Rp5 juta.
Efek jera itu penting, selain itu juga perlu bagi TNI untuk mengevaluasi kondisi mental para prajuritnya. Menembak kucing-kucing liar tidak bersalah jelas bisa dikatakan sebuah tindakan kejam dengan dalih apa pun.
Jangan sampai urusan pelanggaran hak asasi kucing ini bernasib sama dengan urusan pelanggaran hak asasi manusia yang akhirnya diselesaikan dengan nonyudisial dengan keluarnya keputusan presiden (keppres) soal pembentukan Tim Penyelesaian Nonyudisial Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.
PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.
SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.
EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.
BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.
MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.
Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.
ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.
KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.
Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.
KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.
KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.
NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.
Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.
EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.
SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved