Memastikan Menteri Fokus

13/7/2022 05:00
Memastikan Menteri Fokus
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

PRESIDEN Joko Widodo kembali mengingatkan para pembantunya di pemerintahan untuk tetap fokus menunaikan tugas masing-masing. Peringatan itu penting untuk terus diapungkan agar energi pejabat tak terbelah untuk urusan yang lain.

Peringatan Jokowi disuarakan saat melakukan kunjungan ke Pasar Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7). Dia meminta semua jajaran kabinetnya konsentrasi penuh mengurus sektor yang menjadi tanggung jawab mereka.

Secara khusus, Jokowi menitikberatkan perlunya fokus di bidang energi dan pangan. Seperti sektor-sektor lain tentu saja, dua sektor itu menurutnya tak bisa ditangani dengan sebelah tangan dan separuh kaki. Energi dan pangan butuh perhatian ekstra, perlu penanganan luar biasa, karena situasinya sangat tidak baik-baik saja.

Jokowi jelas tak sembarangan memberikan peringatan. Dia tak asal memerintahkan para pembantunya untuk tidak main-main mengurusi energi dan pangan. Dia punya alasan kuat, sangat kuat. Pertama, situasi perekonomian dunia terus bergolak akibat turbulensi geopolitik yang imbas buruknya semakin kita rasakan saat ini.

Akibat perang Rusia kontra Ukraina, harga minyak mentah dunia melonjak hingga di atas US$100 per barel. Karena separuh dari total kebutuhan masih harus kita impor, harga BBM dan elpiji pun terkerek naik.

Itulah persoalan pelik di sektor energi yang harus disikapi dengan serius. Pelik karena di satu sisi pemerintah tak ingin melimpahkan seluruh beban kepada rakyat dengan menaikkan banderol segala jenis BBM dan elpiji sesuai dengan harga keekonomian, tapi di sisi lain negara tak bisa terus menggelontorkan subsidi energi dengan jumlah yang kian membengkak.

Komoditas pangan juga perlu perhatian. Harga hampir semua bahan pokok masih saja bertahan mahal, apalagi yang bahan bakunya masih impor. Sama halnya energi, persoalan itu butuh penanganan superserius.

Ironisnya, dalam situasi seperti itu, justru ada menteri yang tak fokus. Itulah alasan kedua kenapa Presiden kembali memperingatkan jajarannya.

Salah satu yang tidak fokus bekerja ialah Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Ketidakfokusan Zulkifli tampak ketika dia masih sempat-sempatnya mengampanyekan sang putri, Futri Zulya Savitri, saat melakukan operasi pasar Minyak Kita di Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung, Sabtu (9/7).

Dalam video yang beredar luas, Zulkifli mengajak ibu-ibu untuk memilih Futri dalam pemilihan 2024 nanti. Dia pun mengiming-imingi janji bahwa akan ada operasi pasar minyak gratis dua bulan sekali jika sang putri kelak memenangi kompetisi.

Apa yang dilakukan Zulkifli jelas melanggar etika dan profesionalisme pejabat publik. Amat tidak elok ketika seorang menteri memanfaatkan kegiatan kementeriannya untuk urusan politik. Terlebih, urusan itu terkait dengan kepentingan politik keluarganya. Terlebih lagi, negara dan masyarakat sedang menghadapi situasi sulit seperti sekarang ini.

Tugas menteri ialah semata menangani persoalan-persoalan di lingkup kementeriannya. Tugas utama menteri perdagangan saat ini di antaranya menurunkan harga minyak goreng curah menjadi Rp14 ribu per liter. Tugas itulah yang diberikan Presiden kepada Zulkifli saat menunjuknya sebagai pengganti M Lutfi dalam reshuffle kabinet sebulan silam. Tugas yang perlu fokus, tanggung jawab yang butuh energi penuh.

Seperti halnya Presiden Jokowi yang beberapa kali menginstruksikan jajaran kabinetnya untuk fokus, kita pun berulang kali mengingatkan para pejabat bahwa mereka punya tanggung jawab besar kepada rakyat.

Pejabat digaji rakyat untuk mengatasi persoalan rakyat. Mereka diberi banyak fasilitas oleh negara untuk sepenuhnya bekerja buat negara, bukan buat yang lain.



Berita Lainnya