Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
HANYA segelintir tokoh di negeri ini yang dipanggil guru bangsa. Ahmad Syafii Maarif salah satunya. Pemikiran dan komitmennya atas persatuan, nilai-nilai kebangsaan, pluralisme terus berkumandang dari sosok yang juga dijuluki muazin bangsa ini. Muazin yang secara harfiah artinya pengingat.
Sosok yang kerap mengingatkan pentingnya merawat keutuhan Indonesia dengan mengedepankan prinsip-prinsip bhinneka tunggal Ika. Menjadi oase bagi bangsa ini, di tengah kegersangan penghormatan terhadap kemajemukan dan hiruk-pikuk intoleransi di negeri ini.
Kini Buya Syafii telah berpulang, usai menutaskan hikmatnya di dunia dengan paripurna. Meninggal dalam usia 86 tahun, kemarin, di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Kabupaten Sleman. Bangsa ini telah kehilangan teladan, patut rasanya bagi seluruh negeri ini berduka.
Semasa hidup, Buya dikenal sebagai pengingat, muazin ketika sejumlah pihak kerap berpotensi melanggar batas moral kebangsaan dan keagamaan. Tidak pandang siapa pun itu, Buya tidak pernah segan untuk melontarkan kritiknya.
Ia dengan tegas dan jelas mengkritik upaya pelemahan KPK oleh para elite negeri ini. Begitu pun ketika mengkritisi pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua yang remuk. Padahal, Buya merupakan pendukung Presiden Joko Widodo di periode pertama.
Disebutnya, saat ini pemerintahan diwarnai perilaku korupsi yang menggurita, tata pemerintahan berantakan, hingga sengkarut keuangan di perusahaan BUMN yang terancam bangkrut.
Independensinya sebagai cendekiawan tentu membuat Buya leluasa secara lantang untuk menyerukan koreksi dan evaluasi bangsa ini. Indepensi dari kepentingan inilah yang dijaga selama hidupnya. Bahkan enggan menukarnya dengan jabatan penting sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.
Begitu pun komitmennya dalam memandang kehidupan beragama, Buya selalu merujuk pernyataan Wakil Presiden pertama Indonesia Mohammad Hatta, yang menyatakan tidak rela melihat Islam Indonesia seperti gincu, sibuk dengan seremoni tetapi kehilangan subtansi, mengobarkan 'allahu Akbar' sambil merusak dan menghujat orang lain.
Sebagai salah satu intelektual muslim terkemuka, Buya menegaskan bahwa Islam menghargai kemajemukan itu dan menyuruh semua komponen masyakat bekerja sama berbuat kebajikan demi kepentingan bersama. Penegasan sikap terhadap moderasi beragama.
Dan tentu yang terekam di memori publik, yakni ketika dirinya kerap melontarkan pendapat bahwa Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak melakukan penistaan agama dan tidak boleh dipenjara dengan pasal penistaan agama.
Sebuah gambaran dan pesan yang tegas dan jelas bagaimana seharusnya kehidupan beragama harus dibangun dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Hanya dengan menjaga multikulturalisme, maka Indonesia akan tegak berdiri hingga satu hari menjelang kiamat, seperti yang dicita-citakan Buya.
Buya tidak hanya berkontribusi dalam pemikiran, namun juga keteladanan hidup. Nama besar kerap diidentikkan dengan gaya hidup yang mewah, tidak begitu dengan Buya. Ia masih bersepeda, masih naik kereta dan hidup bersahaja.
Buya Syafii juga pernah viral pada Agustus 2018 lalu lantaran potretnya yang sedang menunggu kereta di Stasiun Tebet. Kesederhanaan Buya Syafii juga terekam saat ia tertangkap kamera tengah mengayuh sepeda di sebuah jalanan kompleks perumahan.
Sebuah anutan yang membuat Buya menjadi tua dengan terhormat, serta disebut sebagai tokoh bangsa yang sejati. Menjadi lilin kewarasan bagi bangsa Indonesia yang kita cintai ini.
Pemikiran Buya mengenai Islam dan masalah-masalah kenegaraan sangat penting untuk dijadikan rujukan bagi membangun masa depan bangsa.
Meski pengabdianmu pada Muhammadiyah, Islam, dan Indonesia telah tuntas paripurna, tentu doamu tidak akan pernah putus untuk masa depan Indonesia. Doakan kami, yang tersisa di negeri ini mampu meneruskan komitmen kebangsaan dan keteladananmu.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.
PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.
SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.
EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.
BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.
MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.
Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.
ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.
KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.
Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.
KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.
KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.
NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.
Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.
EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.
SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved