Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
GELARAN SEA Games ke-31 di Vietnam yang baru saja usai barangkali boleh disebut sebagai kebangkitan kecil olahraga Indonesia. Dengan jumlah kontingen terkecil di antara keikutsertaan Indonesia di empat SEA Games terakhir, kita mampu bertengger di peringkat ketiga klasemen akhir di bawah tuan rumah dan Thailand.
Betul bahwa Indonesia belum bisa mengembalikan kedigdayaan masa lalu hingga dijuluki Raja Asia Tenggara. Sejak 1997 Indonesia nyaris tidak pernah lagi menjadi juara umum SEA Games kecuali pada 2011 ketika menjadi tuan rumah. Selebihnya peringkatnya naik turun di posisi ketiga dan keempat, bahkan sempat terpuruk di posisi kelima pada saat SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Akan tetapi, lewat kacamata positif, kita bisa melihat prestasi terkini yang ditorehkan atlet-atlet muda Tanah Air di Vietnam sedikit banyak telah menyalakan lagi dian harapan yang sempat redup. Kemampuan anak-anak muda ini kiranya bisa menjadi menjadi modal untuk mencetak prestasi lebih baik lagi. Tidak hanya di tingkat Asia Tenggara, tapi juga Asia, bahkan dunia.
Kini, yang mesti segera dilakukan ialah evaluasi menyeluruh. Secara umum hasil dari Vietnam mungkin cukup menggembirakan, tetapi jika kita melihat secara parsial peningkatan itu tidak merata di seluruh cabang olahraga (cabor). Ada cabor yang mencatat hasil gemilang dan menyumbangkan banyak medali seperti dayung, panahan, menembak, karate, dan wushu.
Ada juga cabor yang membuat kejutan seperti renang dengan dua perenang mudanya yang mampu menggaet dua keping emas. Angkat besi pun cemerlang dengan sejumlah rekor yang dicatatkan. Satu lagi yang mesti dicatat tebal ialah kegemilangan tim bola basket yang mematahkan dominasi emas Filipina di ajang SEA Games.
Namun, di lain sisi, ada juga cabor yang masih melempem dan tak memenuhi target perolehan medali. Sebagai contoh, cabang atletik yang merupakan ibu dari semua cabang olahraga dan menyediakan sangat banyak medali justru gagal dikuasai. Dari target 8 medali emas, tim atletik Indonesia hanya membawa pulang 2 emas. Ini patut disayangkan karena ada 47 medali emas yang diperebutkan di cabang atletik.
Begitu pula pencak silat yang cuma mampu menggaet satu emas. Lalu, sepak bola yang begitu diharapkan publik mampu juara karena sudah puasa emas SEA Games selama 31 tahun, juga kembali gagal. Tim nasional sepak bola U-23 Indonesia hanya mampu menggondol perunggu untuk kesekian kalinya.
Artinya, evaluasi mesti dilakukan secara detail cabor per cabor. Pemerintah saat ini punya Desain Besar Olahraga Nasiona (DBON) yang di dalamnya terdapat sejumlah cabor andalan. Idealnya, cabor-cabor itulah yang dievaluasi pertama. Sistem promosi dan degradasi untuk cabor DBON harus diberlakukan secara tegas supaya tercipta kompetisi antar-cabor yang positif.
Ini bukan semata untuk tujuan perbaikan prestasi di SEA Games berikutnya. Cakrawala mesti kita perluas. Evaluasi dan pembinaan atlet pascaevaluasi nanti sepatutnya diarahkan untuk mempersiapkan diri menuju ajang yang lebih tinggi seperti Olimpiade. SEA Games dapat dijadikan ajang untuk mematangkan atlet-atlet muda supaya mereka bisa mendapat tiket dan kemudian mencatat prestasi tinggi di Olimpiade.
Regenerasi memang menjadi faktor kunci bila Indonesia ingin dapat unjuk gigi di level dunia. Jika regenerasi diikuti dengan pembinaan atlet secara konsisten, persisten, dan terukur. Ditambah dengan kompetisi yang kontinyu serta kelengkapan sarana pusat latihan yang memadai, kita yakin Indonesia akan kembali mampu merajai Asia Tenggara.
Dengan bekal ketekunan pembinaan dan regenerasi itu, bukan mustahil sektor olahraga Indonesia bahkan akan mampu berkiprah lebih mengilap di tingkat Asia, bahkan dunia.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.
PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.
SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.
EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.
BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.
MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.
Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.
ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.
KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.
Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.
KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.
KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.
NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.
Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.
EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.
SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved