Korona belum Berlalu

21/3/2022 05:00
Korona belum Berlalu
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

TREN penanganan covid-19 terus membaik. Terjadi penurunan kasus konfirmasi covid-19 dan vaksinasi lengkap pun terbukti efektif menciptakan antibodi. Konsistensi menjaga protokol kesehatan dan menggenjot vaksinasi kata kuncinya.

Kasus konfirmasi pada Minggu (20/3) tercatat di angka 7.951, turun dari angka yang tercatat sehari sebelumnya, yaitu 9.528. Penurunan kasus konfirmasi harian selama seminggu terakhir sebesar 50,33% jika dibandingkan dengan penurunan kasus harian minggu sebelumnya.

Data yang disodorkan Kementerian Kesehatan itu patut disambut gembira. Tren penurunan kasus itu hasil kerja cerdas semua pihak selama ini. Patut diberikan apresiasi apalagi jika tren penurunan itu terus dipertahankan bahkan dipercepat.

Jauh lebih menggembirakan lagi ialah 86,6% populasi Indonesia kini memiliki antibodi terhadap covid-19. Antibodi ini terbentuk baik akibat infeksi maupun vaksinasi. Estimasi tingkat antibodi itu diperoleh melalui survei serologi covid-19 yang dilakukan di 100 kabupaten/kota pada periode November-Desember 2021. Survei dilakukan Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Dalam Negeri dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Makna hasil survei itu ialah 86,6% penduduk Indonesia kini memiliki kekebalan terhadap covid-19. Persentase itu dipastikan akan terus bergerak naik karena pemerintah masih menggiatkan program vaksinasi. Level antibodi pada penduduk Indonesia yang cukup tinggi itu sekaligus jawaban atas tingkat kematian di Indonesia saat ini dapat ditekan dan angka perawatan di rumah sakit juga diminimalkan.

Program vaksinasi pertama kali digelar pada 13 Januari 2021 dengan target sasaran 208.265.720 orang. Hingga kemarin, vaksinasi dosis 1 telah diberikan kepada 194.654.514 (93,46%) penduduk. Kemudian vaksinasi dosis 2 telah diberikan kepada 153.832.549 (73,86%) penduduk. Lalu vaksinasi dosis 3 juga telah diberikan kepada 16.242.588 (7,80%) penduduk.

Harus tegas dikatakan bahwa kondisi nyata saat ini belum baik-baik saja, virus korona masih mengintai. Tren penurunan kasus dan indikator penanganan covid-19 yang semakin membaik tidak boleh membuat lengah apalagi menganggap enteng covid-19. Lonjakan kembali kasus di sejumlah negara hendaknya menjadi pelajaran berharga untuk tetap waspada.

Kiranya masyarakat saling mengingatkan satu sama lain untuk secara sukarela, tanpa merasa dipaksa, mengikuti vaksinasi, baik vaksinasi primer maupun booster. Hanya itu cara ampuh untuk mempercepat pembentukan kekebalan kelompok sehingga Indonesia bersiap-siap hijrah dari pandemi menuju endemi.

Elok nian bila semua kepala daerah terlibat aktif dalam mempercepat pelaksanaan vaksinasi di daerah masing-masing. Percepatan vaksinasi itu menjadi salah satu syarat melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat. Begitu juga dengan protokol kesehatan, seperti memakai masker, tetap harus dijalankan secara ketat oleh seluruh lapisan masyarakat.

Hasil survei Badan Pusat Statistik periode 16-25 Februari 2022 bisa dijadikan rujukan. Kepatuhan responden terhadap protokol kesehatan secara umum sudah baik. Namun, beberapa perilaku responden dalam melaksanakan protokol kesehatan masih perlu mendapatkan perhatian, seperti kurang patuh dalam menghindari kerumunan (22%), menjaga jarak minimal 2 meter (23%), dan mengurangi mobilitas (24%).

Kepatuhan responden di wilayah Jawa-Bali lebih tinggi jika dibandingkan dengan luar Jawa-Bali dalam melaksanakan protokol kesehatan. Masih cukup banyak responden di luar Jawa-Bali yang belum patuh dalam menghindari kerumunan (34%), menjaga jarak minimal 2 meter (36%), dan mengurangi mobilitas (36%).

Tugas pemerintah daerah bersama pemuka agama dan tokoh masyarakat ialah terus-menerus membangun kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Covid-19 belum berlalu.



Berita Lainnya