Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
NASIB rakyat di negeri ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Setelah menghadapi pukulan ekonomi akibat pandemi covid-19 yang menggerus kelayakan hidup, kini rakyat menghadapi persoalan mahal dan langka kebutuhan sehari-hari.
Belum reda kontroversi harga minyak goreng mahal dan langka. Kini muncul lagi persoalan baru, yakni mahalnya harga kedelai yang merupakan bahan baku utama tempe dan tahu, dua jenis makanan yang sangat akrab dengan rakyat.
Persoalan kedelai benar-benar memukul perajin tempe dan tahu di sejumlah sentra produksi. Harga kedelai saat ini berkisar Rp11.200-Rp11.500 per kilogram atau melonjak dari sebelumnya Rp9.000.
Akibat melonjaknya harga kedelai, perajin tempe dan tahu di sejumlah daerah pun kompak menyetop produksi. Kondisi ini tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena bakal mematikan penghidupan mereka dan juga petani kedelai. Pemerintah perlu mencarikan solusi secepatnya.
Solusi jangka pendek salah satunya dengan subsidi. Dalam jangka panjang, pemerintah perlu merealisasikan janji swasembada kedelai. Karena itu, harus dibuatkan peta jalan kedelai lokal agar terus meningkat produksinya dan perlahan mengurangi ketergantungan Indonesia pada kedelai impor.
Pemerintah perlu mengawasi dan mengintervensi perdagangan kedelai di Tanah Air, seperti halnya juga pada tata niaga sawit yang menjadi bahan baku minyak goreng. Kedua komoditas ini harus tersedia, termasuk bahan bakunya dengan harga terjangkau.
Meningkatnya harga kedelai impor yang berimbas pada produksi tahu dan tempe merupakan persoalan berulang tiap tahun. Alasan yang disodorkan sama saja setiap tahun, bahwa kenaikan harga kedelai impor seiring dengan harga kedelai global yang mengalami peningkatan. Kenaikan harga kedelai di pasar global disebabkan adanya gangguan suplai, pengaruh cuaca, kenaikan biaya lahan, dan pengurangan tenaga kerja.
Betul, naiknya harga kedelai dan minyak sawit tidak terlepas dari melonjaknya harga kedua komoditas itu di pasar internasional. Namun, yang perlu dipikirkan saat ini dan ke depan ialah keberpihakan lebih pemerintah untuk melindungi petani dalam negeri dan juga kebutuhan masyarakat.
Soal kualitas kedelai lokal yang dianggap tidak bagus dan sulit bersaing dengan kedelai impor, itu tidak bisa jadi alasan untuk terus-menerus bergantung pada produksi negara lain. Justru yang harus dicarikan solusinya ialah bagaimana meningkatkan mutu produksi kedelai dan juga sejumlah komoditas dalam negeri lainnya agar bisa bersaing, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Di sini perlu kepedulian para stakeholder yang mengurus perkara pangan dari hulu hingga hilir. Persoalan ini tentu bukan semata menjadi tugas kementerian teknis. Perlu juga dukungan dari perbankan. Kredit untuk petani, misalnya, jangan cuma bagus pada tataran kebijakan, tapi jauh dari implementasinya di lapangan.
Memang saat ini perekonomian kian terhubung. Rantai pasok pun bisa dari mana saja, termasuk dari negara lain. Namun, tetap harus ada kebijakan sungguh-sungguh untuk mewujudkan kemandirian pangan sehingga tidak melulu bergantung pada pasokan negara lain. Apalagi, ancaman perubahan iklim kian nyata, yang membuat cuaca semakin tidak menentu sehingga memengaruhi sektor pertanian.
Tidak kalah pentingnya ialah adanya upaya pengawasan lebih serius dari pihak terkait dalam hal tata niaga komoditas tersebut. Jangan sampai ada pihak-pihak yang ingin memonopoli. Aparat terkait, terutama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), harus berani menindak tegas mereka yang berlaku culas, apalagi berupaya membangun kartel.
Selain ancaman dari produk komoditas luar negeri, petani juga harus dilindungi dari praktik-praktik lintah darat maupun para makelar dan mafia pangan. Selama itu tidak dilakukan, jangan harap bangsa ini bisa menciptakan kemandirian pangan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.
PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.
SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.
EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.
BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.
MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.
Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.
ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.
KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.
Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.
KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.
KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.
NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.
Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.
EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.
SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved