Vaksin Merah Putih juga untuk Dunia

10/2/2022 05:00
Vaksin Merah Putih juga untuk Dunia
Ilustrasi MI(MI/Seno)

 

 

KERJA keras panjang para ilmuwan di Tanah Air untuk menghasilkan vaksin covid-19 telah mendekati ujungnya. Setelah digagas sejak pertengahan 2020, vaksin Merah Putih kini telah mendapatkan persetujuan pelaksanaan uji klinis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Vaksin yang dikembangkan Universitas Airlangga hasil kolaborasi dengan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia ini memasuki tahapan uji klinis fase pertama pada Rabu (9/2) terhadap 90 orang dewasa berusia minimal 18 tahun yang belum pernah mendapat suntikan vaksin covid-19 pertama atau kedua.

Patut diakui uji klinis tahap awal vaksin Merah Putih ini telah membuktikan beberapa langkah untuk proses produksi vaksin nasional sudah dilalui dan sampai pada titik yang membanggakan.

Memasuki fase awal untuk menentukan apakah vaksin tersebut layak dari segi keamanan, serta dosis untuk memastikan bahwa fungsi dalam vaksin tersebut merangsang sistem kekebalan.

Selain Unair bersama PT Biotis, vaksin Merah Putih juga dikembangkan PT Biofarma bersama Baylor College of Medicine, Universitas Indonesia (UI) bersama PT Etana, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung (ITB), PRBM Eijkman BRIN bersama PT Biofarma, Universitas Padjadjaran bersama PT Biofarma & Lipotek.

Meskipun dari total 325 juta dosis vaksin yang telah disuntikkan untuk rakyat Indonesia tidak ada satu pun buatan anak negeri, tidak ada kata terlambat bagi riset dan ilmu pengetahuan. Vaksin Merah Putih merupakan sebuah pencapaian luar biasa menuju kemandirian vaksin.

Program vaksin anak bangsa ini juga sebagai upaya Indonesia membangun kapasitas untuk merespons keperluan vaksin secara cepat di masa depan, baik untuk mengatasi varian baru maupun wabah lain. Adalah dampak jangka panjang yang jauh lebih penting.

Namun, kerja belum tuntas, jika lolos uji klinis tahap pertama, masih harus berlanjut hingga fase kedua dan ketiga. Tentunya yang tidak kalah penting, yakni tahap produksi.

Menurut rencana, uji klinis fase pertama dilaksanakan 9 Februari-8 Maret 2022. Sementara fase kedua pada 11 Maret-11 April 2022 dengan 405 sukarelawan. Sementara itu, fase ketiga dijadwalkan pada 5.000 subjek segera setelah fase 2 selesai.

Semua pihak tentu berharap vaksin Merah Putih bisa segera rilis dan masuk ke program vaksinasi nasional untuk membantu mengakhiri pandemi covid-19 di Indonesia.

Pemerintah menargetkan vaksin siap diproduksi massal pertengahan 2022. Meskipun dipercepat, tentu tidak boleh mengurangi kualitas, presisi, dan akurasi dari produknya.

Asas kehati-hatian tetap harus menjadi pertimbangan utama. Apalagi, cakupan vaksin Merah Putih ditargetkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun juga akan menjadi donasi dari Indonesia kepada penduduk dunia.

Kelak keberhasilan riset vaksin Merah Putih ini diharapkan mampu menjadi momentum pendorong bagi penelitian dan pengembangan vaksin dalam negeri dan menjadi kebanggan bangsa.

Di masa mendatang, tentu bangsa ini pantang ketinggalan. Skema kerja sama triple-helix, yakni pemerintah, industri farmasi, dan lembaga riset/perguruan tinggi yang telah mampu menjawab kebutuhan, harus direplikasi di sektor lainnya.



Berita Lainnya