Bukan Saatnya Dukung-mendukung

15/6/2021 05:00
Bukan Saatnya Dukung-mendukung
(MI/Seno)

 

PEMILIHAN presiden (pilpres) masih tiga tahun lagi. Namun, hiruk-pikuknya sudah mulai terdengar dan semakin kencang. Para elite politik dengan segala polah mereka, baik yang terang-terangan maupun melalui dalih kegiatan pelayanan publik, menyodorkan diri atau tokoh lain untuk dipopulerkan menuju Pilpres 2024.

Bukan hanya partai politik, mereka membutuhkan mesin lain untuk mengerek elektabilitas di ajang pemilu kelak. Kekuatan relawan pun dilirik dan yang terlihat paling menarik tidak lain ialah relawan pendukung Presiden Joko Widodo. Mereka jelas sudah teruji hingga mampu dua kali mengantarkan Jokowi ke kursi RI-1.

Rupanya sudah ada yang mengarahkan dukungan ke tokoh-tokoh tertentu yang ingin melaju ke kontestasi Pilpres 2024. Presiden Jokowi dalam arahannya di hadapan para relawan yang tergabung dalam Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi sampai meminta relawan bersabar, tidak terburu-buru menentukan dukungan.

Jokowi mengingatkan masih ada waktu untuk mengamati dan mempelajari konstelasi politik sebelum menentukan dukungan. Pada saatnya nanti, ia pun akan menyampaikan arah kemudi kapal besar para relawannya. Jokowi lantas mengajak segenap kelompok pendukungnya untuk fokus membantu pemerintah mengatasi pandemi covid-19 dan dampaknya terhadap penghidupan rakyat.

Arahan Jokowi itu sekaligus menegaskan posisinya yang sementara ini netral di tengah perebutan tiket kandidat calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024. Itu termasuk, terutama di partai asal Jokowi sendiri, yakni PDI Perjuangan.

Manuver relawan dapat menyeret-nyeret Jokowi dalam situasi dukung-mendukung yang terlampau dini. Padahal, Jokowi masih menjalankan tugas dan kewajiban sebagai presiden RI yang menaungi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Pemerintah juga masih sangat disibukkan oleh upaya mengakhiri wabah covid-19 sekaligus memperbaiki perekonomian yang terpukul oleh pandemi. Bila ada tokoh relawan Jokowi yang tampak mendukung kandidat calon presiden dan wakil presiden tertentu, berikutnya bisa ditebak.

Banyak pertanyaan yang akan ditujukan kepada Jokowi tentang sikapnya atas dukungan relawannya itu. Presiden bakal diusik oleh urusan yang tidak penting dan tidak genting hingga perhatiannya dari masalah bangsa terpecah.

Bukan hanya Presiden dan jajarannya di pemerintah pusat, para kepala daerah yang juga merupakan elite politik ikut memikul tanggung jawab serupa. Nyatanya, sebagian dari elite politik yang berkecimpung di parlemen ataupun pemerintahan memecah perhatian mereka sendiri dari pandemi.

Mereka sibuk menggalang dukungan, serta mengasah popularitas dan elektabilitas untuk kepentingan kontestasi Pemilu 2024. Kebanyakan dilakukan secara samar di tengah kegiatan yang tampaknya betul-betul merupakan tugas kepala daerah.

Kita perlu mengingatkan kembali, pandemi covid-19 masih jauh dari teratasi. Lonjakan demi lonjakan kasus terus-menerus terjadi. Bukan hanya di 1-2 daerah, melainkan hampir merata di seluruh daerah di Tanah Air. Kelengahan karena tidak fokus dari tugas-tugas kepemimpinan dalam penanganan pandemi dapat berakibat fatal.

Masyarakat memerlukan anutan dalam melawan covid-19. Sibuk dalam kegiatan lain yang tidak mendesak memberikan sinyal wabah tidak perlu dikhawatirkan. Masyarakat pun akan cenderung mengikuti sinyal dan bersikap menyepelekan penularan covid-19 karena mengira sudah aman.

Nanti akan tiba saatnya aksi saling dukung-mendukung calon presiden dan wakil presiden tampak cukup elok, tetapi tidak sekarang.



Berita Lainnya