Membela Palestina Membela Kemanusiaan

17/5/2021 05:00
Membela Palestina Membela Kemanusiaan
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

 

KONFLIK antara Palestina dan Israel memuncak lagi. Saling serang antara dua musuh bebuyutan itu kembali mengaduk-aduk emosi dunia, termasuk Indonesia, tetapi kita mesti bijak menyikapinya.

Konflik Palestina dan Israel memanas sejak Senin (10/5). Hingga kemarin, Israel yang memang unggul kekuatan dan persenjataan terus membombardir Jalur Gaza dengan serangan udara. Korban pun berjatuhan, dan lagi-lagi, rakyat Palestina yang paling kena imbasnya.

Tak kurang dari 140 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, telah tewas. Sekira 1.000 orang lainnya luka-luka dan puluhan ribu orang mengungsi. Korban diyakini akan terus bertambah karena tentara Zionis Israel terus menunjukkan arogansi dan kekejamannya.

Konflik Palestina-Israel ialah barang lama. Bibit konflik itu bahkan mulai tertanam sejak sekitar 100 tahun silam, kemudian tumbuh dan membesar hingga sekarang. Kedua negara rutin terlibat perang atau sekadar saling serang. Tak terhitung lagi jumlah korban.

Kita, bangsa Indonesia, selalu berdiri di belakang Palestina. Pun demikian saat ini, kita langsung menyuarakan dukungan dan keberpihakan kepada bangsa dan bangsa Palestina.

Sebagai representasi rakyat dan bangsa Indonesia, Presiden mengutuk keras tindakan Israel menyerang Palestina. Dia mengatakan, situasi di Palestina merupakan isu global yang terus menjadi perhatiannya.

Tak cuma mengecam, tak hanya mengutuk, tak sekadar memperhatikan, Jokowi juga intens berkomunikasi dengan para pemimpin dunia mengenai kondisi Palestina. Dia mencoba menggalang kekuatan dunia untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di tanah Palestina.

Kita sepakat, amat sepakat, dengan sikap pemerintah Indonesia. Apa yang dilakukan Jokowi tepat, sangat tepat, karena sejak dulu, kini, dan hingga nanti Indonesia selalu ada untuk Palestina. Dukungan politik, sosial, maupun ekonomi sudah dan akan terus diberikan selama mereka membutuhkan.

Perlu kita ingatkan dan tegaskan lagi, keberpihakan kita kepada Palestina bukan karena latar belakang agama. Mayoritas penduduk Indonesia dan Palestina memang muslim, tetapi bukan itu yang menjadi landasan utama dukungan kita.

Konflik antara Palestina dan Israel juga bukan konflik agama. Ia ialah konflik antara bangsa yang terjajah dan penjajah. Ia permusuhan antara bangsa yang ditindas dan penindas. Ia perseteruan antara negara yang ingin merdeka dan yang ingin melanggengkan nafsu kolonialismenya.

Pembelaan kita kepada Palestina ialah implementasi amanah konstitusi.

Bukankah dalam pembukaan UUD 1945 jelas dinyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan?

Itulah komitmen Indonesia, komitmen yang semestinya juga dikedepankan seluruh anak bangsa. Bukan sebaliknya, konflik Palestina-Israel justru membelah masyarakat kita karena persepsi keliru bahwa konflik itu konflik agama.

Membela rakyat Palestina karena sentimen agama tertentu jelas salah karena ada banyak agama di sana dan semuanya bersatu melawan Israel. Memihak Israel karena agama lebih salah lagi karena yang dilakukan negeri Yahudi itu ialah bentuk agresi, penjajahan, penindasan, dan pelanggaran HAM. Selain melanggar hukum internasional, tindakan-tindakan tercela itu tentu bertentangan dengan ajaran agama apa pun.

Di banyak negara, penderitaan rakyat Palestina menyatukan rakyat mereka dari lintas latar belakang untuk mengutuk agresi Israel. Demikian pula semestinya di negeri ini. Bersama mendukung perjuangan rakyat Palestina ialah kemestian karena membela mereka berarti membela kemanusiaan.



Berita Lainnya