Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
DEMOKRASI di Indonesia kembali diuji dengan munculnya wacana pembentukan koalisi poros partai Islam. Politik identitas yang jelas-jelas buruk bagi demokrasi lagi-lagi hendak diusung para politisi yang katanya pejuang demokrasi.
Wacana pembentukan poros partai Islam berawal dari pertemuan antara Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, pada Rabu (14/4). Dari situlah wacana bergulir dengan segala dinamika hingga saat ini. Partai-partai Islam lain seperti PBB dan PKB menganggapnya baik meski dengan catatan, tetapi ada pula yang mengkritik, bahkan menentang, termasuk PAN.
Sebagai negara demokrasi, Republik ini memang menjamin ciri khas atau identitas partai politik. Undang-undang No 2 Tahun 2011 tentang Parpol mempersilakan partai eksis dengan ideologi tertentu selama tak dilarang, termasuk berideologi agama. Akan tetapi, harus lantang kita suarakan bahwa kepentingan bangsa ialah yang paling utama.
Sejak reformasi, poros partai Islam memang pernah unjuk gigi dengan menjadikan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai presiden. Kisah sukses itulah yang hendak diulang dalam menatap Pilpres 2024 mendatang. Mereka, para penggagas wacana, menginginkan koalisi partai Islam reborn, padahal situasi dan kondisinya sudah sangat berbeda.
Niat hendak menghidupkan kembali koalisi partai berbasis identitas saat ini dan di kemudian hari bertentangan dengan akal sehat. Ia bukan niat yang baik karena sejarah menunjukkan penggunaan simbol-simbol agama justru menyebabkan terjadinya turbulensi politik.
Penggunaan jargon agama sebagai merek jualan juga terbukti membonsai demokrasi. Demokrasi akan bagus, berkualitas, dan substansial jika ia dibangun dan dimatangkan dengan politik rasional. Sebaliknya, demokrasi hanya akan sebatas prosedural dan rutinitas tiada guna jika diramaikan dengan argumen-argumen irasional, termasuk dengan memolitisasi agama.
Kita tentu ingin demokrasi kita dari waktu ke waktu semakin sehat dan bermutu. Karena itu, tak semestinya lagi kita memberikan ruang bagi politik model poros-porosan berbasis identitas.
Tak cuma bagi demokrasi, wacana pembentukan poros partai Islam juga buruk bagi kehidupan bangsa dan negara. Ia dipastikan akan melahirkan antitesis poros lain berbasis nonagama. Kalau itu terjadi, kompetisi demokrasi akan menyuguhkan pertarungan head to head dua kubu yang sengit, panas, dan pasti membelah masyarakat.
Pilkada DKI Jakarta 2017 ialah contoh nyata tatkala agama dijadikan instrumen untuk memenangi rivalitas hingga menyebabkan keretakan kohesivitas sosial. Pilpres 2014 dan 2019 terang benderang memperlihatkan betapa agama yang dijadikan alat untuk menyerang calon di perhelatan itu mengancam integrasi nasional.
Luka bangsa ini akibat politik identitas masih menganga lebar. Sekat-sekat akibat penggunaan agama dalam politik masih amat tebal memisahkan sesama anak bangsa. Tidak gampang memulihkannya, karena itu jangan memperparah lagi.
Poros partai berbasis identitas, termasuk koalisi partai Islam, ialah barang usang. Ia bertentangan dengan politik kekinian yang mengedepankan rasionalitas, bukan berkutat pada sentimen agama sebagai pembusukan akal sehat.
Wacana pembentukan koalisi partai Islam hanya akan menyeret bangsa ini ke masa silam yang kontraproduktif bagi upaya kita menjemput masa depan. Sebagai wacana saja ia tak elok, apalagi jika sampai diwujudkan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.
PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.
SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.
EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.
BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.
MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.
Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.
ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.
KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.
Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.
KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.
KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.
NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.
Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.
EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.
SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved